Nama lain
Lateral line disease [3], HITH syndrome [4],
Head and Lateral Line Erosion (HLLE) [5], Freshwater Head and Lateral Line
Erosion (FHLLE), Marine Head and Lateral Line Erosion (MHLLE) [9], lateral line
depigmentation [10], hexamitiasiss [11]
Etiologi/ penyebab
Penyebab sebenarnya dari penyakit ini belum diketahui [5]. Parasite seperti Hexamita sp, Spironucleus sp, Protoopalina sp, Trichomonas sp, Cryptobia sp, malnutrisi, air kurang mengandung mineral [2] dan infeksi bakteri [3] diduga terlibat. Meskipun parasite disebut-sebut terlibat, namun perannya sebagai patogen utama atau oportunistik masih dipertanyakan [3]. Kotoran karbon aktif, logam berat seperti copper, voltase listrik yang tidak stabil, ozon, dan radiasi UV, defisiensi vitamin C dan A, serta penyakit internal lainnya juga diduga menjadi penyebabnya [5]. Pada ikan lele, penyakit hole in head banyak dikaitkan dengan infeksi Edwardsiella ictaluri [7]. Namun pada artikel ini hanya dibatasi pada ikan hias saja
Penyebab sebenarnya dari penyakit ini belum diketahui [5]. Parasite seperti Hexamita sp, Spironucleus sp, Protoopalina sp, Trichomonas sp, Cryptobia sp, malnutrisi, air kurang mengandung mineral [2] dan infeksi bakteri [3] diduga terlibat. Meskipun parasite disebut-sebut terlibat, namun perannya sebagai patogen utama atau oportunistik masih dipertanyakan [3]. Kotoran karbon aktif, logam berat seperti copper, voltase listrik yang tidak stabil, ozon, dan radiasi UV, defisiensi vitamin C dan A, serta penyakit internal lainnya juga diduga menjadi penyebabnya [5]. Pada ikan lele, penyakit hole in head banyak dikaitkan dengan infeksi Edwardsiella ictaluri [7]. Namun pada artikel ini hanya dibatasi pada ikan hias saja
Hospes cichlid air tawar [4] (discus, Oscar, cichlid amerika selatan
lainnya [9]), ikan air laut [5] (surgeonfish, tangs, angelfish [9]), ikan hias,
salmon, cyprinid [6]
Spesies rentan
angelfish dan surgeonfish lebih rentan [11]
angelfish dan surgeonfish lebih rentan [11]
Faktor pendukung
Parasit ini lebih mudah menyerang ketika ikan lemah akibat stress, umur,
atau kualitas air yang buruk [1]. Kepadatan yang tinggi dan nutrisi yang buruk
dapat memicu penyakit ini [9].
Gejala Klinis
Hole in the head
ditandai dengan munculnya erosi kulit sepanjang linea lateralis. Lesi ini
membesar dan mengarah ke kepala [3]. Terlihat untaian feses putih disertai
dengan lubang besar terisi nanah di kepala. Kulit dan otot menjadi erosi yang
kemudian meluas ke tulang dan tengkorak. Lesi juga terkadang terdapat di linea
lateralis [1]. Ikan mengalami perubahan menjadi lemah dan kulitnya menghitam
[2]
HITH syndrome (pict from wetwebmedia.com) |
Perubahan patologi
Pada bagian kepala,
kulit seperti memiliki lesi serupa lubang dengan mucus berwarna kuning dan
untaian mengkeju [6]. Pemeriksaan histologi akan ditemukan lymphohistiocytic
epidermidis dan dermatitis dengan multifocal keratinocyte ballooning
degeneration, nekrosis, ulcerasi, dan pembentukan vesikel [9].
Patogenesis
Patogen akan menyerap
nutrisi, mineral, dan vitamin yang berasal dari makanan lalu mempengaruhi
pencernaan dan merusak membrane mukosa usus. Ikan mencoba mengkompensasi dengan
mencukupi kekurangan mineral dengan dekomposisi dan menggunakan tulang
cartilage di kepala. Hal inilah yang membuat kepala menjadi berlubang [2]
Diagnosa banding
Penyakit ulcerative atau
erosi lainnya, infeksi bacterial, parasite, jamur lainnya dengan gejala klinis serupa [9].
