-->

atas

    Saturday, 31 March 2018

    Bedah Segala Sesuatu tentang Red Tide

    Red tide (Photo by Miriam Godfrey)
    Apakah red tide itu?
    Red tide atau aur pasang merah adalah suatu fenomena dimana air laut berubah menjadi warna biru, merah, coklat, kuning, hijau, yang diakibatkan oleh ledakan populasi fitoplankton (blooming alga). Meskipun ada berbagai macam warna alga, namun red tide sudah menjadi istilah umum yang digunakan pada blooming alga.  Red tide seringkali disebut juga dengan Harmfull alga blooms (HABs)

    Kapankah red tide itu terjadi?
    Red tide biasanya terjadi ketika cuaca mendung selama 3-7 hari, lalu turun hujan. Kemudian terjadi up welling disertai sinar matahari yang cerah

    Dimana saja red tide dapat terjadi?
    Di tambak, red tide biasanya terjadi pada titik-titik tertentu. Sementara di laut, red tide terjadi di Kawasan tertentu yang tertutup dan tenang seperti teluk, pesisir dan muara, Kawasan dengan aktifitas pelabuhan dan banyak unsur hara atau buangan yang masuk. Di Indonesia, kasus red tide kerap terjadi di Lampung, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Makassar, dan Teluk Ambon. Sementara di luar negeri  terjadi di Jepang, Australia, Selandia Baru, Fiji, Papua Nugini, Hongkong, India, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, dan beberapa negara lainnya.


    Di laut, bagaimana red tide dapat terjadi?Pada saat mendung, jumlah populasi plankton masih terkendali. Namun ketika terjadi panas terik, terjadi blooming populasi alga. Bersamaan dengan itu, endapan dasar perairan yang mengandung nutrisi terangkat. Akibatnya plankton tumbuh secara cepat dalam jumlah besar dan didominasi oleh jenis dinoflagellate. Dan akhirnya air laut berubah menjadi warna merah kecoklatan

    Bagaimana red tide dapat terjadi di tambak?Di tambak, red tide dapat terjadi jika penggantian air menggunakan air tanpa treatmen. Hal ini biasanya dilakukan pada tambak tradisional. Ketika air laut masuk, maka berbagai jenis plankton dapat masuk sehingga kemungkinan red tide dapat terjadi

    Apa saja yang mempengaruhi terjadinya red tide di laut?Faktor lingkungan seperti buangan limbah pabrik, rumah tangga, industry berkontribusi terhadap terjadinya red tide. Limbah kapal asing juga berpotensi memicu red tide sebab kerap membawa air laut yang tentunya mengandung plankton spesies asing. Disamping itu, faktor pengayaan unsur hara (eutrofikasi), perubahan hidrometeorologi skala besar, gejala upwelling/ pengangkatan massa air yang kaya unsur hara, dan hujan serta masuknya air tawar ke laut mempengaruhi terjadinya red tide.

    Apa saja yang mempengaruhi terjadinya red tide di tambak?Red tide di tambak biasanya disebabkan oleh rasion N:P yang rendah dan konsentrasi phosphor yang tinggi sehingga menghambat pertumbuhan plankton diatom dan bakteri. Planton jenis Blue Green Algae  (BGA) dan jenis dinoflagellate dapat memanfaatkan nitrogen sehingga dapat terjadi blooming.

    Alga jenis apa saja yang terlibat dalam red tide?Terdapat sekitar 31 spesies plankton penyebab red tide. Dinoflagellata kelompok Pyrrophyta Ptychodiscus brevis, Prorocentrum, Gymnodinium breve, Alexandrium catenella, Noctiluca scintillans. Adanya spesies Noctiluca mengindikasikan kualitas perairan yang buruk dan menjadi competitor makanan ikan. Sedangkan Alexandrium dan Gonyaulax dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi komoditas di dalamnya. Spesies penyebab harmful alag dibagi menjadi beberapa tiper berdasarkan kondisi, spesies, serta dampk terhadap ikan, krutasea, dan invertebrate.
    - Tipe A
    Spesies kelompok ini kurang berbahaya kecuali pada kondisi tertentu dimana dapat tumbuh dan mematikan organisme karena berkurangnya pasokan oksigen. Spesies yang masuk kelompok ini adalah dinoflagellate (Gonyaulax polygramma, Noctiluca scintillans, dan Scrippsiella trochoidea) dan Cyanobacterium (Trichodesmium erythraeum).
    - Tipe B
    Spesies tipe B menghasilkan toksin yang membahayakan manusia yaitu PSP, DSP, NSP
    - Tipe C
    Spesies tipe C menghasilkan toksin yang berbahaya bagi ikan dan invertebrate namun tidak pada manusia. Spesies penghasil ini adalah diatom (Chaetoceros convolutus), dinoflagellate (Gymnodinium miki motoi), prymnesiophytes (Chrysochromulina polylepsis, Prymnesium par vum, P. patelliferum), dan raphidophytes (Heterosigma carterae, Chattonella antiqua).

