Nama lain: SSO (seaside organism) disease [1]
Etiologi/ penyebab
Haplosporidium costale, protozoa protista, dulu dinamakan Minchinia costalis [1]
Hospes : Crassostrea virginica [1] dan Crassostrea gigas [3].
Stadium rentan
Infeksi ringan banyak terjadi pada tiram dewasa [7].
Epizootiologi
penyakit ini terjadi di Pantai Timur Kanada dan Amerika Serikat [1]. Penyakit ini juga dilaporkan menyebar hingga Perancis dan China [3]. Penularan membutuhkan hospes intermediet. Sporulasi dan puncak mortalitas terjadi di bulan Mei-Juni. Di bulan lain infeksi bersifat subklinis. Sporulasi terjadi di dalam jaringan ikat tiram yang hampir mati. Penyakit hanya terjadi pada salinitas >25ppt. [1]. Infeksi H. costale tidak bersifat serius [6]. Tingkat kematian di akhir musim semi di Massachusetts tahun 1998 berkisar antara 20-70% [7].
Faktor pendukung
Infeksi parasit ini banyak terjadi pada salinitas tinggi (>25ppt) [7].
Siklus hidup
Tidak diketahui [9].
Gejala Klinis
Tiram bernafas cepat, emasiasi, mantel mengalami resesi [1]. Tiram akan mengalami perlambatan pertumbuhan, dan infeksi akan bersifat subklinis sepanjang musim gugur dan dingin [8].
Perubahan patologi
Spora berukuran kecil (3,3 x 4,3ยตm) berada di jaringan ikat, namun tidak pada epitel digestive gland [4]. Pada jaringan seringkali teramati infiltrasi hemosit namun fagositosis plasmodia jarang terjadi [9].
Diagnosa banding
H. costale dapat dibedakan dari H. nelsoni dilihat dari loksi sporulasinya, namun tidak dapat dibedakan dari spesies Haplosporidia lainnya [1,5]. H. costale berukuran lebih kecil, sporulasi terjadi di jaringan ikat antar tubulus hepatopankreas, bukan di epitelnya [6]. Secara morfologi, plasmodia keduanya sulit dibedakan [9].
Metode Diagnosa
Tidak ada gejala klinis spesifik yang dapat menjadi acuan diagnosa [8]. ISH, PCR, histopatologi [1] imprint, TEM dapat digunakan [2]. Pada pewarnaan tahan asam, spora berwarna merah [4].
Pencegahan dan Pengendalian
Tidak ada metode pengendalian yang pasti. Pemindahan tiram atau pemanenan pada usia 18-24 bulan ke salinitas lebih rendah akan mengurangi terjadinya kerugian akibat penyakit ini [1,6]. Filtrasi dan UV untuk sterilisasi membantu mencegah penularan melalui air [2].
Referensi
1. Raidal, S., Garry Cross, Stan Fenwick, Philip Nicholls, Barbara Nowak, Kevin Ellard, Frances Stephens. 1004. Aquatic Animal Health: Exotic Diseases Training Manual. Murdoch Print: Australia
2. Reantaso M G., B., Mcgladdery S E, Subangsinghe. 2001. Asian Diagnostic Guide to Aquatic Animal Diseases. FAO Fisheries Technical Paper, No. 402, supplement 2. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Rome, Italy, 240 pp.
4. Meyer, T & Burton, T. 2009. Disease of wild and cultured shellfish in Alaska. Alaska Department of Fish and Game: USA
5. Walker, P. and Subasinghe, R. (eds.). 2000. DNA-based molecular diagnostic techniques: research needs for standardization and validation of the detection of aquatic animal pathogens and diseases. Report and proceedings of the Joint FAO/NACA/CSIRO/ACIAR/DFID Expert Workshop. Bangkok, Thailand, 7-9 February 1999. FAO Fisheries Technical Paper. No.395. Rome, FAO. 93p
6. Woo, P.T.K. (Ed). 2006. Fish diseases and disorders Volume 1: Protozoan and Metazoan Infections Second Edition2nd ed. CABI International
7. Stokes, N. & Carnegie, R. Haplosporidiosis in Bivalve Molluscs: New Perspectives on Haplosporidium costale, Agent of SSO Disease in Crassostrea virginica
8. Cherif-Feildel, M., C. Lagy, Y. Quesnelle, H. Bouras, S. Trancart, M. Houssin. 2022. Detection of the protistan parasite, Haplosporidium costale in Crassostrea gigas oysters from the French coast: A retrospective study. Journal of Invertebrate Pathology 195, 107831
9. Burreson, E.M. & Stokes, N.A. 2006. 5.2.2 Haplosporidiosis of Oysters
No comments:
Post a Comment