Nama
lain:
Glugeasis, Glugea disease [7]. Penyakitnya dapat disebut sebagai mikrosporidiasis. Akan tetapi,
istilah microsporidia juga merujuk pada seluruh penyakit yang disebabkan oleh
microsporidia.
Etiologi/
penyebab:
Endoparasit, microsporidia Glugea [1] spesies Glugea anomala, Glugea
stephani [5], Glugea herald [3]
Hospes
parasit
ini dapat menyerang ikan air tawar dan laut [1]
Stadium
rentan :
Parasit menginfeksi pada masa pembenihan maupun pembesaran [3]
Organ
Target:
Glugea dapat menyerang berbagai organ [1]. Organ dalam, kulit, sirip,
insang juga dapat menjadi tempat infeksi parasit ini [2].
Epizootiologi:
Sebagian
besar parasit ini disebarkan melalui ikan atau pakan yang terinfeksi [2].
Kematian yang disebabkan oleh parasit ini bervariasi [3]
Siklus Hidup:
Glugea menghasilkan spora yang bereproduksi dalam tubuh ikan. Spora
dilepaskan dari tubuh melalui urin dan feses.
Faktor
pendukung
Buruknya nutrisi dan kualitas air memicu munculnya infeksi Glugea [3]
Gejala
Klinis
Pada insang teramati gambaran nodul dengan diameter dapat mencapai 2mm
[1]. Nodul berwarna coklat putih serupa dengan kista [5]. Apabila nodul ini
mengalami rupture, maka infeksi sekunder oleh bakter oportunis dapat terjadi
[1]. Mukosa dinding usus besar ikan mengalami peradangan sehingga ikan
kehlangan nafsu makan[7] lalu mengalami kehilangan berat badan dan perubahan
bentuk tubuh [2]. Abdomen atau perut tampak membesar [3]. Infeksi yang
disebabkan oleh Gluge anomala
teramati sekitar 9 hari pasca infeksi. Parasit akan bereplikasi di kulit,
belakang mata, dan organ lain. Pada ikan yang terinfeksi berat, ikan akan
mengalami emasiasi kemudian mati [6].
Perubahan
patologi
Glugea
dapat menghasilkan sel hipertrofi atau xenoma pada insang dengan struktur
nodular berukuran beberapa millimeter [1]. Bentukan xenoma merupakan perubahan
menciri pada kebanyakan infeksi dari genus microsporidia. Xenoma merupakan
suatu bentukan yang timbul sebagai respon ketika parasit menginfeksi sel
hospes. Bentukan ini terjadi ketika sel hospes mengalami perubahan bentuk dan
struktur, yang secara fisiologis berintegrasi dengan parasit. Isi dari
sitoplasma sel hospes tergantukan oleh parasit. Permukaan sel hospes
dimodifikasi untuk meningkatkan absorbsinya. Akibatnya sel hospes membengkak/
mengalami hipertrofi sehingga xenoma terlihat bentukan membesar seperti kista
[6]. Pada jaringan yang berdekatan dengan xenoma biasanya hanya ada sedikit
reaksi jaringan. Akan tetapi xenoma tetap dapat menimbulkan kerusakan jaringan
karena ukurannya yang membesar. Pada ikan salmon held yang berada air laut,
lesi pada insang menjadi lebih parah. Meskipun insang merupakan lokasi utama
infeksi, parasit dan lesinya dapat terjadi di organ dalam seperti jantung,
limpa, ginjal, dan pseudobranchia. Apabila xenoma rupture, spora akan
dilepaskan dan infeksi melanjut. Spora yang bebas ditemukan dalam makrofag dan
menimbulkan vasculitis multifocal kronis dan parah serta perivasculitis insang.
Pada Glugea anomala, peradangan kronis juga akan terjadi pada
xenoma yang terbentuk ataupun rupture [6]. Selain xenoma, Bersama parasit ini
juga dapat terbentuk xenoparasitik kompleks [5].
Gb. Xenoma pada ikan Ayu (picture from http://fishparasite.fs.a.u-tokyo.ac.jp) |
Diagnosa banding
Pada fase
awal, infeksi Glugea sulit dibedakan dengan Cryptocaryon,
sedangkan pada stadium lanjut akan mirip sekali dengan Lymphocystis [2]. Lesi yang disebabkan oleh Glugea juga serupa
dengan lesi microsporidia lain dan juga infeksi myxozoa, ich, dermal
metacercariae, granuloma, dan neoplasia [5].Untuk membedakannya, paling mudah
adalah dengan melakukan wet mount pada jaringan yang terinfeksi [2] atau bisa
juga dilakukan pemeriksaan dengan histologi [5].
