Di dalam budidaya, terdapat istilah hama yang merupakan berbagai jenis hewan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu berlangsungnya budidaya perikanan. Selain hama, ternyata ada tanaman air juga berpotensi sebagai pengganggu di lingkungan perairan. Tanaman ini disebut dengan gulma air. Gulma secara umum didefinisikan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar pada tempat yang tidak diinginkan dan menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu serta kerugian bagi manusia. Istilah gulma banyak digunakan di pertanian (daratan). Akan tetapi, istilah ini juga ditemukan dalam perairan yakni gulma air (aquatic weeds).
Lalu mengapa tanaman air ini tidak diinginkan? Ada banyak sekali hal yang mendasari manusia tidak mengharapkan kehadiran tanaman tersebut. Perairan terutama perairan umum merupakan wadah dimana airnya digunakan untuk berbagai keperluan dari pertanian, perikanan, transportasi, pariwisata, hingga industri. Keberadaan gulma akan mengganggu lalu lintas air, menimbulkan pendangkalan, mengganggu irigasi dan mengurangi daya energi listrik. Bagi manusia, gulma dapat menjadi tempat berdiamnya keong dan nyamuk yang dapat membawa penyakit bagi manusia.
Di dalam perikanan, keberadaan tanaman air sebenarnya sangat menguntungkan sebab menjadi tempat bagi organisme akuatik untuk berlindung dan mencari makan. Namun demikian pertumbuhan yang tidak terkontrol dan berlebihan dalam beberapa hal membuat sifat tanaman air ini menjadi gulma dan dapat mempengaruhi proses budidaya. Cepatnya pertumbuhan tanaman air dipengaruhi oleh kesuburan perairan. Di perairan umum seperti waduk, sisa pupuk pertanian yang mengalir ke waduk membantu menyuburkan perairan dan mempercepat perkembangbiakan gulma air. Kolam-kolam yang tidak dapat dikeringkan secara rutin sehingga terdapat endapan di dasarnya berpotensi untuk terjadinya permasalahan gulma ini. Tingginya pertumbuhan tanaman air ini dapat mengganggu kehidupan ikan didalamnya oleh karena:
1. Memperlambat pertumbuhan ikan
Tingginya kepadatan gulma dapat membatasi pergerakan ikan. Ruang gerak menjadi lebih terbatas. Nutrisi yang terdapat di perairan juga harus berbagi dengan tanaman air. Dikutip dari Bisnis.com, kasus yang berkaitan dengan hal ini pernah terjadi
di tahun 2015 di waduk Cirata. Pembudidaya ikan di waduk tersebut
mengeluhkan menurunnya produksi ikan diduga akibat tingginya pertumbuhan
gulma jenis enceng gondok.
2. Menjadi tempat bersarangnya hama perikanan
3. Menurunkan kadar oksigen terlarut
Kepadatan gulma di perairan dapat mengganggu penetrasi cahaya matahari ke
dalam air. Akibatnya proses fotosintesis dan produksi oksigen akan
terganggu. Turunnya kadar oksigen ini akan mengganggu kelangsungan hidup
ikan. Tingginya kepadatan gulma juga dapat mengurangi pergerakan air
sehingga sirkulasi oksigen menurun.
4. Berpotensi untuk terjadinya blooming alga
Tanaman air jenis alga yang mati dalam jumlah besar secara mendadak dapat
mengakibatkan kadar oksigen turun dan timbulnya kematian.
5. Menurunkan kualitas air
Pertumbuhan yang cepat dari alga di keramba dapat mempengaruhi kualitas air
dengan mengganggu proses perputaran air.
Jenis-jenis gulma air
Gulma air dibagi menjadi gulma air laut dan air tawar. Gulma air laut dapat hidup di tempat-tempat seperti hutan bakau. Sedangkan gulma air tawar hidup di perairan tawar. Gulma air tawar dapat tumbuh mengapung, tenggelam atau setengah tenggelam. Gulma air juga ada yang berdaun sempit, lebar, maupun teki-tekian. Sebagian besar tanaman air ini merupakan kelompok dikotil dan monokotil.
Gb. Gulma dalam budidaya ikan (pict from pinterest.com)
A. Mengapung (floating weeds)
Tanaman air ini tidak melekat, mengapung dengan daunnya di permukaan air
dengan akar di bawah air. Tanaman ini memiliki kecenderungan untuk tumbuh
secara cepat. Contoh: Eichornia crassipes (enceng gondok), Salvinia
cuculata (salvinia), Pistia stratiotes (water lettuce), Azolla.
B. Tenggelam (submerged)
Jenis yang paling utama di kelompok ini adalah hidrilla (Hydrilla
verticellata) dan Mycrophyllum spicatum (water milfoil). Tanaman air ini
tenggelam dalam air namun bisa saja akarnya berada di dalam tanah. Jenis
lain dari kelompok ini adalah Ceratophyllum, Utricularia, Vallisneria,
Nitella, Najas.
C. Setengah tenggelam (emerged weeds)
Tanaman air ini memiliki akar di tanah namun sebagian atau semua daunnya di
permukaan air. Contoh: Nymphaea spp., Nymphoides indica, Cyperus papyrus
(papyrus), Scirpus sp (bulrush), Phragmites communis (fragmit reed), Trapa,
Myriophyllum, Nelubium, waterwillow, watershield
D. Tepian (marginal weeds)
Tanaman ini berada di tepian air dengan akar yang berada di tanah yang
tergenang air. Contoh: Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora
corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus,
Typha spp (cattails),
E. Alga
Terdapat tiga jenis alga pada perairan tawar yakni fitoplankton, alga
berfilamen, dan chara. Alga berfilamen membentuk matras di area tepi atau
buih-buih di air. Contoh: Spyrogyra, Pithopphora. Alga ini menjadi sumber
pakan bagi ikan. Namun bila pertumbuhannya berlebihan dapat dikategorikan
sebagai gulma dalam budidaya perikanan. Alga ini dapat menyumbat pada
filter. Alga juga berpotensi menimbulkan algal blooms. Misalnya dari
kelompok Microcystis, Anabaena.
Referensi
Andriani, Y. 2018. Budidaya Ikan Nila. Penerbit Deepublish: Sleman
Anshori, M.Z., V. Sari, S. Wahyu, U. Ristiana, R.A.D. Ayu W.A. 2013. Paper Teknologi Pengendalian Gulma: Jenis-jenis Gulma
Barus, E. 2020. Masalah dan pengendalian gulma di perkebunan/ Emanuel Barus Publisher 91pp
Chichowlaz, S.D . (ed). Aquatic pest control. Nevada State Department of Agriculture
Moenadir,J. 2013. Ilmu Gulma. UB Press: Malang
T.V.R Pillay. 2005. Aquaculture principles and practices, First Indian reprint pp-216-227.
Winarsih, S. 2008. Mengenal Gulma. ALPRIN: Semarang
https://bandung.bisnis.com/read/20150208/550/1060234/akibat-gulma-produk-ikan-cirata-merosot
No comments:
Post a Comment