Taksonomi
Termasuk
dalam keluarga cichlid genus Symphysodon
(pertumbuhan gigi mengalami reduksi pada simfisis rahang , area depan mulut
merupakan pertemuan kedua rahang).
Kingdom Animalia
Subkingdom Bilateria
Infrakingdom Deuterostomia
Phylum Chordata
Infraphylum Gnathostomata
Superclass Actinopterygii
Class Teleostei
Superorder Acanthopterygii
Order Perciformes
Suborder Labroidei
Family Cichlidae
Genus Symphysodon
Heckel, 1840
Species Symphysodon
discus Heckel, 1840
Distribusi
Ikan
ini berasal dari Amazon di Brazil, Colombia, dan Peru. Ikan biasa berada pada
badan air yang mengalir, berpasir, atau yang dasarnya tidak memiliki sedimen
dengan debris daun atau kayu yang mengalami dekomposisi.
Habitat
Di
habitat aslinya, ikan discus yang berwarna solid hidup pada suhu hanyat 27-30oC.
Morfologi
Discus
bertubuh ramping dengan sirip yang pendek dan perut yang kecil. Ikan ini
memiliki berbagai corak seperti turquoise, pigeon, pigeon snake, leopard,
leopard snake, pigeon checkerboard. Discus yang berwarna solid pun ada seperti
red, melon, golden, ogon, red white, blue diamond, white diamond. Umumnya ikan
berukuran hingga 20cm dan berat 150-250gram. Jantan dan betinanya sulit
dibedakan. Keduanya memiliki warna dan ukuran yang hampir serupa. Sexing dapat
dilakukan ketika pemijahan yakni dengan melihat papilla genital yang lancip
pada jantan dan membulat pada betina.
Sifat dan karakter
Ikan
discus senang hidup berkoloni dari kecil hingga dewasa. Bila berpasangan maka
akan hidup soliter dengan pasangannya. Ikan ini berenang di kolom dan dasar.
Ikan ini membutuhkan lingkungan yang tenang, dapat dipelihara Bersama dengan
angel fish, Corydoras dan tetra ukuran medium.
Budidaya dan pemeliharaan
Hal
terpenting pada pemeliharaan ikan ini adalah suhu yang harus stabil dan baiknya
berada di dalam ruangan. Idealnya akuraium berukuran 1m diisi dengan 10-15 ekor
diskus ukuran 2cm. akurarium dapat ditambahkan batu dan kayu agar menyerupai
lingkungan alamiahnya. Filtrasi air dibutuhkan untuk menjaga kualitas air.
parameter
|
Nilai
ideal
|
Suhu
(oC)
|
26-30
|
pH
|
6-6,6
/ 6-7,5 (cenderung agak asam)
|
Ammonia
(mg/l)
|
0,02*
|
Nitrit
(mg/L)
|
0,2*
|
Alkalinitas
(odH)
|
0-12
|
*hanya
mampu mentoleransi jangka pendek
Pakan
Di
alam discus memakan perifiton, tanaman, atau material dari detritus yang jatuh
dan insekta. Ikan ini merupakan karnivora. Ikan diberi pakan bloodworm dan burger
(jantung sapi diblender). Pakan
hidup atau beku lebih disarankan. Namun pemberian pakan flakes juga
diperbolehkan. Discus mencari makan hampir sepanjang hari. Pada pemeliharaan,
ikan discus dapat diberi makan 2-3 kali sehari. Larva discus memakan ‘mukus’
dari induknya. Mukus dapat mengandung nutrisi esensial atau fungsi digesti
sehingga larva dapat tumbuh dan berkembang. Mukus discus diketahui mengandung asam
amino seperti lysin, isoleusin, dan fenilalanin. Perilaku larva memakan mucus
ini berlangsung hingga hari ke 12-15 kehidupannya. Lepas itu larva dapat diberi
pakan artemia, spirulina, dan rotifer.
Reproduksi
Ikan
ini sulit dipijahkan kecuali bila antar pasangan ingin memijah. Telur
diletakkan pada daun atau permukaan yang datar (biasanya kaca akuarium). Benih
harus dipelihara dengan induk, setelah menetas benih ini makan dengan mendekat
pada lender tubuh ikan dewasa. Induk ini akan memelihara ‘anak-anaknya’.
Penyakit
Permasalahan
utama berasal dari kualitas air yang mempengaruhi perilaku yang ditunjukkan
dengan sirip melipat, penurunan nafsu makan, gerakan berenang tidak seimbang,
dan bernafas di permukaan. Kasus lain yang dapat dijumpai adalah discus plague
yang ditandai dengan turunnya berat badan, tubuh menghitam, produksi mucus
berlebih, pernafasan cepat, dan letargi. Bakteri yang pernah dilaporkan
menyerang pada ikan discus yakni Aeromonas
hydrophila, Aeromonas jandaeni, Mycobacterium fortuitum. Parasit yang
dikenal banyak menyerang ikan discus antara lain Spironucleus, cyrptobia, dan Capillaria.
Spironucleus sp merupakan parasite internal dan kerap menyerang ketika ikan
dalam kondisi stress. Parasit ini dapat ditangani dengan pemberian metronidazole
dan magnesium sulfat secara oral dan perendaman. Pada literatur lain
menyebutkan bahwa metronidazole tak begitu berpengaruh membasmi parasite, namun
dimetridazole (80mg/L selama 24 jam diulang 3 hari) atau 2-amino-5
nitrothiazole (10mg/L selama 24 jam diulang 3 hari) dapat menurunkan infeksi
parasite. Kasus HITH (hole in the head)/ HLLS juga dapat terjadi pada discus.
Peraturan perundangan terkait
-
Referensi
Jepson, L. 2016. Exotic Animal
Medicine A Quick Reference Guide 2nd Edition. Elsevier: Missouri
Livengood,
E.K., Ohs, C.L., Chapman, F.A. 2018. Candidate Species for Florida Aquaculture:
Discus Symphysodon
spp., a Profitable but Challenging Species for Florida Aquaculture. UF/IFAS:
Florida
Buller,
N.B. 2014. Bacteria and Fungi from Fish and Other Aquatic Animals 2nd Edition: A
Practical Identification Manual. CABI
OATA.
2013. Discus. Brochure
Sandford, G. 1999. Aquarium Owner's Guide.
Colourscan: Singapura
Surya,
A. 2016. Discus Si Raja Ikan Air Tawar. Majalah Nusatic edisi 01 volume
1 no 1
https://www.itis.gov
Sangat bermanfaat sekali info nya gan... saya baru mau memelihara ikan discus min...
ReplyDelete