Tabel jenis-jenis Glugea, hospes, organ target, dan ciri yang membantu diagnosa
Agen patogen
|
Hospes
|
Organ target
|
Ciri untuk diagnosa
|
referensi
|
Glugea stephani
|
Flatfish (European flounder; plaice;
English sole; turbot; 7 spesies lainnya)
|
Saluran gatstrointestinal
|
Xenoma pada jaringan ikat saluran
gastrointestinal
|
Call et al (1986)
|
Glugea hertwigi
|
Smelts (Osmerus)
|
Organ dalam
|
Xenoma berada di usus; sumbatan pada usus;
turunnya fekunditas
|
Nepszy et al (1980)
|
Glugea
luciopercae
|
Pike perch
|
usus
|
Kerusahan usus
|
Dogel dan Bykhob (1939)
|
Glugea
plecoglossi
|
Ayu; rainbow trout (EX)
|
Hampir di seluruh jaringan
|
Xenoma muncul di permukaan tubuh
|
Takashashi dan Egusa (1977)
|
Glugea anomala
|
Threespine stickleback; ninespine
stickleback; tropical killies
|
Hampir di seluruh jaringan
|
Xenoma terlihat di berbagai jaringan dan
dapat muncul di permukaan.
|
Canning et al. (1982)
Lom et al. (1995)
Kurtz et al. (2004)
|
Glugea heraldi
|
Lined seahorse
|
kulit
|
Xenoma menonjol dari subkutan kulit
|
Blasiola (1979)
|
Sumber: dirangkum
dari Noga et al (2003)
Metode
Diagnosa
Glugea dapat diamati dengan pemeriksaan mikroskopis dari sampel jaringan
atau organ. Parasit dapat teramati dengan mikroskop perbesaran 300-500x [2].
Sampel juga dapat diwarnai dengan giemsa. Parasit akan teramati berupa spora
berbentuk oval dengan ukuran 5-6.5 × 2-2.5 μm [3]. Spora bersifat gram positif
baik pada smear jaringan maupun histologi. Xenoma berukuran besar akan mudah
diamati secara kasat mata, namun xenoma kecil membutuhkan pengamatan histologi. Histologi
menunjukkan spora bebas dalam lesi yang meradang. Pewarnaan tahan asam dapat
digunakan untuk membantu diagnose. Pada pewarnaan fluorescent (seperti
Fungi-Fluor, Polysciences, Warrington, PA) teramati gambaran mengandung kitin
yang terikat secara tidak spesifik pada polisakarida dalam sel. Karena kitin
ada pada dinding spora microsporidia, pewarnaan ini sangat baik untuk
menunjukkan spora baik pada smear maupun histologi. Uji Polymerase chain
reaction (PCR) juga dikembangkan untuk beberapa jenis microsporidia. Uji ini
dapat digunakan untuk skrining ikan dengan gejala subklinis sebelum dipelihara
[6]
Pencegahan
dan Pengendalian
Tidak ada
pengobatan yang efektif. Pencegahan lebih baik dilakukan [2]. Pencegahan dapat
dilakukan dengan penggantian air, isolasi, pemusnahan ikan yang terinfeksi,
disinfeksi sistem budidaya dengan klorin ataupun iodin, menghindari penggunaan
pakan yang terkontaminasi [3]. Meskipun tidak ada pengobatan yang efektif,
namun bahan seperti toltrazuril (30mg/L perendaman 60 menit diulang selama 3
hari berturut-turut) dan fumagillin (0,1% fumagillin dalam pakan) dapat
dipertimbangkan [4]. Pemberian toltrazuril menyebabkan hancurnya semua stadium parasit
dan secara keseluruhan menurunkan prevalensi serta intensitas infeksi microsporidia.
Penggunaan fumagillin harus diperhatikan sebab untuk jangka panjang yang
ditemukan pada salmon akan menyebabkan anoreksia, kesehatan yang buruk, anemia,
degenerasi tubulus ginjal, atrofi jaringan hematopoietic. Obat ini sulit larut
dalam air namun larut dalam alcohol.vMonensin dapat digunakan untuk pencegahan.
Sedangkan albendazole untuk pengobatan dimana quinie hydrochloride menunda
pembentukan xenoma [6]. Pembasmian spora dapat dilakukan dengan pemberian
germisida dosis tinggi. Klorin >100 atau 1500ppm dapat memberikan kematian
spora >95% [5].
Referensi
1. Wildgoose,
W.H (Ed). 2001. BSAVA Manual of Ornamental Fish. British Small Animal
Veterinary Association
2. Bassleer,
G. 2004. Disease. in Marine Aquarium Fish: causes - development- symptoms-
treatment 3rd Edition. Bassleer Biofish:
Belgium
3. Nagasawa, K. and E. R. Cruz-Lacierda (eds.)
2004: Diseases of cultured groupers. Southeast Asian Fisheries Development
Center, Aquaculture Department, Iloilo, Philippines. 81 p.
5. Noga, E J.
2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell
Publishing
6. Baker, D.G. (Ed). Flynn’s Parasites Of Laboratory Animals Second Edition.
Blackwell Publishing: Iowa
7. Aquaculture
Fisheries Division. 2009. Prevention and Treatment of Fish Diseases. Agriculture.
Fisherles and Conservation Department
No comments:
Post a Comment