Tak dapat dipungkiri bahwa bahan kimia banyak digunakan dalam pembenihan
ikan. Penyebab maraknya penggunaan bahan kimia ini sangat beragam namun
dengan tujuan yang sama yakni keberhasilan budidaya. Bahan kimia ini ada
digunakan secara rutin, adapula yang digunakan sewaktu-waktu pada proses
tertentu saja. Berikut adalah uraian beberapa jenis bahan kimia yang
digunakan di dalam proses pembenihan ikan.
1. Hormon
Hormon banyak digunakan saat pemijahan ikan. Perangsangan secara hormonal
ini dilakukan dengan menyuntikkan substansi hormon ke tubuh ikan. Masuknya
hormon diharapkan dapat merangsang sistem reproduksi ikan. Perangsangan
dengan hormon akan mempermudah pemijahan pada ikan yang belum diketahui
cara membangkitkan sinyal reproduksinya dan membantu memijahkan ikan di
luar musim pijahnya. Jenis hormon yang digunakan dalam pemijahan dan
pembenihan antara lain:
a. Gonadotropin
Biasanya merupakan kombinasi ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan mamalia
b. LHRH-a (Luteinizing Hormone Releasing Hormone-analog)
Hormon ini digunakan untuk menginduksi ovulasi.
c. Steroid
Jenis hormon ini diujicobakan pada ikan lele. Namun hasilnya belum
memuaskan
d. Metiltestosteron
Hormon ini banyak digunakan pada nila untuk mendapatkan nila monosex
e. Estradiol
Sama sepeerti metiltestosteron, hormon ini digunakan untuk menghasilkan
individu monosex.
Penggunaan hormon ini harus secara hati-hati. Residu tidak akan ditemukan
dalam kadar tinggi jika penggunaannya dengan cara dan jangka waktu yang
tepat. Berdasarkan permen KP no 1 tahun 2019 mengenai Obat Ikan, Estradiol
Sintetis (dietil stilbestrol, benestrol, dienestrol),17α-Metiltestoteron,
HGPs (Hormon Growth Promotors) masih masuk ke dalam kelompok non
antimikroba yang dilarang digunakan.
2. Disinfektan
a. Bleaching
Bahan yang sering disebut dengan pemutih ini di pembenihan ikan digunakan
untuk mendisinfeksi peralatan.
b. Formalin
Bahan ini digunakan untuk disinfeksi telur ikan. Dosis 2000ppm selama 15
menit secara flushing bisa dilakukan pada telur. Pada indukan, perendaman
selama 1jam dengan takaran 10ppm disarankan sebelum mencampurkan induk
tangkapan dengan ikan lainnya. Untuk disinfeksi tangki dalam jangka
Panjang, dapat digunakan formalin 30ppm selama 12-24 jam.
c. Povidon iodine
Povidon iodine dapat digunakan untuk disinfeksi telur ikan dengan dosis
100ppm selama 10 menit. Namun bahan ini kurang efektif jika digunakan untuk
mengendalikan jamur. Bahan ini tidak boleh digunakan pada telur yang sudah
memiliki titik mata.
d. Potassium permanganate
Bahan ini digunakan untuk mendisinfeksi telur. Bahan ini kurang begitu
disukai karena menimbulkan perubahan warna ikan dan dapat merusak mucus dan
insang. Dosis yang disarankan adalah 50mg/L selama 5 menit untuk telur ikan
nila dan 2mg/L selama 30 menit untuk ikan lele.
e. Sodium Chlorida
Bahan ini dapat digunakan sebagai disinfeksi telur. Konsentrasi yang dapat
digunakan adalah 1000mg/L selama 5 menit untuk telur ikan nila.
f. Metilin biru
Bahan ini digunakan untuk disinfesi telur ikan patin, bawal tawa, dan nila.
Perendaman dilakukan selama 10 menit dengan kadar 0,2ppm.
g. Kapur tohor (CaO)
Kapur ini digunakan untuk mendisinfeksi dasar kolam. Dosis yang
dipergunakan adalah 7-10kg/100m2.
