Mycotoin adalah toksin yang merupakan
metabolite sekunder asal jamur dapat memapar pada pakan hewan/ ternak. Terdapat
3 jenis jamur yang mampu menghasilkan toksin yaitu Aspergillus, Penicillium
and Fusarium. Kebanyakan
mycotoxin yang menyebabkan kondisi patologis dari ketiga jamur ini meliputi aflatoxins
(aflatoxin B1-2, G1-2), Fusarium toxins (zearalenones, tricothecenes -
vomitoxin, T2), ochratoxins (ochratoxin A & B), cyclopiazonic acid,
patulin, slaframine, dan citrinin. Jamur
ini dapat tumbuh dimanapun selama substratnya memiliki kadar COH yang cukup,
kelebapan tidak kurang dari 14%, suhu dan oksigen sesuai. Munculnya jamur ini
pada pakan biasanya disebabkan oleh penyimpanan yang buruk (suhu dan
kelembaban).
a.
Aflatoxin
Toksin ini merupakan toksin yang banyak mengganggu pakan pada spesies budidaya. Toksin ini berasal dari jamur Aspergillus yang bersifat toksik dan karsinogenik. Terdapat empat spesies aspergillus yang mengahasilkan aflatoksin yakni A. fl avus, A. parasiticus, A. nomius dan A. pseudotamarii. Aflatoksin sendiri terdiri dari beberapa jenis, namun AFB1 merupakan komponen utama dan paling banyak dipelajari. Pada hati, toksin ini menimbulkan hepatoma dan mengganggu penjendalan darah. Ikan rainbow trout sangat sensitive terhadap toksin ini (1ug/kg). Pada ikan nila, kejadian neoplasma atau tumor banyak dikaitkan dengan kadar aflatoksin yang tinggi. Meskipun demikian, ikan air tawar seperti channel catfish dan nila mampu mentoleransi kadar aflatoksin tipe B1 pada kadar yang lebih tinggi. Sumber toksin adalah pakan dari jagung, biji kapas, dan kacang. Terdapat 4 jenis aflatoksin yang banyak dikenal yakni B1, B2, G1, dan G2. Keempatnya dapat berikatan dengan protein dan DNA yang menimbulkan aflatoksikosis.
Toksin ini merupakan toksin yang banyak mengganggu pakan pada spesies budidaya. Toksin ini berasal dari jamur Aspergillus yang bersifat toksik dan karsinogenik. Terdapat empat spesies aspergillus yang mengahasilkan aflatoksin yakni A. fl avus, A. parasiticus, A. nomius dan A. pseudotamarii. Aflatoksin sendiri terdiri dari beberapa jenis, namun AFB1 merupakan komponen utama dan paling banyak dipelajari. Pada hati, toksin ini menimbulkan hepatoma dan mengganggu penjendalan darah. Ikan rainbow trout sangat sensitive terhadap toksin ini (1ug/kg). Pada ikan nila, kejadian neoplasma atau tumor banyak dikaitkan dengan kadar aflatoksin yang tinggi. Meskipun demikian, ikan air tawar seperti channel catfish dan nila mampu mentoleransi kadar aflatoksin tipe B1 pada kadar yang lebih tinggi. Sumber toksin adalah pakan dari jagung, biji kapas, dan kacang. Terdapat 4 jenis aflatoksin yang banyak dikenal yakni B1, B2, G1, dan G2. Keempatnya dapat berikatan dengan protein dan DNA yang menimbulkan aflatoksikosis.
b.
Cyclopiazoix acid (CPA).
Mycotoxin ini dihasilkan oleh A. flavus. Pada ikan channel catfish, paparan sebanyak 100ppb CPA
menyebabkan penurunan berat badan.
c.
Ochratoxin
Toksin ini dihasilkan oleh Aspergillus ochraseus dan Penicillium. Toksin ini menimbulkan
permasalahan pada ginjal. Kadar toksik untuk ochratoxin A adalah 4,7mg/kg pakan
dan menyebabkan perubahan organ hati serta nekrosis tubulus proksimal, jaringan
hematopoietik, dan glomerulus ginjal. Pada ikan channel catfish, paparan 4 dan
8ppm menyebabkan penurunan FCR setelah 8 minggu. Ochratoxin B merupakan
deklorinasi ochratoxin A. Kadar Ochratoxin B bersifat non letal hingga kadar
66,7 mg/kg Toksin ini ditemukan mencemari jagung dan gandum, barley, dan minyak
biji-bijian seperti kedelai atau kacang-kacangan.
d.
Patulin
Toksin ini dihasilkan jamur genus Penicillium dan Aspergillus yang
mudah tumbuh pada produk biji-bijian dan pakan dry malt. Toksin ini beracun
pada tikus sedangkan pada ikan belum diuji toksisitas akutnya. Namun rainbow
trout yang dipapar menunjukkan patulin non karsinogenik
e.