Metode Diagnosa
Pengumpulan data sejarah
dari kasus ini haruslah lengkap. Kualitas kimia air dan evaluasi lingkungan
harus dilakukan. Baru kemudian dilakukan pengamatan langsung [9]. Diagnosa
terhadap parasite dapat dilakukan dengan pemeriksaan kerokan kulit [7]. Pada
pemeriksaan feses, atau isi usus, flagellate
kecil dan bergerak cepat dapat teramati [8]|
Pencegahan dan
Pengendalian
Penanganan ikan dengan hole in head dilakukan dengan memindahkan
ikan ke kolam yang lebih besar disertai dengan penggantian air. Perbaikan
nutrisi serta suplementasi vitamin C mampu memperbaiki kondisi ini [1]. Perbaikan
sistem pencernaan membutuhkan waktu lama dan butuh tambahan antibiotic [2].
Jika ikan masih mau makan, metronidazole dapat diberikan [3]. Dosis
mettronidazol 600-900mg/100lt air akuarium direkomendasikan selama 3 hari.
Metronidazole juga dapat dicampur dalam pakan [8]. Karbon aktif yang berada di
lingkungan budidaya sebaiknya dihilangkan. Beberapa ikan hias air laut berhasil
ditangani dengan 0,01% becaplermin. Lubang yang berukuran <5mm sebaiknya
dibersihkan debrisnya kemudian diflushing seminggu sekali selama 3-4 minggu
untuk menstimulasi regenerasi kulit [5]. Perbaikan grounding untuk mengurangi
voltase di dasar harus dilakukan [9]. Metode terbaru yang digunakan untuk
menangani penyakit hole in head ini adalah cupping. Metode ini dicobakan pada
flower horn fish. Ikan pertama dipindahkan pada wadah bervolume 70L dengan suhu
28oC dilengkapi heater dan suplai oksigen. Media ikan harus bebas dari stress.
Selanjutnya, cup kecil berdiameter 20-30mm didisinfeksi dengan peroksida lalu
dibilas dengan air. Garis di permukaan kepala dibuat menggunakan pisau lalau
2/3 nya diserap dengan cup. Setelah cupping 2% metilin biru dimasukkan ke air
untuk mencegah infeksi sekunder. Dengan metode ini 50% ikan sembuh dalam 4-6
hari [11].
Referensi
1. Skhomal, G. 2007. Freshwater Aquariums, 2nd
Edition. Howel Book House
2. Seraguide. Healthy Aquarium Fish. Sera: Germany
3. Ballard, B dan Cheek, R. 2017. Exotic Animal Medicine for the
Veterinary Technician. John Wiley and Sons
4. Roberts, H.E (Ed). 2010.
Fundamentals of ornamental fi sh health. Blackwell Publishing
5. Lewbart, G.A. 2017. Self-Assessment Color
Review Ornamental Fishes and Aquatic Invertebrates Second Edition. CRC Press:
Boca Raton
6. Woo, P.T.K. (Ed). 2006. Fish diseases and disorders Volume 1:
Protozoan and Metazoan Infections
Second Edition2nd ed. CABI International
7. Wildgoose, W.H (Ed). 2001. BSAVA Manual of
Ornamental Fish. British Small Animal Veterinary Association
8. Bassleer, G. 2004.
Disease. in Marine Aquarium Fish: causes - development- symptoms-
treatment 3rd Edition.
Bassleer Biofish: Belgium
9. Mayer, J. dan GDonnelly, T.M (Ed). 2013.
Cinical Veterinary Advisor Birds and Exotic Pets. Elsevier
11. Sahandi, J dan
Hajimoradloo, A. Hole-in-head disease: New method of treatment in flower horn
ornamental fish. HVM Bioflux, 2011, Volume 3, Issue 2.
Terimakasih informasi sangat bermanfaat.
ReplyDeleteMancing Mania Kali Jember
Terimakasih informasinya, sementara ikan koki saya arah penyakitnya ke HITH, feses belum memutih tapi, pipi bagian kiri sudah membengkak dan memar merah, dan mata ikut bengkak.
ReplyDelete