    Toksin apa saja yang dihasilkan oleh alga-alga tersebut?Alga atau plankton tersebut dapat menghasilkan biotoksin yang membahayakan organisme perairan maupun manusia. Ada tiga jenis toksin yang dihasilkan yaitu paralytic shellfish poisoning (PSP), ciguatera fish poisoning (CFP), diarrhetic shellfish poisoning (DSP), Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP) dan lainnya.

    Apakah toksin PSP, CFP, dan DSP itu?PSP merupakan toksin yang dihasilkan oleh plankton jenis Alexandrium (Protogonyaulax) tamarense, A. catenella, Gymnodinum catenatum, dan Pyrodinium bahamense var compressum. Toksin ini banyak ditemukan pada kerang pemakan dinoflagellate. Toksin ini meracuni system syaraf. Toksin ini juga dikenal sebagai saxitoxin. Toksin ini dapat meracuni manusia dengan gejala wajah, bibir, dan lidah terasa terbakar, dan terus menjalar ke bagian leher, tangan, jari tangan, kaki dan jari kaki, kepala pening, nyeri otot, berpeluh, timbul mati rasa pada anggota badan tersebut, serangan jantung, dan kegagalan sistem pernafasan.

    DSP merupakan toksin yang dihasilkan plankton Phalacroma rotudantum, Prorocentrum lima, Dinophysis fortii, D. acuminata, D. novergica, D. tripos, D. caudata, D. acuta, dan D. mitra. Toksin juga beracun bagi manusia dimana menyebabkan gangguan pencernaan akut dengan gejala diare, muntah, kejang perut dan kedinginan.

    CFP adalah toksin yang dihasilkan Gambierdiscus toxicus. Toksinnya dikenal dengan nama ciguatoxin dan maitoxin. Apabila toksin ini sampai terpapar pada manusia akan menyebabkan gangguan system pencernaan, sistem syaraf dan sistem peredaran darah.
    Sistem tambak seperti apa yang rentan terkena red tide?Red tide dapat terjadi di semua tipe tambak, tradisional, semi intensif, maupun intensif.

    Bagaimana cara mengetahui adanya red tide?Red tide menyebabkan air berwarna merah dengan pH 8, dan kecerahan sekitar 20cm. Red tide juga dapat diketahui dengan adanya gejala klinis. Hampir seluruh kejadian red tide  terjadi pada perairan payau atau laut. Jumlah dan jenis plankton yang ada menjadi sangat penting untuk menentukan diagnosa. Bila pengambilan sampel dibutuhkan, sampel harus dalam keadaan segar dengan suhu ambien atau rendah namun bukan dalam es. Bila lebih dari 24 jam, sampel harus diawetkan dalam larutan lugol iodine dan dingin. Alternatif lain adalah menggunakan buffer formalin 1-2% atau 2% glutaraldehyde dalam buffer borat. Pemeriksaan patologi tidaklah spesifik, olehkarenanya histologi tidak begitu berguna dalam pendiagnosaan. Namun sampel insang dapat diambil untuk wet mount untuk melihat adanya alga yang mati seperti jenis chaetocheros yang kerap hilang saat pembuatan preparat.

    Apakah dampak red tide pada ikan?Ikan akan mengalami kematian dalam jumlah besar. Red tide akan mengurangi pasokan oksigen sebab matinya plankton yang berumur pendek membutuhkan oksigen cukup banyak untuk pembusukan. Akibatnya ikan kesulitan mendapatkan oksigen. Disamping itu, plankton jenis dinoflagellate menghasilkan toksin. Bila toksin ini termakan ikan, dapat menimbulkan keracunan pada ikan.

    Spesies apa yang rentan terkena red tide?Bandeng. Spesies ini memiliki kebiasaan menyedot/ menghisap.

