Etiologi/Penyebab
Ketika udang berada pada
kondisi stress, seperti oksigen rendah atau kepadatan yang tinggi, otot akan
kehilangan transparansinya (mengalami nekrosis) dan menjadi bercak-bercak
dengan area berwarna keputih-putihan. Hal ini akan terjadi hingga seluruh ekor
berwarna putih. Pada kondisi yang diperbaiki, udang akan kembali normal. Namun
pada kondisi ekstrim udang akan mati dalam hitungan menit [1].
Kondisi nekrosis
juga dapat disebabkan oleh fluktuasi suhu dan salinitas [2], organisme fouling
pada insang [3], dan penanganan yang kasar (saat pengambilan udang, pemanenan,
dll) [4]. Di luar ini, nekrosis otot juga merupakan salah satu kondisi yang disebabkan oleh infeksi
virus seperti IMNV (Infectious Myonecrosis
Virus) dan PvNV (Penaeus
vannamei Nodavirus) atau infeksi
bakterial. Penyebab nekrosis oleh patogen dijelaskan pada postingan lainnya.
Hospes
Udang monodon [3], semua
jenis udang penaeid [5]
Stadium rentan
Postlarva, juvenil,
dewasa [3]
Gejala klinis
Perubahan klinis udang
yang mengalami nekrosis dapat terlihat dari perubahan warna menjadi opaq pada
bagian abdomen [2], khususnya abdomen bagian atas [5]. Pada tepi uropod menjadi
hitam diikuti dengan erosi. Pada stadium laut teramati cairan yang mengisi tepi
uropod. Udang dapat menjadi lemah, kemudian mati. Pada postlarva, garis-garis
di abdomen terlihat seperti “wood grain” atau butiran kayu [3]. Penyakit ini
bersifat reversible jika terjadi pada stadium awal, namun menjadi fatal jika
terjadi pada area yang luas [5].
Perubahan patologi
Bagian yang terkena,
seperti uropod dan otot, lama kelamaan akan mengalami erosi terutama pada
bagian ekor. Area erosi ini dapat menjadi tempat masuknya bakteri sekunder [3].
Pencegahan dan
Pengendalian
Pencegahan dilakukan
dengan mengurangi kepadatan, pakan yang cukup tidak berlebih, dan perbaikan
kualitas air agar tidak fluktuatif [3]. DIsamping itu juga harus dilakukan handling yang baik.
Sumber bacaan
1. Johnson, S.K. 1995. Handbook
of Shrimp Diseases. Department of Wildlife and Fisheries Science, Texas
A&M University.
2. Lipton, A.P. 1994.
5. Shrimp Disease and Control. Dalam Raj, S.P. (Ed). 1994. Shrimp Farming
Techniques, Problems and Solutions. Palani Paramount Publication: Palani
3. Lavilla-Pitogo,
C.R., Lio-Po, G.D., Cruz-Lacierda, E.R., Alapide-Tendencia, E.V., de la Pena,
L.D. 2000. Diseases of Penaeid Shrimps in the Philippines. Southeast Asian
Fisheries Development Center: Filipina
4. University of
Arizona. 2012. Pathology Course
5. Treece, G.D. dan Fox, J.M. 1999. Design, Operation and
Training Manual for an Intensive Culture Shrimp Hatchery. Diane Publishing
No comments:
Post a Comment