Nama lain: Milky haemolymph disease of Spiny (Panulirus spp) lobster / MHD-SL [1], Milky white disease [2]
Etiologi/ penyebab:
Rickettsia like bacteria. Organisme iniberbentuk batang, berukuran 0.6µm x 1.4 to 2.0 µm.
Hospes :
spiny lobster (Panulirus sp.), P. ornatus, P. Homarus, P. stimsoni [1], P. Polyphagus [5].
Stadium rentan :
Epizootiologi:
Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Vietnam pada tahun 2007. Penyakit disebarkan secara horizontal dari lobster yang terinfeksi di keramba atau dari air yang terkontaminasi. Diduga, penyakit ini bersumber dari pakan segar atau hidup. Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit ini cukup tinggi [1]. Di Vietnam, saat outbreak, kematian lobster per tahun mencapai lebih dari 50% bahkan 100% pada daerah tertentu [3]. Di Indonesia, penyakit ini dilaporkan terdapat pada tahun 2012 di Lombok [2].
Faktor pendukung
Tidak diketahui [1], namun demikian, keramba yang ditempatkan pada dasar laut dan teknis budidaya yang kurang higienis meningkatkan resiko infeksi [3].
Gejala Klinis
Lobster akan mulai memperlihatkan gejala klinis dalam 3-5 hari berupa hemolim berwarna susu di bawah pleura eksoskeleton yang membengkak (terlihat dari bagian ventral). Hemolim sulit menggumpal dan berwarna keruh [1]. Hemolim putih ini juga dapat keluar dari luka pada tubuh [2]. Lobster menjadi anoreksia dan tidak aktif. Lobster akan mati segera setelah gejala klinis muncul [1]
Gb. gejala klinis milky haemolymph disease
(Koesharyani et al, 2021)
(Koesharyani et al, 2021)
Perubahan patologi
Patogen ini menyerang hemolim dan seluruh jaringan ikat. Hemolim pada hemocoel dan ruang jaringan berwarna putih susu di semua organ utama dan jaringan. Pada pengamatan histopatologi sel-sel membengkak dan jenisnya tidak jelas. Hemolim dalam hemocoel mengandung banyak sel bakteri kecil basofilik serupa agregat besar. Sel-sel hemosit yang memfagosit membentuk massa besar mengelilingi sel bakteri yang kecil [1]. Massa ini ditemukan pada hepatopankreas, insang, gonad, midgut, dan otot [6].
Diagnosa banding
-
Metode Diagnosa
Dengan menggunakan pewarnaan gram dari hemolim, terdapat bakteri gram negatif batang. Ulas jaringan juga menunjukkan bakteri kecil melengkung dalam jumlah banyak. Patogen dapat juga terlihat dengan mudah pada histopatologi. Metode PCR juga dapat dilakukan untuk deteksi [1]. Organ yang dapat digunakan untuk deteksi PCR adalah hepatopankreas, hemolim, dan otot [4]
Pencegahan dan Pengendalian
Tindakan pengobatan dengan injeksi antibiotik oksitetrasiklin efektif mengatasi penyakit ini. Namun demikian, pencegahan lebih baik diterapkan untuk keberlanjutan budidaya [2]. Pemberian imunostimulan, vitamin, probiotik, dan mineral dapat membantuk meningkatkan kesehatan lobster [3]. Pencegahan milky disease ini dapat dilakukan dengan memilih lokasi budidaya yang baik. Disarankan, keramba dipasang pada kedalaman lebih dari 2,5m dari dasar laut. Lokasi juga harus memiliki arus air yang baik, dengan gelombang dan ombak yang mampu mengalirkan air baru yang bersih. Kepadatan lobster juga harus dijaga agar mencukupi kapasitas minimal layak budidaya. Begitu juga dengan desain keramba dan ukuran mesh atau jaring untuk memaksimalkan aliran air di keramba. Jaring juga harus secara rutin dibersihkan dan diganti. Khusus pakan segar, sebaiknya diganti dengan pelet untuk mengurangi potensi infeksi dari pakan. Sisa pakan juga harus segera dibersihkan. Dan yang tak kalah penting adalah kemampuan teknis dari personel yang mampu merespon secara cepat apabila penyakit muncul [2].
Referensi
- 2008. Milky Haemolymph disease of spiny lobster (Panulirus spp). OIE Aquatic Animal Disease Cards
- Radhakrishnan, E.V., B.F. Phillips, G. Achamveetil (Ed). 2019. Lobsters: Biology, Fisheries and Aquaculture. Springers Nature Singapore
- Aciar Project Smar2008/021 Audit of Diseases Of Farmed Spiny Lobsters In Vietnam
- I Koesharyani, N.L.A. Lasmika, K. Sugama.2021. Study on milky haemolymph diseases infection in wild and cultured of spiny lobster, Panulirus homarus in Indonesia. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 890 012034
- Jones C.M. (ed) 2015. Spiny lobster aquaculture development in Indonesia, Vietnam and Australia. Proceedings of the International Lobster Aquaculture Symposium held in Lombok, Indonesia, 22–25 April 2014. ACIAR Proceedings No. 145. Australian Centre for International Agricultural Research: Canberra. 285 pp.
- Sudewi, Z. Widiastuti, B. Slamet, K. Mahardika. 2018. Experimental Infections Of Milky Hemolymph Disease In Spiny Lobster Panulirus homarus. Indonesian Aquaculture Journal
No comments:
Post a Comment