-->

Referensi

    Saturday, 21 April 2018

    Metode Pengamatan mikroskopis insang pada udang

    Alat dan bahan:
    • Mikroskop dengan perbesaran 10-100x
    • Objek glass
    • Cover glass
    • Air laut atau gunakan NaCl 1-2%
    • Pipet Pasteur
    • Alat bedah
    Prosedur  (wet mount)

    untuk udang dewasa
    • Ambil sedikit bagian dari filamen insang, labia palp, processus mastigobranchial pada objek glass yang telah ditetesi air laut atau gunakan NaCl
    • Tutup dengan cover glass dan lakukan pengamatan dengan perbesaran lemah
    • Amati dengan mikroskop dan catat
    pengambilan insang (pict from shrimpcare.com)


    untuk larva/ PL
    • Siapkan specimen secara utuh
    • Tetesi dengan NaCl
    • Tutup dengan cover glass dan lakukan pengamatan dengan perbesaran lemah
    • Amati dengan mikroskop dan catat
    Parameter yang diamati
    • Tingkat infestasi bakterial pada filament
    • Tingkat infestasi protozoa perithric
    • Tingkat fouling algal dan detritus
    • Tingkat melanisasi pada lesi kutikula
    • Tingkat melanisasi internal atau nodul

    • Penyebab
      Yang diamati pada insang
      Yang diamati pada alat gerak
      Leucothrix mucor
      Alga hijau biru berfilamen
      Bakteri sejenis Flexibacter.spp
      Bakteri berfilamen tipis
      -
      Protozoa Zoothamnium sp, Epistylis sp, Acineta sp, Bodo sp, dll

      Diatom dan BGA, detritus
      Penyakit yang menyebabkan radang dan nekrosis
      Melanisasi lamella insang
      Debris dari tambak
      Fouling bacteria
      TsV
      -
      gas bubble
      Area snow-white
      -
      √: dapat teramti


    contoh hasil pengamatan (pict from shrimpcare.com)

    Prosedur 2 (fiksasi dan staining)


    Parameter yang dapat diamati
    ⦁ Penyakit virus seperti WSSV, YHV, IHHNV
    ⦁ Fouling bacteria
    ⦁ Protozoa
    ⦁ Vibrio.spp
    ⦁ Jamur
    ⦁ Keberadaan melanisasi

    Metode
    ⦁ Ambil sampel insang kemudian masukkan ke dalam mikrotube yang telah diisi larutan fiksatif Davidson’s HCl. Diamkan selama 1 jam
    ⦁ Lalu bilas insang yang masih ada di dalam tube dengan air mengalir selama 15 menit (tutup lubang mikrotube dngan kasa atau tisu agar insang tidak mengapung. Buang sisa air di dalam tube
    ⦁ Tambahkan hematoxylin selama 10 menit, lalu buang
    ⦁ Bilas dengan air mengalir selama 15 menit
    ⦁ Tambahkan eosin selama 2 menit, lalu buang
    ⦁ Tambahkan etanol 50% selama 1 menit, buang
    ⦁ Tambahkan etanol 70% selama 1 menit, buang
    ⦁ Tambahkan etanol 95% selama 1 menit, buang, ulangi 1 kali lagi
    ⦁ Tambahkan etanol 100% selama 1 menit, buang, ulangi 1 kali lagi
    ⦁ Tambahkan xylene selama 30 detik, buang, ulangi 2 kali
    ⦁ Tutup dengan entellan


    bagan prosedur pewaraan 

    *Fragmen insang dapat disimpan dalam xylene dengan wadah tertutup rapat hingga akan dimounting. Mounting dilakukan dengan mengambil filament insang dengan setetes xylene di atas objek glass. Ratakan, jangan ada yang terlalu besar. Tambahkan lem seperti entellan, Canada balsam, dan semacamnya. Tutup dengan cover glass.

    Pembuatan larutan

    Davidson’s HCl
    Etanol 95% 330mL
    Formalin 37% 220mL
    HCl 50% 115mL
    Distilled water/ air/ akuades 335mL

    Referensi:

    Alaya de Graindrage, V. dan Flegel, T.W. 1999. Diagnosis of shrimp diseases, with emphasis on the black tiger shrimp (Penaeus monodon). FAO: Roma

    Lightner, D.V (Ed). 1996. A Handbook of Shrimp Pathlogy and Diagnostic Procedures For Diseases of Cultured Penaeid Shrimp. The World Aquaculture Society

    Brock, J.A dan Main, K.L. 1994. A Guide To The Common Problems and Disease of Cultured Penaeus vannamei.The Oceanic Institutes: Honolulu


    No comments:

    Post a Comment