-->

Referensi

    Wednesday, 30 December 2020

    Tilapia Parvovirus (TiPV)

    Nama lain: -

    Etiologi/ penyebab:
    Virus ini merupakan virus pertama dari famili Parvoviridae yang menyerang ikan nila. Dari analisis filogenik, virus ini berada pada cabang dari genus Chapparvovirus. Virus ini memiliki virion spheris, tidak beramplop dengan diameter 30nm [1].

    Hospes
    ikan nila

    Stadium rentan
    Semua ukuran [1]

    Epizootiologi:
    Ditemukannya virus ini berawal dari adanya para ahli di China yang meneliti keberadaan parvovirus pada ikan nila. Latar belakang dari penelitian ini adanya kematian ikan nila pada keramba jaring apung di tahun 2015 pada suhu 35-32oC. Kematian pada ikan nila terjadi di semua ukuran dengan tingkat kematian mencapai 60-70%. Virus yang untuk sementara diberi nama Tilapia Parvovirus (TiPV) ini kemudian dipastikan sebagai agen penyebab kasus epidemik pada ikan nila di China. Prevalensi penyakit ini di China berada antara 22,6% hingga 64,6%. Melalui uji bioassay, virus TiPV dapat menimbulkan sakit 4-6 hari pasca infeksi dengan kematian mencapai 90% di hari ke 11. Bersamaan dengan pemeriksaan, didapati bahwa ikan yang sakit juga mengalami infestasi Dactylogyrus sp dan infeksi bakteri Streptococcus agalactiae. Infeksi bakteri streptococus ini bersifat koinfeksi yang bila tidak ada, infeksi TiPV tetap dapat bersifat patogenik [1].

    Faktor pendukung
    -

    Gejala Klinis
    Ikan nila yang terkena TiPV memiliki gejala klinis letargi/lemah, anoreksia, dan perubahan gaya berenang seperti membentuk anak panah atau sekrup. Ikan yang sakit mengalami hemoragi pada permukaan tubuh, rahang bawah, anterior abdomen, dan pangkal sirip, berasamaan dengan adanya lesi okuler dan exopthalmia pada mata [1].
    Image

    Gb. Gejala klinis TiPV yang ditandai dengan hemoragi pada permukaan tubuh dan rahang bawah
    (pict credit to Liu et al., 2020)

    Perubahan patologi
        Pada pengamatan histopatologi limpa teramati infiltrasi limfosit dan makrofag pada pulpa putih. Melanomakrofag center juga mengalami peningkatan pada parenkim limpa, pembuluh darah, dan area nekrosis. Pada kasus yang moderat-berat, spleocyte yang nekrosis didapati badan inklusi dengan nukleus termarginasi dan memadat. Pada otak, pembuluh darah berdilatasi dan terdapat infiltrasi limfosit. Neuron juga mengalami kerusakan, bervakuolasi, dengan kromatin inti memadat. Korteks cerebral ikan yang terinfeksii berat mengalami edema.
        Pada ginjal, terdapat edema pada glomerulus disertai infiltrasi limfosit dan melanomakrofag center di sekitarnya. Peradangan juga teramati pada jaringan hematopoietik. Sinusoid pada hati mengalami pembengkakan disertai infiltrasi limfosit dan makrofag. Pada jantung, trabekula otot mengalami gangguan dan sel jantung memiliki inti kromatin termarginasi. Lamella primer insang mengalami kebengkakan dengan peradangan yang hebat. Lamella sekundernya mengalami kongesti. Kebengkakan dan nekrosis sel epitel yang terinfeksi juga teramati [1].

    Gb. Limpa yang terkena TiPV memperlihatkan melanomakrofag center (bintang) dan infiltrasi limfosit (panah putih) dan makrofag (panah segitiga) (pict credit to Liu et al., 2020)

    Metode Diagnosa
    Diagnosa virus ini masih dalam tahap pengembangan. Melalui pemeriksaan mikroskop elektron, virus ini didapati pada organ ginjal, limpa, hati, otak, insang, usus, otot, dll. TiPV dapat diisolasi dan dipropagasi pada Tilapia brain cells (TiB) dan menginduksi CPE dalam 3 hari pasca infeksi. Dengan in situ Hibridisasi, sinyal paling kuat untuk TiPV ada di organ ginjal dan limpa. Melalui pemeriksaan PCR atau RT PCR, sampel yang diperiksa negatif untuk TLEV, VNN, iridovirus, atau TiLV baik secara terinfeksi alami maupun buatan. Akan tetapi, pada hasil didapati beberapa fragmen pada 500-1000bp dan dengan sekuensing memiliki kecocokan dengan Parvoviridae. Dan ukuran pasti dari kloning fragmen PCR adalah 534bp [1].

    Pencegahan dan Pengendalian
    Penyakit ini masik termasuk baru pencegahan dan pengendaliannya masih membutuhkan banyak pengembangan. Oleh karenanya, monitoring stok untuk pencegahan penting dilakukan. Metode sekuensing TiPV dan kultur sel disarankan sebagai dasar diagnosa berbasis PCR yang cepat dan aman serta dapat diimplementasikan untuk skrining, surveilans, dan studi epidemiologi [1].

    Note:
    Virus ini termasuk novel virus/ virus baru. Informasi mengenai penyakit ini masih terbatas dan akan terus berkembang. Artikel ini akan diupdate apabila sudah ada publikasi terbaru.

    Referensi

    Liu W, Zhang Y, Ma J, Jiang N, Fan Y, Zhou Y, et al. (2020). Determination of a novel parvovirus pathogen associated with massive mortality in adult tilapia. PLoS Pathog 16(9): e1008765. https://doi.org/10.1371/journal. ppat.1008765



















    No comments:

    Post a Comment