    Bagaimana gejala klinis red tide pada udang?Udang mengalami perubahan warna menjadi merah atau pink, kram,

    Bagaimana gejala klinis red tide pada ikan?Red tide dapat merusak ikan dengan beberapa cara. Ikan yang terkena red tide akan mengalami kerusakan insang. Beberapa menunjukkan lesi nekrosis insang akut. Dinoflagellata Gyrodinium aureolum memiliki toksin yang bereaksi pada insang dan saluran pencernaan daripada system syaraf. Lamella sekunder menunjukkan adhesi cribriform akibat hilangnya mucus permukaan insang (gambar) dan saluran pencernaan mengalami enteritis serta terjadi nekrosis hati fokal. Oedema lamella insang kerap teramati pada kasus pencemaran termasuk red tide. Kadang kala, kasus red tide disertai dengan dinoflagellate yang beracun dari genus Alexandrium  dan Karenia yang mengeluarkan ichtyotoxin. Toksin ini menyebabkan ikan mati. Beberapa spesies yang menghasilkan neurotoksin akan menyebabkan disorientasi, kehilangan keseimbangan, hiperaktifitas sporadic. Paparan subletal menyebabkan ikan rentan terhadap penyakit infeksius.


    Insang ikan salmon atlantik yang terkena red tide oleh Gyrodinium aureolum menunjukkan adhesi cribriform dan alga di antara lamella yang berupa sel hyaline tidak terwarnai (Roberts., R.J., 2012)
    Apakah dampak red tide terhadap lingkungan perairan?
    Pada red tide, fitoplankton akan menghasilkan lemak (terutama yang tidak jenuh) dan asam amino. Banyak karbohidrat dilepas saal blooming. FItoplankton yang mati akan membusuk dan tenggelam di dasar lalu terjadi dekomposisi. Suhu yang rendah di dasar air akan mempercepat dekomposisi sehingga kadar oksigen berkurang dan terbentuk H2S. Hal ini akan membahayakan benthos. Fitoplankton penyebab red tide juga akan mengubah sebaran logam berat di perairan laut oleh adanay pertukaran ikatan logam dengan sel plankton. Logam berat akan terdeposit di dasar. Fitoplankton akan meningkatkan konsentrasi logam Cd dan Fe melalui humic acid

    Apakah dampak red tide pada kesehatan manusia?Red tide tidak mempengaruhi kesehatan manusia. Meskipun ikan memakan toksin dari plankton, namun tidak menyebabkan keracunan pada manusia jika memakan ikan tersebut.

    Apakah dampak red tide pada industri perikanan?Red tide dapat terkena imbas berupa kerugian akibat matinya komoditas budidaya nya. Pada udang, perubahan warna mengakibatkan menurunnya harga jual di pasaran.

    Bagaimana cara mengatasi red tide di tambak?Red tide di tambak diatasi dengan mengambil secara manual menggunakan karung goni secara perlahan hingga red tide berkurang. Pada air dilakukan penggantian komposisi nutrient dan pemberian bakteri baik yang mendominasi. Jika terjadi pada tambak udang dengan usia hampir panen, harus segera dilakukan pemanenan. JIka masih pada usia tebar, sebaiknya dilakukan penggantian air. Jika red tide baru terjadi di tandon, dapat diatasi dengan memberikan klorin 60ppm. Pada keramba, kedalaman keramba harus diturunkan atau dipindahkan. Pemberian pakan dan handling sementara dikurangi. Pada kasus tertentu dapat dilakukan injeksi atau pemasukan udara menggunakan pipa agar air bagian bawah menggerakkan ke permukaan sehingga memecah konsentrasi alga di permukaan, namun hati-hati dapat terjadi gas bubble disease. Peningkatan oksigenasi dapat dilakukan untuk mengurangi kematian akibat hipoksia.

    Bagaimana pencegahan red tide?Di tambak, perbaikan pengelolaan air harus dilakukan. Penyediaan tandon dan filter misalnya. Hanya air yang diolah saja yang dapat masuk ke tambak. Pemasukan air baiknya dilakukan di malam hari untuk mencegah berbagai organisme yang diurnal masuk ke tambak.  Aerasi dilakukan pada titik-titik yang memiliki kecenderungan terjadinya red tide. Rasio N:P diatur di atas 10-20% sehingga plankton yang tumbuh hanya dari kelompok Chlorella dan diatom saja. Peningkatan rasio N:P dilakukan dengan pemupukan nitrogen. Pengetahuan mengenai red tide juga harus diketahui oleh petugas tambak agar dapat dicegah lebih awal. Pengecekan kualitas air secara berkala akan membantu ada tidaknya red tide. Parameter seperti kelimpahan plankton dan pola arus harus diketahui sebelum melakukan budidaya.

    Hal apa yang harus diwaspadai dari red tide?Red tide ini dapat berulang setiap tahunnya


    Untuk dibaca:

    Info Akuakultur. 2017. Waspada Sergapan Si Arus Merah. Edisi no 30 Tahun III/15 Juli 2017

    Kurniawan, A. 2012. Penyakit Akuatik. UBB Press

    Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department.

    Noga, Edward J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing

    Roberts, R.J (Ed). Fish Pathology 4th Ed. Wiley-Blackwell: UK

    No comments:

    Post a Comment