Nama
lain: Gaffkaemia, blood disease atau
pink tail [5]
Etiologi/
penyebab:
Bakteri Aerococcus
viridans. Bakteri ini menyerang cangkang dan darah lobster. Bakteri ini
merupakan patogen oportunis yang secara alami terdapat pada fasilitas
pemeliharaan, di lumpur, air laut, dan tempat penyimpanan [1]. Bakteri ini
memiliki ciri gram positif kokus membentuk tetrad. Pada media agar darah,
menunjukkan katalase negatif dan beta hemolitik [5]. Bakteri ini dapat
berdormansi dan dibawa oleh karier dalam jangka panjang. Pertumbuhan bakteri
ini bergantung pada suhu dimana pada suhu rendah (1-5oC) penyakit tidak
berkembang. Pada suhu yang lebih tinggi bakteri akan bermultiplikasi dan mengakibatkan
kematian. [1]. Virulensi dari A. viridans
var homari ini diketahui terbatas oleh sebaran geografi atau variasii
genetik temporal strain [3]. Bakteri ini masuk tubuh lobster dengan menembus
kitin lalu mencapai hemolim [5]
Hospes
Losbter
Amerika (H. americanus). Di Amerika utara, infeksi ringan ditemukan
pada uji coba di kepiting dan spiny lobster. Kepiting dan krustasea lainnya
berpotensi menjadi reservoir pada infeksi ini [1]. Penyakit ini juga terjadi pada H. gammarus, lobster di Eropa [2].
Stadium
rentan : -
Epizootiologi
Bakteri
ini pertama kali diisolasi tahun 1947 dari lobster Amerika hasil tangkapan di
Maine, Amerika Serikat [1]. Penyebaran infeksi terjadi ketika terdapat luka
terbuka. Pencampuran lobster lokal dengan import juga berpotensi besar terhadap
infeksi [2] mengingat bakteri penyebab gaffkemia terdapat pada fasilitas
penyimpanan dan air.
Faktor
pendukung
Tidak ada kondisi lingkungan spesifik yang
berkaitan dengan gaffkemia. Namun, padat tebar, penurunan oksigen, perubahan
salinitas, buruknya kondisi lingkungan, meningkatkan terjadinya luka dan
memperburuk kondisi hospes sehingga infeksi dapat menyebar [5].
Gejala
Klinis
Tidak
ada gejala klinis yang spesifik. Lobster terlihat lemah, merebahkan diri satu
sisi dengan mengelurkan satu atau kedua capitnya. Pada kondisi laboratorium,
lobster berhenti makan. Adapula yang mendeskripsikan gejalanya berupa warna
pink pada ekor bagian bawah (red tail) [1]. Infeksi stadium awal maupun pertengahan
tidak menunjukkan banyak perbedaan. Sedangkan pada stadium lanjut, lobster yang
terinfeksi akan mati dalam 20-30 menit pasca diangkat dari dalam air [5]. Namun demikian gejala ini tidak berlaku bagi
lobster eropa yang memang dalam kondisi sehat bagian ekor berwarna pinkish atau
kemerahan [1]
Perubahan
patologi
Pada uji coba untuk mendapatkan
gambaran histopatologi gaffkemia pada lobster, diperoleh gambaran perubahan
pada organ dalam 14 hari pengamatan antara lain: agregasi hemosit pada spatium
hemalis di seluruh jaringan (otak, thoracic ganglia, syaraf yang lebih besar) yang
jumlah dan ukurannya meningkat seiring berjalannnya infeksi. Agregasi sangat
banyak sehingga spatium hemalis melebar dengan banyaknya hemosit bebas. Fagositosis
awal yang membentuk nodul hemositik/ fixed phagocyte teramati pada spatium
hemalis dan hepatopankreas kemudian terjadi diferensiasi hemosit dari
jaringan hematopoietik. Bakteri dapat ditemukan jug dalam hemolimfe. Agregasi hemosit teramati pada kelenjar antennal. Epidermis, gonad,
organ mandibular, insang, , jaringan ikat spongy, mata, syaraf, tidak mengalami
perubahan. Jantung dan otot yang berhubungan dengan lambung dan eksoskeleton
tidak terpengaruh oleh infeksi kecuali pada akhir infeksi dimana agregasi
hemosit membesar sehingga menekan dan menghentikan aliran darah. Seluruh epitel
termasuk di hepatopankreas terlihat normal. Perubahan lain yang teramati adalah
jumlah organisme fouling yang meningkat di hari terakhir infeksi [4]. Pada stadium
pertengahan infeksi, jumlah bakteri mencapai 1 x 108 hingga 1 x 109/g
di hemolim dan hepatopankreas. Pembekuan hemolim juga mengalami perubahan waktu
untuk penjendalan [5]
Diagnosa banding
-
Metode
Diagnosa
Diagnosa stadium awal dilakukan dengan kultur
bakteri dari hemolim lalu menggunakan metode koaglutinasi, IFAT, atau secara
konvensional. Pada akhir infeksi dapat dilakukan dengan pewarnaan gram dari
smear hemolim, koaglutinasi, maupun IFAT [6].
Pencegahan
dan Pengendalian
Lobster
yang mati sebaiknya segera disingkirkan, jika tidak maka bakteri akan mencemari
air wadah budidaya. Bakteri juga dapat singgah pada endapan, pipa, dan
filter. Oleh karenanya penting kiranya
untuk menjaga bak-bak pemeliharaan bebas dari kotoran dan selalu menggosok sisi
dan dasar bak ketika dikosongkan. Bahan yang dapat digunakan untuk membersihkan
bak antara lain 1% sodium hidroksida dan 0,1% teepol atau minimal 1000pppm
klorin. Bahan tersebut diberikan dengan takaran 2,5liter/m2 lalu
diamkan selama 3 jam sebelum kemudian dibilas. Bila ada lobster yang mampu
bertahan dari outbreak sebaiknya dikarantina pada wadah tersendiri kemudian
diberikan perlakuan suhu rendah [1]. Hal yang terpenting untuk mencegah terjadinya
infeksi adalah menghidari terjadinya kelukaan. Stadium awal penyakit dapat
dikontrol dengan antibiotik. Vaksinasi untuk penyakit ini masih dalam tahap
pengembangan [5].
Bahan acuan
- Beard, T.W. dan Mc Gregor, D. 2004. Storage and care of live lobsters. Lowestoft
- Alderman, D.J. Geographical spread of bacterial and fungal diseases of crustaceans. Rev. sci. tech. Off. int. Epiz., 1996, 1 5 (2), 603-632
- Stebbing, P.D., M. J. Pond, E. Peeler, H. J. Small, S. J. Greenwood, D. Verner-Jeffreys. 2012. Limited prevalance of gaffkaemia (Aerococcus viridans var. homari) isolated from wild-caught European lobsters Homarus gammarus in England and Wales. Disease of aquatic organisms Vol. 100: 159–167, 2012 doi: 10.3354/dao02491
- Johnson, P.T., James E.S, B Arie. 1981. Histopathology of Aerococcus viridans var. homari Infection (Gaffkemia) in the Lobster, Homarus americanus, and a Comparison with Histological Reactions to a Gram-Negative Species, Pseudomonas perolens. JOURNAL. OF INVERTEBRATE PATHOLOGY 38, 127- 148 (1981)
- Olivier, G. 1999. Gaffkemia, a bacterial disease of lobsters: Genus Homarus. INTERNATIONAL COUNCIL FOR THE EXPLORATION OF THE SEA: Denmark, Leflet no 22.
No comments:
Post a Comment