Mystacoleucus padangensis (pic from http://fishbase.de) |
Taksonomi
Kingdom Animalia
Subkingdom Bilateria
Infrakingdom Deuterostomia
Phylum Chordata
Subphylum Vertebrata
Infraphylum Gnathostomata
Superclass Actinopterygii
Class Teleostei
Superorder Ostariophysi
Order Cypriniformes
Superfamily Cyprinoidea
Family Cyprinidae
Genus Mystacoleucus Günther, 1868
Species Mystacoleucus
padangensis (Bleeker, 1852)
Distribusi
Merupakan ikan endemik yang hanya ditemukan di Danau
Singkarak, Sumatera Barat. Namun introduksi sudah mulai di lakukan di beberapa
tempat yaitu Danau Dibawah dan Diatas (Sumatera Barat), Danau Ranau (Sumatera
Selatan dan Lampung), dan Danau Kerinci (Jambi).
Morfologi
Ikan ini memiliki panjang rata-rata 6,2cm dengan
panjang maksimal 11,6cm. Bobot rata-rata ikan ini adalah 6,8gram. Jari-jari
pada sirip dada, punggung, dan perut terdiri dari 1 buah jari-jari keras dan
8-9 jari-jari lunak. Pada linea lateralis terdapat sisik tipe siklod sebanyak
35 buah dan 5 buah garis sisi. Rasio
jantan dan betina adalah 2:1. Ikan betina memiliki tubuh lebih gemuk
dibandingkan dengan yang jantan. Ikan bilih yang matang gonad sirip ekonya
berwarna kuning keemasan.
Budidaya dan pemeliharaan
Di alam, ikan ini hidup pada perairan dengan suhu
dingin yakni 25-27oC dan dasar perairan berbatu atau berpasir. Lingkungan
perairan yang ideal bagi kelangsungan hidup ikan bilih adalah perairan dengan
tingkat kekeruhan rendah dan tingkat kekeruhan sedang.. Ikan ini sulit menyebar
luas secara alami sebab sensitif terhadap perubaha lingkungan dan sulit
beradaptasi terhadap lingkungan di luar perairan umum danau Singkarak. Budidaya
ikan ini sendiri tidak diperoleh banyak informasi. Pusat konservasi ikan bilih
berupaya mengajarkan masyarakat sekitar untuk melakukan perkembangbiakan manua
dengan pencampuran sel telur ikan betina dan jantan (in situ) dan konservasi
eksitu menggunakan akuarium.
Reproduksi
Ikan ini memiliki fekunditas 524 butir per gram bobot tubuh. Sifat
pemijahannya parsial, yakni telur yang matang tidak dikeluarkan sekaligus dan
memijah setahun sekali. Telur yang keluar akan terbawa oleh air lalu menetas (tidak
melekat pada substrat). Lokasi pemijahan mempunyai kecepatan arus sungai antara
10-15 m/detik, kedalaman perairan berkisar antara 20-40 cm. Berdasarkan kriteria kondisi
perairan tempat ikan bilih memijah, faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemijahan ikan bilih adalah arus dan substrat dasar
Pakan
Ikan ini merupakan merupakan detritivora atau
planktivora yang memakan detritus, fitoplankton, zooplankton, dan tumbuhan air.
Penyakit
-
Peraturan terkait
Pergub no 81 tahun 2017 tentang Penggunaan alat dan
Bahan Penangkapan Ikann di Danau Singkarak
Status
Ikan ini terancam punah karena penangkapan yang belebihan, alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan kondisi perairan danau Singkarak yang sudah tak lagi bagus untuk kelangsungan hidup ikan
Acuan
Purnomo, K. dan Sunarno, M.T.D. 2009. Beberapa aspek
Biologi Ikan Bilih (Mystacoleucus Padangensis) Di Danau Singkarak. BAWAL: Vol.2
No.6-Desember 2009: 265-271
Kartamihardja, E.S., Ahmad S.S., Kunto, P. 2013. Introduksi
Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis) dalam Rekomendasi Teknologi Kelautan dan
Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian
Kelautan dan Perikanan
Kartamihardja, E. S. dan Sarnita, A. S. 2010. Populasi
Ikan Bilih di Danau Toba: Keberhasilan Introduksi Ikan Implikasi Pengelolaaan
dan Prospek Masa Depan dalam Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis
Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir
Sumatera Utara
Syandri, H., Azrita, A., Aryani, N. 2013. Distribusi
Ukuran, Reproduksi Dan Habitat Pemijahan Ikan Bilih (Mystacoleucus Padangensis
Blkr.) Di Danau Singkarak. Bawal 5(01)
Panjaitan, P. 2011. Kajian Bio-Ekologi Populasi Ikan
Bilih Di Perairan Danau Toba. VISI (2010) 18 (2) 254-261
Panudju, L. 2010. Kajian Ekologis Habitat Dan
Sumberdaya Bagi Konservasi Ikan Bilih (Mystacoleucus Padangensis) Di Danau
Singkarak, Sumatera Barat. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
No comments:
Post a Comment