Alat dan bahan:
- Mikroskop dengan perbesaran 10-100x
- Objek glass
- Cover glass
- Air laut atau gunakan NaCl 1-2%
- Pipet Pasteur
- Alat bedah
Prosedur (wet mount)
untuk udang dewasa
- Ambil sedikit bagian dari filamen insang, labia palp, processus mastigobranchial pada objek glass yang telah ditetesi air laut atau gunakan NaCl
- Tutup dengan cover glass dan lakukan pengamatan dengan perbesaran lemah
- Amati dengan mikroskop dan catat
untuk larva/ PL
- Siapkan specimen secara utuh
- Tetesi dengan NaCl
- Tutup dengan cover glass dan lakukan pengamatan dengan perbesaran lemah
- Amati dengan mikroskop dan catat
Parameter yang diamati
- Tingkat infestasi bakterial pada filament
- Tingkat infestasi protozoa perithric
- Tingkat fouling algal dan detritus
- Tingkat melanisasi pada lesi kutikula
- Tingkat melanisasi internal atau nodul
Penyebab
|
Yang diamati pada
insang
|
Yang diamati pada
alat gerak
|
Leucothrix mucor
|
Alga hijau biru
berfilamen
|
√
|
Bakteri sejenis Flexibacter.spp
|
Bakteri berfilamen
tipis
|
-
|
Protozoa Zoothamnium
sp, Epistylis sp, Acineta sp, Bodo sp, dll
|
|
√
|
Diatom dan BGA,
detritus
|
√
|
√
|
Penyakit yang
menyebabkan radang dan nekrosis
|
Melanisasi lamella
insang
|
√
|
Debris dari tambak
|
√
|
√
|
Fouling bacteria
|
√
|
√
|
TsV
|
-
|
√
|
gas bubble
|
Area snow-white
|
-
|
√: dapat teramti
Prosedur 2 (fiksasi dan staining)
Parameter yang dapat diamati
⦁ Penyakit virus seperti WSSV, YHV, IHHNV
⦁ Fouling bacteria
⦁ Protozoa
⦁ Vibrio.spp
⦁ Jamur
⦁ Keberadaan melanisasi
⦁ Penyakit virus seperti WSSV, YHV, IHHNV
⦁ Fouling bacteria
⦁ Protozoa
⦁ Vibrio.spp
⦁ Jamur
⦁ Keberadaan melanisasi
Metode
⦁ Ambil sampel insang kemudian masukkan ke dalam mikrotube yang telah diisi larutan fiksatif Davidson’s HCl. Diamkan selama 1 jam
⦁ Lalu bilas insang yang masih ada di dalam tube dengan air mengalir selama 15 menit (tutup lubang mikrotube dngan kasa atau tisu agar insang tidak mengapung. Buang sisa air di dalam tube
⦁ Tambahkan hematoxylin selama 10 menit, lalu buang
⦁ Bilas dengan air mengalir selama 15 menit
⦁ Tambahkan eosin selama 2 menit, lalu buang
⦁ Tambahkan etanol 50% selama 1 menit, buang
⦁ Tambahkan etanol 70% selama 1 menit, buang
⦁ Tambahkan etanol 95% selama 1 menit, buang, ulangi 1 kali lagi
⦁ Tambahkan etanol 100% selama 1 menit, buang, ulangi 1 kali lagi
⦁ Tambahkan xylene selama 30 detik, buang, ulangi 2 kali
⦁ Tutup dengan entellan
⦁ Lalu bilas insang yang masih ada di dalam tube dengan air mengalir selama 15 menit (tutup lubang mikrotube dngan kasa atau tisu agar insang tidak mengapung. Buang sisa air di dalam tube
⦁ Tambahkan hematoxylin selama 10 menit, lalu buang
⦁ Bilas dengan air mengalir selama 15 menit
⦁ Tambahkan eosin selama 2 menit, lalu buang
⦁ Tambahkan etanol 50% selama 1 menit, buang
⦁ Tambahkan etanol 70% selama 1 menit, buang
⦁ Tambahkan etanol 95% selama 1 menit, buang, ulangi 1 kali lagi
⦁ Tambahkan etanol 100% selama 1 menit, buang, ulangi 1 kali lagi
⦁ Tambahkan xylene selama 30 detik, buang, ulangi 2 kali
⦁ Tutup dengan entellan
*Fragmen insang dapat disimpan dalam xylene dengan wadah tertutup rapat hingga akan dimounting. Mounting dilakukan dengan mengambil filament insang dengan setetes xylene di atas objek glass. Ratakan, jangan ada yang terlalu besar. Tambahkan lem seperti entellan, Canada balsam, dan semacamnya. Tutup dengan cover glass.
Pembuatan larutan
Davidson’s HCl
Etanol 95% 330mL
Formalin 37% 220mL
HCl 50% 115mL
Distilled water/ air/ akuades 335mL
Formalin 37% 220mL
HCl 50% 115mL
Distilled water/ air/ akuades 335mL
Referensi:
Alaya de Graindrage, V. dan Flegel, T.W. 1999. Diagnosis of shrimp diseases, with emphasis on the black tiger shrimp (Penaeus monodon). FAO: Roma
Lightner, D.V (Ed). 1996. A Handbook of Shrimp Pathlogy and Diagnostic Procedures For Diseases of Cultured Penaeid Shrimp. The World Aquaculture Society
Brock, J.A dan Main, K.L. 1994. A Guide To The Common Problems and Disease of Cultured Penaeus vannamei.The Oceanic Institutes: Honolulu
No comments:
Post a Comment