Nama lain: bacterial septicaemia [3], systemic vibriosis [3], Seagull syndrome, Sindroma de caviota [5], seagull syndrome, sindroma gaviota, black/brown spot disease [11], Syndrome 93 [13]
Etiologi/ penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio spp dari berbagai spesies seperti Vibrio harveyi, V. alginolyticus, V.parahaemolyticus, V. anguillarum, V. mimicus, V. fluvialis, V. splendidus, V. penaeicida, V. campbellii, V. carchariae, V. cholerae, V. damsela, V. ordalii, and V. vulnificus [4,5]. Merupakan bakteri gram negative motil berbentuk batang [14]. Bakteri ini bersifat oportunistik, dapat bertindak sebagai agek penyakit tunggal maupun infeksi sekunder [12].
Hospes : P. japonicus, P. monodon, P. vannamei [5]
Stadium rentan : juvenil dan hampir seluruh stadium udang [4,5]
- Vibriosis terlokalisir (luka, shell disease, black spot disease, black splinter disease)Perubahan berupa hemosit yang beragregasi dan mengalami melanisasi dengan bakteri di bagian dalam atau di sekitar lesi. Bentuk lesi ini terjadi akibat adanya luka sayatan atau irisan, infeksi sekunder akibat stress fisik/kimia, abses akibat infeksi parasit, infeksi enteric [10]. Lesi biasanya berupa area berwarna hitam di ekor, insang, tubuh. Warna hitam berasal dari deposit melanin sebagai produk akhir respon keradangan. Beberapa vibrio menghasilkan enzim kitinase yang dapat menghancurkan kutikula [16].
- Vibriosis sistemik (seagull syndrome/ sindroma de gaviota).Terdapat nodul hemositik melanisasi dan/ non melanisasi dengan pusat sepsis pada organ limfoid, jantung, insang, hemocoel, dan jaringan ikat. Vibriosis tipe ini biasanya disebabkan oleh V. parahaemolyticus dan V. vulnificus/ V. harveyi
- Septic Hepatopancreatitis (SHP/Red disease/ tea brown gill syndrome)Ditandai dengan atrofi hepatopancreas dengan nekrosis multifocal dan peradangan hemosit pada tubulus proksimal hepatopancreas. Sedangkan tubulus distal hamper tidak terpengaruh. Bakteri akan mudah teramati berbentuk batang berkoloni pada debris jaringan di lumen ataupun pada tubulus yang mengalami peradangan dan nekrosis. Kondisi “red disease” mengindikasikan bahwa udang telah masuk tahap akhir penyakit. Sejumlah laporan menyatakan bahwa SHP berkaitan dengan pemberian pakan yang tengik [10]. Pada tea brown gill syndrome, udang akan berpendar, lalu 3-4 hari kemudian akan mati dengan memperlihatkan gejala insang berwarna coklat. Warna ini muncul berkaitan dengan kualitas air yang buruk[16].
Hepatopankreas yang terinfeksi memiliki vakuola lebih sedikit yang menandakan rendahnya penyimpanan lemak dan glikogen. Di Thailand, vibriosis dilaporkan mengakibatkan spheroid pada organ lymphoid [13]. Pada tambak dengan kepadatan fitoplankton yang tinggi, vibriosis kronis bisa tidak teramati hingga pemanenan dimana tingkat kelulushidupannya akan terlihat rendah [11].
Referensi
- Felix, S. 2013. Advances in Shrimp Aquaculture Management. Daya Publishing House: India
- Alavandi, S.V., Vijayan, K.K., Rajendran, K.V. 1995. Shrimp Disease, Their Prevention and Control. Central Institute of Brackishwater Aquaculture: Madras
- CIBA Training Programme on “Diagnosis and Management of Shrimp Diseases….21st-26th November 2005
- Otta, S.K. dan Patil, P.K. 2012. Training Programme On Management Of Emerging Diseases Of Shrimp With Special Reference To Pacific White Shrimp, Litopenaeus Vanname. Aquatic Animal Health And Environment Division Central Institute Of Brackishwater Aquaculture: Chennai
- Otta, S.K., S.V. Alavandi, K.K. Vijayan. Field Guide for Diagnosis, Prevention, and Control of Disease of Shrimp and Finfish in Brackish water Aquaculture. Central Institute of Brackishwater Aquaculture, 38pp
- Raj, S.P (ed). Shrimp Farming Techniques, Problems And Solutions. Palani Paramount Publication: Palani
- Department of Primary Industries and Fisheries. 2006. Australian Prawn Farming Manual Health Management for Profit. Queensland Complete Printing Services: Australia
- Arifin, Z., C. Kokarkin, T.P Priyoutomo. Penerapan Best Management Practices (Bmp) Pada Budidaya Udang Windu Penaeus Monodon Fabricius) Intensif. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau: Jepara
- Bryand, D.L., A.L. Kadilak., S.R. Pani. 2006. Good management Practices for Shrimp farming in Costa Rica. nstituto Costarricense de Pesca y Acuicultura: Costa Rica
- Manual ASEAN good shrimp farm management practice. ASEAN Cooperation in Food, Agriculture and Forestry. Fisheries Publication Series No 1
- Brock, J.A. dan Main, K.L. 1994. A Guide to The Common Problems and Diseases of Cultured Penaeus vannamei. The Oceanic Institute: Honolulu
- Browdy, C., J. Hargreaves, T. Hoang, Y. Avnimelech (Ed). 2013. Proceeding Biofloc Technology and Shrimp Disease Workshop. The aquaculture engineering society:USA
- Review of pathogens of prawns
- Lightner, D.V (Ed). 1996. A Handbook of Shrimp Pathology and Diagnostic Procedures For Diseases of Cultured Penaeid Shrimp. The World Aquaculture Society
- Cadiz, R.E., R.F.M. Traifalgar, R.C. Sanares, K.G.S. Andrino-Felarca, V.L. Corre Jr. 2016. Comparative efficacies of tilapia green water and biofloc technology (BFT) in suppressing population growth of green Vibrios and Vibrio parahaemolyticus in the intensive tank culture of Penaeus vannamei. AACL Bioflux 9(2)
1. Graindorge, V.A & Flegel, T.W. 1999. Diagnosis of shrimp disease with emphasis on the black tiger shrimp (Penaeus monodon). FAO: Roma
No comments:
Post a Comment