-->

Referensi

    Friday, 8 September 2023

    Larval mycosis pada kepiting

    Nama lain:  Mycotic disease, infeksi jamur

    Etiologi/ penyebab
    Jamur Lagenidium, Halipthoros, Halocrusticisa, Sirolpidium [1,2], Atkinsella [7].

    Hospes
    Kepiting bakau (Scylla oceanica, S. tranquebarica, S. serrata), Portunus trituberculatus, P. pelagicus, Cancer magister [1,4,7,8]

    Stadium rentan
    Telur, zoea [1]. Stadium zoea 1 lebih sensitif dibandingkan zoea 4 [6]. Larva juga rentan terhadap infeksi jamur ini karena eksoskeleton yang tipis [2].

    Epizootiologi
    Infeksi jamur pada kepiting dapat menyebabkan kematian yang fatal dan seringkali sebagai infeksi sekunder. Jamur akan memakan jaringan tubuh yang terluka sehingga mengakibatkan kesulitan bergerak [3]. Infeksi jamur pada telur dapat mengakibatkan telur sulit menetas. Apabila telur tersebut di tebar, maka zoospora infektif akan menyebar di sistem pemeliharaan. Untuk larva, infeksi jamur dapat mengakibatkan kematian [2]. Tingkat kematian pada zoea dapat mencapai 60% [6]. Pada larva C. magister, kematian akibat Lagenidium mencapai 40% [8].

    Siklus Hidup
    Fungi menghasilkan zoospora di air laut, berenang bebas dan masuk ke dalam inang dengan membentuk hifa germinasi. Antara Lagenidium, Haliphthoros dan Hlocrusticida memiliki reproduksi aseksual yang berbeda-beda [1].

    Gb. Siklus infeksi fungi pada larva kepiting
    (Lavilla-Pitogo & de la Pena, 2004)

    Faktor pendukung

    Gejala Klinis
    Tubuh kepiting mengalami perubahan warna keputih-putihan [1]. Larva yang terinfeksi akan berkumpul di dasar sehingga terlihat serupa massa putih [2]. Pada infeksi Lagenidium yang berat, seluruh tubuh tergantikan oleh mycelia [3]. Zoea berwarna putih dan terisi oleh hifa non septa [7].

    Perubahan patologi

    -

    Diagnosa banding

     -

    Metode Diagnosa
    Pengamatan sederhana dapat dilakukan dengan metode preparat basah [2]. Pada pengamatan mikroskop teramati jamur tak bersepta, berukuran 20-50um. Jamur dapat diisolasi menggunakan agar PYGS. Pada agar, Lagenidium memikiki hifa dengan karkateristik tipis dan membulat,  Haliphthoros memiliki hifa tebal ireguler dan Halocrusticida dengan hifa ireguler yang terhubung dengan kuncup [1].

    Pencegahan dan Pengendalian
    Pemantauan larva dengan mikroskop secara rutin perlu di lakukan untuk deteksi dini. Indukan betina dapat direndam dengan 25ppm formalin untuk mencegah penularan jamur dari telur ke larva [2]. Namun demikian pada studi Hamasaki dan Hatai (1993) pemberian pada dosis tersebut pada bersifat toksik terhadap telur satu hari pasca menetas dan juga toksik pada indukan jika diberikan pada jangka panjang. Namun demikian, treatmen tersebut aman digunakan pada larva [4]. Sejumlah disinfektan jangka pendek juga dapat digunakan [2]. Sebanyak 15-20ppm formalin dan 0,1 ppm treflan efektif untuk membasmi zoospora [1]. Pestisida trifuralin, fungisida captan,  Benomyl, efektif untuk mengatasi infeksi Lagenidium pada C. Magister. Pengendalian jangka pendek terbaik adalah saat molting [8]. Perendaman dengan air bersalinitas 7-15ppt selama 10-15 menit dapat menghentikan mobilitas zoospora [2]. Penanganan dengan pemeliharaan pada pH 9,25  dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup larva Portunus trituberculatus dari infeksi Halocrusticida okinawaensis. pH tersebut juga tidak berbehaya bagi zoea, rotifer, artemia, dan alga [5].

    Referensi

    1. Zafran, D. Roza, I. Koesharyani, F. Johnny, K. Yuasa.1998. Manual for Fish Disease Diagnosis Marine Fish and Crustacean Disease in Indonesia. Gondol Research Station for Coastal Fisheries-JICA

    2. Lavilla-Pitogo C.R, de la Peña LD. 2004. Diseases in Farmed Mud Crabs Scylla spp.:Diagnosis, Prevention, and Control. SEAFDEC Aquaculture Department, Iloilo, Philippines, 89 p
    3. Jithendran, K.P., M. Poornima, C.P. Balasubramanian, S. Kulasekarapandian. Disease of md crabs in India. Central Institute of Brackishwater Aquaculture: Tamil Nadu, India.
    4. Hamasaki, K. & Hatai, K. 1993. Prevention of Fungal Infection in the Eggs and Larvae of the Swimming Crab Portunus trituberculatus and the Mud Crab Scylla serrata by  Bath Treatment with Formalin. Nippon Suisan Gakkaishi 59(6): 1067-1072
    5. Yasunobu, H. & Hatai, K. 1997. Prevention of a Fungal Infection in the Swimming Crab Portunus trituberculatus Larvae by High pH of Rearing Water. Nippon Suisan Gakkaishi 63(1): 56-63
    6. Roza, D. & Hatai, K. 1999. Pathogenicity of fungi isolated from the larvae of the mangrove crab, Scylla serrata, in Indonesia. Mycoscience 40: 427-431
    7. Nakamura, K. & Hatai, K. 1995. Three species of Lagenidiales isolated from the eggs and zoeae of the marine crab Portunus pelagicus.Mycoscience 36: 87-95
    8. Armstrong, D.A., D.V. Buchanan, R.S. Cadlwell. 1975. A Mycosis Caused by Lagenidium sp. in Laboratory-Reared Larvae of the Dungeness Crab, Cancer magister, and Possible Chemical Treatments. Journal of invertebrate pathology 28, 329-336

    No comments:

    Post a Comment