Nama
lain: Enteric Septicaemia of Cat fish /
ESC/ Hole in The Head disease/ Edwardsiellosis
Etiologi/ penyebab
Edwardsiella
ictaluri. Bakteri ini satu famili dengan Edwardsiella
tarda, namun secara serologi keduanya berbeda [1]. Secara bentuk infeksi
juga berbeda, E. tarda menimbulkan
infeksi pada otot dengan lesi bergas dan bau, sedangkan E. ictaluri menimbulkan infeksi saluran pencernaan [5]. Bakteri E. ictaluri berbentuk batang, berukuran
0,8 x 1-3um, gram negatif [6].
Hospes
Ikan
catfish, lele . Rainbow trout dapat terinfeksi pada percobaan [1]. Ikan channel
catfish lebih rentan dibandingkan jenis ictalurid lainnya. Adapula kejadian
infeksi E. ictaluri pada white catfish, blue catfish, dan brown bullhead
[2]. Infeksi E. ictaluri juga dapat
menyerang ikan karper, nila, ikan
mas koki [1]. Kasus outbreak oleh E. ictaluri
pernah ditemukan pada ikan patin dan kakap putih [3]. Pada ikan hias, bakteri
ini menyerang ikan Danio revario [6].
Stadium
rentan
Semua
umur [1]
Epizootiologi:
Bakteri
ini pertama kali muncul pada budidaya ikan channel catfish pada awal tahun
1960. Bakteri ini dikonfirmasi berada di Amerika, Thailand, Australia, Vietnam,
Taiwan, Singapura, Kroasia, dan Spanyol [2]. Mortalitas kasus ini mencapai
10-50%. Bakteri ini hidup di lumpur hingga 90 hari. Infeksi menyebar melalui
pembuluh darah dan segera menjadi sistemik. Ikan yang mampu bertahan dapat
bertindak sebagai karier [1]. Ikan karier tidak menghasilkan bakteri, sehingga
skrining sulit dilakukan [6]. Bakteri ini juga merupakan flora normal pada
ikan, dan dapat menjadi sangkaan penyakit bila menimbulkan sakit yang cukup
serius [1]. Bakteri ini difagosit oleh macrofag namun demikian bakteri ini
tidak hancur. Hal ini mungkin berperan terhadap adanya ikan karier. Penularan
dari ikan dewasa yang memijah mungkin saja terjadi namun belum dibuktikan.
Sementara itu penularan utama adalah melalui air. Bakteri dapat dilepaskan dari
usus menuju air. Kanibalisme juga berperan menularkan bakteri ini pada ikan
sehat[2]. Saluran pencernaan merupakan sumber infeksi bentuk akut. Sedangkan
infeksi kronis dapat diperoleh setelah bakteri masuk ke dalam saccus
olfactorius [3].
Faktor
pendukung
Stress menjadi faktor predisposisi utama
bakteri ini [3]. Outbreak berkaitan erat dengan suhu 20-30oC, namun demikian
adapula outbreak pada suhu yang lebih rendah. Penyakit ini sering terjadi pada
musim semi dan gugur, namun tidak pada musim panas [1]. Dalam sebuah studi pakan di musim dingin oleh
Kim dan Lovell (1995) ditemukan bahwa ikan chnnel catfish yang tidak diberi
pakan sama sekali pada musim dingin kurang begitu rentan terhadap infeksi E.
ictaluri di musim semi dan juga dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan
lebih sering di musim dingin. Pada studi yang dilakukan oleh Durve dan Lovell
(1982) menyatakan bahwa ikan channel catfish yang diberikan pakan kurang
vitamin C lebih rentan terhadap serangan Edwardsiella tarda dan E.
ictaluri. Pada studi lain oleh Parapatinon dan Lovell (1982) juga
menyatakan bahwa ikan channel catfish yang diberi pakan banyak mengandung zinc
sulfate lebih rentan terhadap E. ictaluri. [2]
Gejala
Klinis
Penyakit
ini bersifat kronis hingga subakut [2] atau hiperakut hingga kronis [6]. Lesi
akut/ septikemia mengikuti alur pencernan dimana bakteri termakan, masuk
sirkulasi dan berkoloni pada berbagai organ [7]. Lesi akut ditandai dengan ikan
kehilangan nafsu makan, berdiam diri di permukaan air, terkadang terlihat
seperti “menggantung” dengan posisi kepala di atas ekor di bawah. Dapat pula
terjadi pergerakan spiral dan berenang tidak menentu [1]. Ikan mengalami
ascites, eksopthalmia, hemoragi petekie pada kulit bagian ventral, dorsal,
flank, rahang bawah, dan operculum, insang pucat, terdapat foki depigmentasi
[6,7]. Pemeriksaan internal, rongga peritoneum dipenuhi darah atau cairan
bening. Hati mengalami nekrosis, limpa dan ginjal membesar, hemorage petekie
juga dapat ditemukan di otot [7]. Lesi kronis (encephalitis)
mengikuti alur syaraf dimana bakteri menginfeksi syaraf olfactorius. Bakteri
masuk ke dalam saccus olfactorius melalui air, masuk ke hidung, lalu ke syaraf
olfactorius dan masuk ke otak, kemudian menyebar ke meninges, tengkorak, dan
kulit sehingga muncullah gambaran hole in the head [6, 7]
Gb. Hole in the head pada catfish (picture credit to Dr Andrew Goodwin) |
Perubahan
patologi
Pada
tokolan, mulut, sirip, sisi dan ventral tubuh teramati adanya perdarahan. Area
perdarahan bahkan dapat mencapai seluruh tubuh. Area yang terinfeksi mengalami
depigmentasi dengan diameter 1-3mm pada sisi tubuh dan belakang. Lesi ini
kemudian dapat menjadi ulcer kulit yang meradang berukuran kecil [2]. Lesi memanjang berupa ulcer terdapat di antara
mata, bahkan dapat membuat tengkorak terbuka. Pada ikan yang lebih besar
perubahan eksternal tidak begitu teramati
sedangkan pada ikan yang lebih kecil mengalami prolapse anus [1]. Pada
bagian tengkorak, peradangan granuloma dapat teramati ditandai dengan jaringan
tulang yang melunak dan spongy (hole in the head), namun ini bukanlah lesi
menciri pada infeksi E. ictaluri [2]. Perubahan internal infeksi E. ictaluri
meliputi limpa merah gelap dan hati memucat. Hemoragi terjadi di semua organ
dalam, peritoneum, dan otot. Ginjal, hati, limpa membengkak. Rongga abdomen
kadang terisi oleh cairan [1].
