Nama
lain
Penaeus Monodon densovirus (PmDNV) – nama terkini,
Midgut Gland Parvovirus [5], Runt Syndrom pada udang monodon [8]
Hospes
P. monodon, P. merguensis, L. vannamei [1], P. indicus [3] P. semiculcatus, P. penicillatus, P.
chinensis, P. orientallis [1].
Stadium
rentan
PL,
juvenil, dewasa [1]. Meskipun dapat terpapar, infeksi pada udang dewasa
tidaklah parah [6].
Etiologi/
penyebab
Pmdensovirus
[1], virus DNA 22-24nm [2], memiliki open reading frame yang besar [5]
Epizootiologi
Infeksi
HPV merupakan salah satu jenis penyakit udang yang ditemukan sejak pertengahan
80an [4]. Pertama kali virus ini ditemukan pada udang P. merguiensis dan Fe
chinensi di Singapura dan China [6]. Penularan penyakit ini melalui mode
horizontal [4]. Penularan horizontal lebih mudah terjadi pada stadium larva,
sedangkan penularan vertical melalui indukan [9]. Penyakit ini telah menyebar
di Asia, Australia, Afrika, dan beberapa negara Amerika Selatan [4]. Penularan
secara vertical mungkin saja terjadi [6]. Di Filipina, penyakit HPV memiliki
prevalensi 7,8 – 26,4% untuk PL 1-19. Sedangkan pada P. merguensis kematian dapat mencapai 50% dalam 4-8 minggu sejak
munculnya penyakit [3] Meskipun tidak menimbulkan kematian yang signifikan, namun
udang yang terinfeksi dapat menurunkan jumlah produksi [5]
Gejala
Klinis
Udang
mengalami perlambatan pertumbuhan, terdapat warna putih opaq pada ekor dan otot
abdomen. Hepatopankreas mengerut (atrofi) dengan jumlah simpanan lemak dan
vakuola sekretori menurun [1]. Pada bagian ekstral tubuh seringkali ditemukan
organisme fouling seperti Zoothamnium
sp dan bakteri berfilamen [3]. Disamping gejala diatas, pada kasus yang berat,
hepatopancreas daoat berwarna putih, atrofi, rentan terhadap Vibrio spp [9].
Perubahan
patologi
Organ
target utama hanyalah hepatopancreas [6]. Pada hepatopankreas terdapat nekrosis
dan atrofi HP, pergeseran nucleolus ke lateral, marginasi kromatin, dan badan
inklusi intranuklear basofilik yang mencolok [1]. Badan inklusi hanya ditemukan
pada bagian perifer yakni pada sel E saja [4]. Badan inklusi pada HPV sangatlah
menciri dengan adanya bentukan nucleolar cap [6]. Awalnya
badan inklusi berwarna asidofilik berukuran kecil di nucleus, melekat pada
nucleolus. Badan inklusi kemudian membesar, nucleus menjadi hipertrofi.
Kromatin menjadi termarginasi dan nucleolus terdesak ke samping nucleus
sehingga sering terlihat berbentuk sabit kecil. Dan bentuk akhir badan inklusi
adalah warna basofilik yang dikelilingi halo [8]. Pada infeksi HPV juga dapat
bersamaan dengan infeksi MBV (Monodon Baculovirus ) [6]. Inflamasi pada kasus
HPV sangatlah minimal [7].
Gb histopatologi HPV pada udang windu. Badan inklusi stadium awal berwarna eosinofilik
(pict credit to Flegel, 2006)
|
Dampak Penyakit
Karena
organ target utama adalah hepatopancreas, kerusakan pada hepatopancreas ini
mengakibatkan gangguan metabolisme hingga berdampak munculnya kematian [3].
Virus ini menimbulkan perlambatan pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya nilai koofisien variasi (CV) lebih dari 30% [8]
Metode
Diagnosa
Metode
diagnose sederhana adalah dengan melakukan wet mount yang diwarnai dengan
malachite green [4] atau preparat tekan ulas diwarnai diemsa [6]. Diagnosa HPV
dapat dilakukan melalui histopatologi dimana ditemukan badan inklusi basofilik
intranuclear [2]. Penggunaan ISH dengan probe khusus juga telah dikembangkan
[1] termasuk PCR [6].
Pencegahan
dan Pengendalian
HPV
dapat dicegah dengan melakukan karantina dan skrining terhadap patogen [2]. Mempergunakan
benih bebas HPV serta menghancurkan udang yang telah terinfeksi [3].
Referensi
1.
Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second
Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department.
2.
CIBA. 2000. Shrimp Diseases: Symptoms, Causes, Diagnosis, Prevention and
Contro, CIBA Extension Series No.19
3. Lavilla-Pitogo, C.R., Lio-Po, G.D.,
Cruz-Lacierda, E.R., Alapide-Tendencia, E.V., de la Pena, L.D. 2000. Diseases
of Penaeid Shrimps in the Philippines. Southeast Asian Fisheries Development
Center: Filipina
4. Catap, E.S. and R.D. Travina. 2005.
Experimental transmission of Hepatopancreatic Parvovirus (HPV) infection in
Penaeus monodon postlarvae. In P. Walker, R. Lester and M.G. Bondad-Reantaso
(eds). Diseases in Asian Aquaculture V, pp. 415-420. Fish Health Section, Asian
Fisheries Society, Manila.
5.
Attasart, P., Kaewkhaw, R., Chimwai, C., Kongphom, U., Namramoon , O., Panyim,
S. 2010. Inhibition of Penaeus monodon densovirus replication in shrimp by
double-stranded RNA. Arch Virol (2010) 155:825–832 DOI 10.1007/s00705-010-0649-5
6.
UAZ. 2012. HPV. University of Arizona, Pathology Short Course
7.
Mahidol University. 2007. Biology and Pathology of Shrimp. International
Training Course Mahidol University Thailand
8. Alaya de Graindrage, V. dan Flegel, T.W. 1999. Diagnosis
of shrimp diseases, with emphasis on the black tiger shrimp (Penaeus monodon).
FAO: Roma
9. Lightner, D.V (Ed). 1996. A Handbook of Shrimp
Pathlogy and Diagnostic Procedures For Diseases of Cultured Penaeid Shrimp.
The World Aquaculture Society
No comments:
Post a Comment