Nama
lain
penyakit gatal [2]
Etiologi/
penyebab
Trichodinelid
yang terdiri dari Trichodina, Tripartiella, dan Trichodinella [2], merupakan protozoa berbentuk lonceng dengan skelet melengkung
secara radial (dentikel) dan sebuah zona aboral dari silia yang tersusun secara
spiral [1]. Dentikel seperti cakram dan berfungsi sebagai penempel [2]. Sel nya
berbentuk bundar seperti cawan, memiliki makro dan mikronukleus, getar/
bersilia pada kedua sisi sel [1]. Trichodina berukuran 45-78um, Trichodinella
24-37um, dan Tripartiella >40um [2].
Ketiiganya dapat dibedakan berdasarkan bentuk dentikelnya [5]. Umumnya
parasite ini bersifat komensal daripada parasitic sebab hanya memakan sel-sel
yang mati. Namun struktur dentikel yang keras sering menyebabkan iritasi pada
kulit ikan [2]
Hospes
Benih
ikan air laut, tawar, payau [2], tidak ada hospes spesifik, namun kebanyakan
Trichodinid yang berukuran besar >90um memiliki hospes lebih lluas
dibandingkan yang kecil <30um [7]
Stadium
rentan
Semua stadium budidaya, dari hatcheri hingga
pembesaran [5]
Penularan
Penularan
Trichodina terjadi secara langsung antar ikan atau melalui air [1]. Kematiannya
dapat mencapai 50% dari total populasi. Kebanyakan kematian akibat infeksi
sekunder [2].
Siklus
Hidup:
Reproduksi Trichodina dilakukan secara
aseksual dengan pembelahan. Reproduksi seksual dilakukan secara membelah.
Siklus hidupnya sama dengan Ichtyophthirius sp [1]. Trichodina meletakkan
ribuan spora yang dapat bertahan pada sedimen. Bila kondisi lingkungan
memungkinkan, spora akan menetas. Larva dapat bertahan untuk 1-2 hari di air
lalu mencari hospes baru [9]
Faktor
pendukung
Turunnya kadar oksigen hingga <4ppm, suhu
yang fluktuatif, dan tingginya bahan organic dalam air [1], padat tebar tinggi,
kondisi ikan yang sehat memungkinkan parasite berkembang pesat [3].
Gejala
Klinis
Parasite
kelompok ini menyerang sirip, kulit, dan insang [2]. Beberapa spesies
Trichodinid ini dapat menginfeksi kandung kemih, oviduk, dan saluran
pencernaan, namun dipercaya bukanlah patogen [7]. Tubuh yang terserang
Trichodiniasis menjadi pucat disertai perdarahan serta berlendir. Ikan menjadi
tidak tenang, frekuensi nafas meningkat, warna tubuh menggelap, pertumbuhan
terhambat, dan lemas. Nafsu makan ikan menghilang [1]. Sirip rusak dan ikan
sering menggosokkan tubuh pada benda sekitarnya [2]. Keberadaan parasit pada
insang dapat mengganggu pernafasan [3]. Pergerakan parasite dapat menyebabkan
kerusakan pada epitel insang [5].
Perubahan
patologi
Pada
insang, parasite ini menyebabkan hyperplasia lamella sekunder dan hipertrofi
sel sepitel insang. Bagian yang dilekati parasite akan mengalami nekrosis [6].
Pada pemeriksaan histopatologi dapat teramati parasit pada insang [7]
Metode
Diagnosa
Dapat dilakukan secara visual terhadap
tingkah laku dan gejala klinis [2]. Pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan
dengan wet mount [3]. Pengamatan morfologi dapat dilakukan dengan impregnasi
menggunakan silver nitrat [2].
Prognosis
Prognosisnya baik bila jumlah parasite
sedikit dan ikan tidak stress. Parasite ini tidak begitu patogen. Infestasi
bersifat serius bila terjadi pada pembenihan [8]
Pencegahan
dan Pengendalian
Sebagai
tindakan pencegahan, dapat dilakukan dengan perendaman 2-5g/L garam untuk
tokolan [10]
Tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan:
- Mempertahankan
suhu air >29oC
- Mengurangi
bahan organic terlarut
- Meningkatkan
frekuensi penggantian air
Sumber
: [1], [3], [4], [5], [7], [9], [10]
Tabel Bahan herbal untuk pengobatan Trichodiniasis
Sumber
[2]
Referensi
- Nurcahyo, W. 2014. Parasit pada Ikan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
- Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
- Anshary, H. 2016. Parasitologi Ikan: Biologi, Identifikasi, dan Pengendaliannya. Deepublish: Yogyakarta
- Afrianto, E., Liviawaty, E., Jamaris, Z., Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta Timur
- Nagasawa, K. and E. R. Cruz-Lacierda (eds.) 2004: Diseases of cultured groupers. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department, Iloilo, Philippines. 81 p.
- Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostesi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
- Meyers, T., Burton, T., Bentz, C., Starkey, N. 2008. Alaska Department of Fish and Game: USA
- AFCD. 2009. Good Aquaculture Practices Series 4.
- Read, P., Stuart, M.L., Rowland, J., Mifsud, C. 2007. Diagnosis, Treatment and Prevention oF THEDiseases of the Australian Freshwater Fish Silver Perch (Bidyanus bidyanus). Fisheries Research and Development Corporation: Australia
No comments:
Post a Comment