Gb. Ulcer pada infeksi Edwardsiella ictaluri (picture credit to Dr T.E Schwedler) |
Pada fase kronis, selain terdapat hole in the head, juga teramati
peradangan atau petekie pada kulit rahang bawah dan operculum serta perut
sehingga kulit menjadi berwarna merah terang. Pemeriksaan histopatlogi teramati
edema, nekrosis pada hati. Ginjal mengalami nekrosis tubulus dan interstitial.
Jaringan antar lamella insan dan epidermis kulit hancur. Peradangan ringan
teramati pada jaringan otot di bawah epidermis dimana bakteri berkoloni pada
kapiler dan menyebabkan depigmentasi kulit dan nekrosis. Bakteri E.ictaluri
memiliki target utama pada saccus olfactorius. [2,6]. Pada bagian ini akan
terjadi peradangan, lalu meluas ke syaraf olfactorius, dan lobus olfactorius.
Telencephalon (meningo enchephalitis) dan jaringan dibawahnya dapat terinfeksi
juga [7]
Diagnosa
banding
Channel catfish virus disease, spring viremia
of carp [3], infestasi parasit Bulbophorus
sp, E. tarda [6].
Metode
Diagnosa
Patogen penyebab penyakit ini dapat diisolasi
dari ginjal, otak, dan organ dalam lainnya seperti kulit dan otot menggunakan
media BHI atau TSA dimana koloni akan terbentuk dalam 36-48 jam pada suhu 28-30oC
[1,2]. Uji konfirmasi E. ictaluri dapat menggunakan karakterisasi
biokimia, serologi, atau PCR [2].
Pencegahan
dan Pengendalian
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan meminimalisir
stress dan menurunkan kepadatan. Meningkatkan kualitas air, pengeringan, dan
disinfeksi ulang pasca panen juga dapat membantu. Pada kasus outbreak, ikan
dapat diberikan pengobatan melalui pakan. Antibiotik oksitetrasiklin dan
sulfonamide dapat digunakan dalam pakan selama 5 hari [1]. Hawke (1979)
menggunakan oxytetrasiklin dalam pakan sebesar 2.5 g/45.4 kg ikan/hari selama 4-5 hari untuk
mengurangi infeksi [4]. Bakteri E. ictaluri ini lebih banyak
terakumulasi di air dibandingkan di karkas/ daging. Oleh karenanya pengelolaan
air yang baik akan sangat membantu pencegahan penyebaran penyakit ini. Upaya
pencegahan lainnya adalah dengan melakukan vaksinasi. Ikan yang mati sebaiknya
segera disingkirkan dari air kolam sebab adanya kemungkinan ikan yang
berpotensi sebagai karier dan juga penularan melalui ikan yang mati [2].
Biasanya outbreak dapat mereda dengan sendirinya ketika suhu air mencapai kisaran
optimal. Mengurangi pakan ketika terjadi epidemik dapat menurunkan kerugian
namun pertumbuhan ikan akan melambat dan menurunkan keuntungan [7].
Referensi
1. Schlotffeldt, H.J. Alderman, D.J. , F Baudin-Laurencin., E.M Bernoth.,
D.W. Bruno., W. Daelman, E. Lorenzen, K.Thorut. 1995 WHAT Should I Do: A Practical
Guide for the Fresh Wuter Fish
Farmer. European Association of Fish Pathologist
2. Plumb, J.A dan Hanson, L.A.
2011. Health Maintenance and Principal Microbial Diseases of Cultured Fishes
Third Edition. Black and Wiley: Iowa
3. Australian Government
Department of Agriculture, Fisheries and Forestry. 2012, Aquatic Animal
Diseases Significant to Australia: Identification Field Guide, 4Th Edition,
DAFF, Canberra
4. Hawke, J.P. (1979) A bacterium
associated with disease of pond cultured channel catfish, Ictalurus punctatus.
Journal of the Fisheries Research Board of Canada, 36, 1508–1512.
5. Svobodova, Z. dan Vykusova, B. 1991. Diagnostics, Prevention And Therapy
Of Fish Diseases And Intoxications. Research Institute of Fish Culture and
Hydrobiology, Vodšany
6. Raidal, S., Garry Cross, Stan Fenwick, Philip Nicholls, Barbara
Nowak, Kevin Ellard, Frances Stephens. 1004. Aquatic Animal Health: Exotic Diseases Training Manual. Murdoch Print: Australia
7. Noga, E J. 2010. Fish disease :
diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing
No comments:
Post a Comment