3. Obat-obatan
a. Formalin
Bahan ini digunakan untuk membasmi parasite eksternal dan fungi pada telur
ikan dengan takaran 100ppm selama 15 menit perendaman menggunaan aerasi.
Setelah perendaman baru dilakukan flushing dengan air bersih.
b. Hidrogen peroksida
Bahan ini dipakai untuk mengendalikan jamur pada semua stadia ikan,
termasuk telur. Bahan ini efektif digunakan pada konsentrasi 250-500ppm
(H2O2 100%) selama 15 menit.
c. Kupri sulfat
Bahan ini efektif digunakan untuk membasmi jamur pada telur selama 15 menit
dengan dosis 2,5-10ppm.
d. Metilin biru
Bahan ini cocok digunakan untuk membasmi protozoa eksternal dan infeksi
bacterial yang ada di permukaan kulit ikan.
e. Vitamin
Indukan membutuhkan suplai vitamin seperti vitamin E 3mg untuk melancarkan
kerja sel kelamin, 1000IU vitamin C untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dan
1-2mg vitamin B kompleks untuk meningkatkan nafsu makan.
f. Antibiotik
Pada beberapa kasus, antibiotik diperkenankan digunakan di hatchery ikan.
Penggunanya juga terbatas, hanya untuk perendaman saja. Misalnya saja
sulfonamid yang digunakan untuk penanganan furunkulosis. Antibiotik juga
dapat diberikan melalui pakan. Namun demikian, pemberian antibiotik melalui
cara apapun memiliki resiko residu dan resistensi antibiotik.
g. Malachite green
Bahan ini dulunya digunakan sebagai antiparasit dan anti jamur namun sudah
tidak boleh digunakan karena bersifat karsinogenik.
4. Bahan kimia dalam persiapan kolam induk
a. Pengapuran
Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor/sirih (CaO), kapur tabur
(Ca(OH)) atau dolomit (CaCO3).
b. Pemupukan
Pemupukan pada kolam induk tidak harus dilakukan. Pemupukan dalam
pembenihan paling sering dilakukan pada kolam pemeliharaan benih dan
pendederan. Pemupukan ini hanya bertujuan menjaga kesuburan perairan dan
mengurangi penetrasi matahari. Pemupukan hanya dilakukan pada kolam tanah
saja. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan TSP/urea
Referensi
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya: Depok
Khairuman H. dan Amri, K. 2002. Buku pintar Bisnis pembenihan ikan
konsumsi. Gramedia Pustaka utama: Jakarta.
Kordi, M.G.H. dan Tamsil, A. 2010. pembenihan ikan laut ekonomis secara
buatan. Lily Publishers: Yogyakarta
Gui et al. 2018. Aquaculture in China Success Stories and Modern Trends.
Wiley: USA
Hossain,
M.B., S.M.N. Amin, M. Shamsuddin and M.H. Minar, 2013. Use of
Aqua-chemicals in the Hatcheries and Fish Farms of Greater Noakhali,
Bangladesh.Asian Journal of Animal and Veterinary Advances, 8: 401-408.
Hoga, et al. 2018. A review on the use of hormones in fish farming:
Analytical methods to determine their residues. CyTA - Journal of Food
16(1)
Piper, R.G. 1982. Fish Hatchery Management. The Ohio State University
Saparianto, C. dan Susiana, R.Sukses pembenihan 6 jenis ikan air tawar
ekonomis. Lily Publisher: Yogyakarta
Sharker et al. 2014. Drugs And Chemicals Used In Aquaculture Activities For
Fish Health Management In The Coastal Region Of Bangladesh. Int. J. LifeSc.
Bt & Pharm. Res 3(4)
Valeta et al. 2016. Assessment Of Apparent Effectiveness Of Chemical Egg
Disinfectants For Improved Artificial Hatching In Oreochromis Karongae
(Pisces: Cichlidae). Ajfand 16(4)
https://thefishsite.com/articles/managing-hatch-rate-and-diseases-in-catfish-eggs
No comments:
Post a Comment