-->

Referensi

    Wednesday, 22 February 2023

    Sindrom Bolitas

    Nama lain: Bolitas Blancas =  Zoea syndrome [5]

    Etiologi/ penyebab: Bolitas blancas disebutkan disebabkan oleh V. harveyi [1], V. Alginolyticus [7]. Adapula yang menyebutkan bahwa penyebab sindrom bolitas adalah toksin dari bakteri  terutama Vibrio sp. [3,7]. Dan sejumlah informasi menyebutkan keterkaitan dengan efek logam berat [7]. Sedangkan untuk bolitas nigricans, sepertinya tidak berkaitan secara langsung dengan bakteri. Bola-bola kecil pada bolitas nigricans teridentifikasi sebagai zat klorofil. Tampilannya berwarna hitam karena toksin yang dihasilkan oleh bakteri yang ada di saluran pencernaan [7].

    Hospes
    udang penaeid [1]

    Stadium rentan :
    larva dan PL udang penaeid [1]. Bolitas blancas biasanya terjadi pada zoea [5].

    Epizootiologi:
    Penyakit ini banyak dilaporkan di Amerika latin. Berdasarkan terminologinya, bolitas nigricans bermakna bola-bola kecil [1]. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian yang tinggi pada PL dan juvenil [1]. Pada bolitas blancas, kematian tertinggi terjadi pada umur 36 dan 48 hari setelah perubahan zoea 1 ke zoea 2 [5]. Sedangkan pada bolitas negricans kematian tertinggi terjadi pada saat perubahan protozoea III ke mysis I [6]. Bolitas negricans mengakibatkan gangguan metabolisme dan tingkat pencernaan alga yang buruk. Kaitan bolitas nigricans dengan budidaya larva belum banyak diketahui [7].

    Faktor pendukung

    -

    Gejala Klinis
    Bolitas blancas ditandai dengan bola-bola pada jaringan epitel yang dapat menghambat saluran pencernaan [1]. Sindrom ini banyak dikaitkan dengan pertumbuhan bakteri luminescent yang diikuti dengan penurunan feeding rate, berenang lambat, penurunan respon melarikan diri, dan kematian yang tinggi [7]. Gejala bolitas negricans terjadi sejak hari kedua pasca infeksi [6].

    Gb. Bolitas blancas  (Pict. Luis Fernando Aranguren)

    Perubahan patologi
    Secara tampilan, bolitas blancas ditandai dengan sel-sel epitel yang mengalami sloughing atau pengelupasan [3]. Epitel yang mengalami pengelupasan berasal dari organ usus dan hepatopancreas [4]. Epitel yang mengelupas tampak seperti bola-bola sehingga disebut dengan “bolitas blancas/bola putih” [7]. Pengelupasan ini bersirkulasi bebas di usus, penyakit ini juga berkaitan dengan hemocytic enteritis [5]. Pada bolitas negricans, perubahan yang teramati berupa berkas jaringan nekrois di hepatopancreas. Ketika hal ini terbentuk, terjadi atrofi hepatopancreas [6]. Tampilannya berupa bola berwarna kehitaman [7].
    Bolitas negricans (Jimenez-Guzman, 1999)

    Gb. Bolitas blancas (Pict. Luis Fernando Aranguren)


    Diagnosa banding
    -

    Metode Diagnosa
    Pemeriksaan adanya bolitas dapat dilakukan secara mikroskopis dengan penilaian sebagai berikut [4]:
    Skor 10 – tidak ada bolitas
    Skor 5 – ada bolitas 1-3
    Skor 0 – ada bolitas >3
    Bolitas juga dapat mudah teramati pada pengamatan preparat histopatologi. 

    Pencegahan dan Pengendalian
    Bolitas dapat diatasi dengan melakukan penebaran cepat di hatchery (3-4 hari), penggunaan probiotik, pemeliharaan Kesehatan dan manajemen pakan [2]. Pada studi yang dilakukan oleh Alfonso et al (1996) membuktikan bahwa penggunaan probiotik yang mengandung bakteri Bacillus (B. subtilis, B. licheniformis y B. polymyxa), serta kombinasi Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Pseudomonas putida, P. stutzeri, P. fluorescens dan Enterobacter cloacae efektif dalam mencegah adanya bolitas pada P. schmitti  [8]

    Referensi

    1. Otta, S.K., S.V. Alavandi, K.K. Vijayan. Field Guide for Diagnosis, Prevention, and Control of Disease of Shrimp and Finfish in Brackish water Aquaculture. Central Institute of Brackishwater Aquaculture, 38pp
    2. Otta, S.K. dan Patil, P.K. 2012. Training Programme On Management Of Emerging Diseases Of Shrimp With Special Reference To Pacific White Shrimp, Litopenaeus Vanname. Aquatic Animal Health And Environment Division Central Institute Of Brackishwater Aquaculture: Chennai
    3. Graindorge, V.A & Flegel, T.W. 1999. Diagnosis of shrimp disease with emphasis on the black tiger shrimp (Penaeus monodon). FAO: Roma
    4. 2007. Improving Penaeus monodon hatchery practices. Manual based on experience in India. FAO Fisheries Technical Paper. No. 446. Rome, FAO. 101p.
    5. Panchana, F., Sotomayor, J. Melena. 2011. Atlas de Histopatología de Penaeus vannamei: Volumen II (Bacterias, hongos y parásitos). Revista Tecnológica ESPOL – RTE, 24(1)
    6. Robertson, P.A.W., J. Calderon, L. Carrera, J.R. Stark, M. Zherdmant, B. Austin. 1998. Experimental Vibrio harveyi infection in Penaeus vannamei larvae. Disease of Aquatic organisms 32: 151-155
    7. Bruno, G.G., R. Ana, G. F. Ana.L. 2001. Enfermedades infecciosas más comunes en la camaronicultura en México y el impacto del uso de antimicrobianos. Recuperado de. Link jurnal
    8. Alfonso, E.; Beltrame, E.; Andreatta, E. R.; Lemos, A.; Quaresma, J. 1996. Uso de bacterias beneficiosas en la larvicultura del camarón Penaeus schmitti. Link jurnal

    No comments:

    Post a Comment