Pada dasarnya pengendalian penyakit udang meliputi dua hal yaitu pemeriksaan penyakit dan pengamatan faktor budidaya (lingkungan dan manajemen). Keduanya saling berkaitan erat. Langkah pengendalian dilakukan apabila terjadi kondisi abnormal baik pada udang maupun lingkungannya. Namun demikian, sebagian besar metode pengendalian penyakit udang berbasis pada pencegahan seperti:
a.
Praktek budidaya yang baik
b.
Pakan yang cukup dan seimbang
c.
Pengkarantinaan
Tindakan
ini dilakukan baik pada benih maupun indukan yang baru datang. Banyak sekali
penyakit yang secara eksternal tidak memperlihatkan gejala klinis. Karantina
dimaksudkan untuk mengskrining benih atau induk yang sehat sebelum dimasukkan
ke media budidaya.
d. Penggunaan
stok yang resisten penyakit
Penggunaan
stok yang tahan penyakit tertentu sudah sejak lama disosialisasikan sebagai
upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu.
e.
Vaksinasi
Vaksin
biasa digunakan untuk mencegah penyakit tertentu. Vaksin untuk vibrio misalnya.
Vaksin ini sudah banyak dipelajari dan digunakan. Akan tetapi pada
penggunaannya, masih sangat rendah sebab respon imun udang yang dipercaya tida
menghasilkan antibodi.
Disamping hal-hal diatas, pengendalian dari penyakit udang harus menggunakan pendekatan seperti:
-
asesmen kesehatan melalui inspeksi dan pengambilan sampel yang sesuai standar
- pembatasan
pemasukan air dari perairan umum dan area lainnya kecuali jika sudah diketahui
kualitasnya
-
Pemberantasan penyakit dan restoking dengan hewan yang sehat
-
Biosekuriti untuk menurunkan resiko patogen
-
Pengelolaan nutrisi dan pakan
-
Pengambilan dan penanganan sampel bila terjadi penyakit
- Memberitahukan kepada pihak terkait jika ada kejadian penyakit
Untuk
aplikasi obat-obatan dan bahan kimia, pengendalian penyakit dalam budidaya
perikanan umumnya dilakukan sejak fase awal dari budidaya. Penggunaan
obat-obatan untuk pengendalian penyakit pada udang ditempatkan sebagai pilihan
terakhir. Hal ini cukup beralasan sebab setiap penggunaan obat harus
diperhatikan baik dosis, cara dan lama penggunaan, waktu luruh obat, yang
semuanya berpotensi mempengaruhi lingkungan. Aplikasi obat-obatan hanya efektif
jika dilakukan di fase awal kemunculan penyakit. Berikut adalah contoh dari
perlakuan pengendalian yang dilakukan ketika menemukan kondisi fisik yang
abnormal pada udang.
Tabel Perlakuan pengendalian keabnormalitasan pada udang
(sumber: Direktorat Produksi, 2014)
Referensi
Alavandi, S.V., Vijayan, K.K., Rajendran, K.V. 1995. Shrimp Disease, Their Prevention and Control. Central Institute of Brackishwater Aquaculture: Madras
Direktorat Produksi. 2014. Petunjuk Teknis budidaya udang baname semi intensif. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta
Raj, S.P (ed). Shrimp Farming Techniques, Problems And Solutions. Palani Paramount Publication: Palani
Samocha, T.M. 2019. Sustainable Biofloc Systems For Marine Shrimp. Academic Press: UK
Global Aquaculture Alliance. 2006. Operating Procedures for Shrimp Farming. Global Aquaculture Alliance: Missouri, USA
No comments:
Post a Comment