-->

atas

    Thursday, 14 March 2019

    Dermo disease

    Nama lain:  Derma disease [1], dermo disease [3], Perkinsosis

    Etiologi/ penyebab
    Perkinsus marinus, parasit apikomplexa yang masuk dalam filum dinoflagellata[1]. Sebelumnya parasit ini disebut dengan Dermocystidium marinum  dan Labyrinthomyxa marina [2]

    Hospes
    American oyster (Crassostrea virginica), Baltic macom (Macoma balthica), Blue mussel (Mytilus edulis), Cortez oyster (Crassostrea corteziensisi), Mangrove oyster (Crassostrea rhizophoraei), Pacific oyster (Crassostrea gigas), Sand gaper mussel (Mya arenaria), Suminoe oyster (Crassostrea ariakensis) [1]


    Stadium rentan
    Infeksi banyak terjadi pada oyster usia lebih dari 1 tahun yang dibudidayakan pada kedalaman lebih dari 90cm [1,2]

    Epizootiologi:
    Parasit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1940an di Amerika. Saat ini daerah penyebarannya meliputi Meksiko, Brazil, Kuba, Puerto Rico, dan Venezuela.  Infeksi oleh parasit ini hanya terjadi di pantai timur Amerika [2]. Penularan parasit ini terjadi secara horizontal langsung melalui air atau dari kerang satu ke kerang lainya dimana seluruh stadium siklus hidupnya bersifat infektif [1,3,5]. Penularan antar genus untuk P. marinus belum pernah ditemukan [4]. Mortalitas dari penyakit ini dapat melebihi 95% [2] bahkan 100% dengan 30-50% kematian di satu tahun pertama paparan dan kematian kumulatif 75-100% di tahun kedua paparan [5].

    Siklus Hidup:
    Sel yang hidup dilepaskan dari feses atau dari kerang yang mati [3]. Dalam tubuh, infeksi bersifat sistemik dengan tropozoit pada jaringan ikat semua organ. Tropozoit yang belum matang (meront, merozoiy) berdiameter 2-3um. Tropozoit dewasa berdiameter 3-10um dengan vakuola di sisi nukleus dan sitoplasma di perifer. Stadium tomont, sporangia atau skizont berdiamter 4-15um dan berisi 2,4,8,16, atau 32 tropozoit [4]. Semua stadium hidupnya bersifat infektif [6].

    Faktor pendukung
    Mortalitas yang tinggi dapat terjadi pada suhu lebih dari 20oC dimana parasit mampu berproliferasi dan mengakibatkan gangguan sistemik. Infeksi dapat meningkat lagi selama masa memijah, terjadi stress penurunan oksigen, dan terdapat paparan cemaran [1]. Salinitas di atas 12psu dapat berpengaruh pada meningkatnya prevalensi dan intensitas. Faktor lain seperti ketersediaan pakan dan kepadatan kerang juga penting untuk terjadinya penyakit ini [3].

    Gejala Klinis
    Bernafas terengah-engah, perlambatan pertumbuhan, kurus [1], digestive gland memucat, perkembangan gonad sangat buruk, matel mengkerut, abses dapat terlihat maupun tidak. Gejala klinis hanya tampak jika ada stadium infektif tropozoit dalam jaringan [2,4].  

    Perubahan patologi
    Infeksi awal sepertinya melalui insang, mantel, dan epitel lambung. Terjadi pengerutan mantel dari tepi luar cangkang, terkadang terlihat lesi pada jaringan lunak. Digestive gland memucat. Jaringan menjadi berair dan tipis. Secara histopatologi, terdapat lesi multifokal pada epitel lambung atau jaringan ikat berbagai organ. Infiltrasi hemosit dan fagositosis teramati. Epitel  lambung juga mengalami destruksi, melisiskan membrana basalis dan parasit tersebar melalui hemosit ke seluruh tubuh. Parasit akan terlihar bervakuola berukuran 5-20um, tropozoit berbentuk bulat dan skizont yang membelah dengan nukleus di tengah dan nukleoli tercat eosinofilik (signet ring cell) [5]. Infeksi lanjutan berkaitan dengan parasitisme sistemik (hemositosis) dan lisis jaringan yang berdampak pada turunnya makan, pertumbuhan, dan reproduksi sehingga kerang lemah dan mengalami emasiasi[1,3].

    Diagnosa banding
    Perkinsus olseni dan infeksi oleh Perkinsus  lainnya [1,2]

    Metode Diagnosa
    Diagnosa penyakit ini mulanya melalui pemeriksaan ulas hemolim dan hitopatologi. Pada pemeriksaan histopatologi akan teramati skizont dan trophozoites (2-10um). Diagnosa lainnya dapat dengan pewarnaan hypnospore menggunakan iodin diikuti inkubasi kaldu thioglicolat dan probe DNA maupun primer PCR sebagai alat diagnosa presumtif, dan ISH sebagai diagnosa konfirmatori [2,3].

    Pencegahan dan Pengendalian
    Pada lokasi pembesaran, pengendalian difokuskan untuk mengurangi dampak penyakit. Pemasangan filter (1um) dan radiasi UV terhadap air yang masuk dan keluar hatcheri, penggunaan bahan kemoterapeutik, menurunkan kepadatan, pemanenan awal,serta pengaturan salinitas dan suhu dapat mencegah berkembangnya penyakit [3]. Perlakuan dengan menurunkan salinitas dibawah 9permil dapat mencegah infeksi P. marinus bahkan pada suhu tinggi sekalipun [1]. Parasit ini relatif stabil karena dinding selnya tebal namun perlakuan desikasi dan klorinasi (300ppm) air tawar dapat menginaktifvasi sel parasit [6]. Radiasi UV 4000-14000uWS/cm dapat menghambat proliferasi parasit. Disinfektan N-halamine dapat membunuh sel P. marinus tanpa mempengaruhi larva kerang. Bacitracin, cyclohexamide, dan air tawar dapat mengurangi parasit namun tidak mengeliminasi. Perlakuan-perlakuan ini efektif jika dilakukan pada kolam budidaya, namun tidak untuk di perairan umum [6]. Pengosongan area pembesaran selama 2 tahun sebelum tebar selanjutnya dapat bertujuan mengendalikan penyakit. Kerang yang terinfeksi juga tidak boleh dipindahkan ke area steril [2]. Terdapat indikasi kerang yang terserang P. marinus selama beberapa dekade menjadi resisten terhadap parasit ini [3].


    Referensi

    1. Australian Government Department of Agriculture, Fisheries and Forestry. 2012, Aquatic Animal Diseases Significant to Australia: Identification Field Guide, 4Th Edition, DAFF, Canberra.

    2. Raidal, S., Garry Cross, Stan Fenwick, Philip Nicholls, Barbara Nowak, Kevin Ellard, Frances Stephens. 1004. Aquatic Animal Health: Exotic Diseases Training Manual. Murdoch Print: Australia

    3. Gosling, E. 2015. Marine Bivalve Molluscs Second Edition. John Wiley & Sons, Ltd

    4. Bondad-Reantaso, M.G., McGladdery, S.E., East, I., and Subasinghe, R.P. (eds.) Asia Diagnostic Guide to Aquatic Animal Diseases. FAO Fisheries Technical Paper No. 402, Supplement 2. Rome, FAO.  240 p.

    5. Reece, K. dan Dungan, C. 2006. 5.2.1 Perkinsus sp. Infections. of Marine Molluscs. BlueBook

    6. OIE. 2018. Chapter 2.2.6. Infection with Perkinsus Marinus. Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals


































    No comments:

    Post a Comment