Rubratoxin A dan B
Toksin ini dihasilkan oleh Penicillium rubrum. Toksin ini beracun secara injeksi namun tidak
secara oral. Toksin ini dapat muncul pada pakan ikan (terutama dari jagung). Pada ikan belum diuji toksisitas akutnya.
Namun rainbow trout yang dipapar menunjukkan rubratoksin non karsinogenik
f.
Citrinin
Diproduksi oleh Penicillium
dan Aspergillus, toksin ini
ditemukan pada gandum, oat, jerami, rye, dan barley. Pada ikan belum diuji
toksisitas akutnya. Namun rainbow trout yang dipapar menunjukkan citrinin non
karsinogenik
g.
Vomitotoxin
Toksin ini dihasilkan oleh Fusarium pada produk seperti jagung, gandum, dan barley. Toksin ini
menimbulkan permasalahan pada budidaya trout dan salmon. Ikan yang menerima
toksin ini dengan kadar 1-12,9ug/g masih mau menerima pakan namun terjadi
perlambatan pertumbuhan dan efisiensi pakan.
h.
Toksin T-2
Toksin ini merupakan mycotoksin trichothecene yang
dihasilkan oleh Fusarium yang tumbuh
pada biji-bijian sereal. Pada rainbow trout, dosis akut (6,5mg/kg BW)
menimbulkan erosi mukosa usus, edema berat, dan kematian. Paparan jangka
panjang pada ikan dewasa tidak menimbulkan efek berarti.
i.
Deoxynivalenol (DON)
Merupakan toksin yang dihasilkan oleh jamur Fusarium. Efek
DON pada ikan budidaya bervariasi bergantung pada jenis ikan. Ikan air hangat
seperti rainbow trout cukup sensitif terhadap DON dalam pakan
j.
Zearalenone (ZEN)
Toksin ini diproduki oleh Fusarium. Toksin ini lebih banyak
menimbulkan dampak pada hewan terestrial,
k.
Trichothecenes (T-2)
Toksin ini dihasilkan oleh Fusarium pada biji-bijian kecil.
Toksin T-2 dapat memicu peningkatan kadar triptopan pada otak. Pada channel
catfish, toksin ini menimbulkan kerusakan jaringan hematopoietik (anterior
ginjal).
l.
Fumonisin
Dihasilkan oleh Fusarium
moniliforme. Toksin ini masuk ke ikan melalui pakan. Toksin ini akan
menghambat biosintesis dan metabolisme sphingolipid. Toksin ini juga
menimbulkan kanker pada tikus dan rainbow trout. Pada ikan channel catfish,
fumonisin menimbulkan penurunan berat badan. Hal yang perlu diperhatikan disini
adalah fumonisins B1 (FB1) yang dapat menjadi promotor karsinogenesis
aflatoksin B1.
m.
Fusaric Acid
Toksin ini dihasilkan oleh F. vertillioides. Toksin ini bekerja dengan meningkatkan kadar
serotonin pada hewan yang memakannya. Pada ikan, efek toksin ini belum
dipelajari.
n.
Toksin lain
Versicolorin A dan sterigmatocystin merupakan dua jenis mycotoxin lain
yang dihasilkan oleh Aspergillus spp.
Keduanya merupakan precursor dari AFB1 dan dapat menimbulkan tumor pada embrio
rainbow trout.
Kasus mycotoxicosis tidak
begitu umum pada ikan. Namun demikian, sebagai upaya pencegahan, ada baiknya
dilakukan pengontrolan kondisi penyimpanan agar tidak lembab untuk menghindari
penjamuran.
Referensi
Anonim. Feed Ingredients and Physical
Characteristics
Grizzle, J.M. dan Goodwin, A.E. 2010. Neoplasms
dan related Disorders. Dalam Leatherland, J.F. dan Woo, P.T.K. 2010. Fish
Diseases and Disorders, Volume 2: Non-infectious Disorders, Second Edition.
CABI International
Halver, J.E. dan Hardy, R.W. 2002. Fish Nutrition. Academic Press: California
Hoole, D., Bucke, D., Burgess, P., Wellby, I.
2001. Diseases of Carp and Other Cyprinid Fishes. Blackwell Science
Manning, B.B.2015. Chapter 11: Mycotoxin contamination of fish. Dalam
Lee, C.S., Lim, C., Gatlin III, D., Wbster, C.D (Ed). 2015. Dietary Nutrients,
Additives and Fish Health, First Edition. John Wiley & Sons, Inc
Tacon, A.G.J. 1992. Nutritional fish pathology Morphological
signs of nutrient deficiency and toxicity in farmed fish. FOOD AND AGRICULTURE
ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS
Wu, G. 2018.
Principles of Animal Nutrition. CRC Press: Boca Raton
No comments:
Post a Comment