Cramped tails, bent tails, body cramp [1], Cramped Muscle Syndrome (CMS) [2].
Etiologi/ penyebab
Tidak
diketahui. Diduga berkaitan dengan ketidakseimbangan mineral, atau peningkatan
suhu air dan udara [1]. Buruknya kualitas pakan juga dikaitkan dengan kram.
Kram ditandai dengan kontraksi otot ekor dan terjadi abnormalitas fisiologis
pada otot [2]. Defisiensi vitamin B,
ketidakseimbangan kalsium dan magnesium, oksigen rendah, perubahan salinitas,
paparan atypical kation atau campuran anion didugan menjadi penyebab kram
lainnya [2].
Hospes
P. monodon [1]. P. Stylirostris, P, aztecus, P. Vannamei. Udang vaname paling
sering tekena CMS [2].
Stadium rentan
Juvenil dan dewasa [1]
Epizootiologi
Penyakit
ini telah dilaporkan di Taiwan, Filipina dan Indonesia [4].
Faktor pendukung
nutrisi dan lingkungan [2]
Gejala Klinis
Penyakit
ini ditandai dengan pembengkokan rigid pada ekor (saat hidup) secara parsial
atau keseluruhan. Udang yang bengkok parsial
akan berenang dengan postur ‘membungkuk’ sedangkan yang bengkok total akan
berada di dasar tambak. Gejala lain yang teramati adalah adanya lesi permukaan
tubuh dan ekor [1]. Udang yang mengalami kram kesulitan meluruskan dan
merelaksasikan otot ekor. Begitu kram, udang akan mati dalam hitungan jam atau
dapat pulih kembali, namun jarang sekali udang kram dapat sembuh [2]. Udang
yang sembuh akan mengalami perubahan warna pada otot menjadi coklat sebagai
bentuk proses perbaikan luka [3].
Perubahan patologi
-
Metode Diagnosa
Pengamatan makroskopis dapat digunakan untuk
mendiagnosa. Udang dapat mengalami pembengkokan parsial atau menyeluruh [2]
Pencegahan dan Pengendalian
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan
menyingkirkan penyebab utamanya [1]. Salinitas, suhu, dan kadar oksigen harus
diukur bila ada abnormalitas. Kualitas pada dievaluasi. Supersaturasi air
dengan oksigen akan menurunkan kerugian akibat CMS [2]. Udang yang baru saja
mengalami kram masih dapat ditangani dengan meletakkannya pada air budidaya
yang diaerasi dan dibantuk meluruskan ke
bentuk normalnya. Handle udang pada kondisi cuaca panas harus dihindari guna
mencegah penyakit ini [4].
Referensi
1. Raj, S.P (ed). Shrimp Farming Techniques, Problems And
Solutions. Palani Paramount Publication: Palani
2 Brock, J.A. dan Main, K.L. 1994. A
Guide to The Common Problems and Diseases of Cultured Penaeus vannamei. The
Oceanic Institute: Honolulu
3. Lavilla-Pitogo, C.R., Lio-Po,
G.D., Cruz-Lacierda, E.R., Alapide-Tendencia, E.V., de la Pena, L.D. 2000. Diseases of Penaeid
Shrimps in the Philippines. Southeast Asian Fisheries Development Center:
Filipina
4. Baticados, M. C. L. 1988. Diseases. In: Biology
and culture of Penaeus monodon (pp. 139-178). Tigbauan, Iloilo, Philippines:
SEAFDEC Aquaculture Department.
No comments:
Post a Comment