Pakan
memegang peranan penting dalam pemeliharaan ikan hias. Ikan harus diberikan
pakan spesifik yang sesuai dengan biologinya. Ikan karnivora memiliki saluran
pencernaan yang pendek karena itu pakan kadar protein yang tinggi akan lebih
cepat tercerna. Sedangkan ikan herbivora memiliki saluran pencernaan yang
panjang, oleh karenannya pakan berbahan sayuran akan lebih lama diproses oleh
tubuh. Ikan karnivora membutuhkan protein tinggi (>50%), omnivora (40-50%),
dan herbivora (30-40%).
Pada
ikan hias yang hidup di dalam akuarium, kebutuhan pakannya sangat ditentukan
oleh si pemelihara. Kebutuhan nutrisi
pakan pada ikan hias ini berbeda-beda bergantung pada spesies, usia, suhu air,
dan banyak faktor lainnya. Sayangnya kebutuhan nutrisi untuk ikan laut tropis
sangat kurang begitu dipahami. Pemelihara harus mampu menyesuaikan kebutuhan
nutrisi pakan ikan tersebut dengan jenis ikan, apakah herbivora, omnivora, atau
karnivora dan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan kebutuhan nutrisi
pada ikan hias.
Seperti
pada ikan budidaya, beberapa ikan hias merupakan pemakan di permukaan, beberapa
di kolom air atau di dasar. Pakan ikan hias akan lebih efektif jika
diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan tiap spesies
dan berbagai karakter konsumsi ikan. Beberapa ikan sangat bergantung pada pakan
alami. Sedangkan yang lainnya dapat hidup dengan pakan buatan. Pada ikan hias,
formulasi pakan yang tepat akan meningkatkan kecernaan, mensuplai kebutuhan
metabolisme, dan menurunkan biaya serta cemaran air. Basic nutrisi pakan pada
ikan hias sama dengan ikan budidaya lainnya. Pakan buatan mengandung protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan elemen lainnya untuk pertumbuhan
optimal, reproduksi, dan kesehatan ikan. Kebanyakan pakan ikan mengandung
protein (15-50%), lemak (10-25%), karbohidrat (10-25%), abu (5-10%), dan bahan
tambahan sebanyak 5%. Nilai nutrisi pakan ikan hias ini bergantung pada suplai energi.
Protein
Protein
memegang peranan penting pada seluruh jaringan hewan sekaligus mengontrol
pertumbuhan normalnya. Protein merupakan komponen termahal dalam pakan ikan. Dalam
pakan, jumlah protein yang terdapat di dalamnya sekitar 50%. Total diet protein
yang dibutuhkan spesies merupakan sejumlah minimal protein dalam pakan yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhkan asam amino, pertumbuhan dan reproduksi
yang maksimal. Pada ikan hias yang dipelihara atau dibudidayakan dalam ruang
yang terbatas, protein harus digunakan secara efisien karena produk akhir
metabolisme protein (terutama amonia) dapat mencemari secara langsung media
tempat ikan tersebut hidup.
Protein
terbentuk dari serangkaian asam amino yang saling berkaitan untuk membentuk
ikatan kovalen. Ikan dilaporkan membutuhkan 10 jenis asam amino dalam pakan
yakni arginine, histidine, isoleucine, leucine, lysine, methionine,
phenylalanine, threonine, tryptophan, dan valine. Pada ikan kebutuhan protein
mencapai 35% untuk pertumbuhan. Sumber protein terbaik bagi ikan adalah tepung
ikan sebab memiliki profil asam amino yang ideal dan lemak solid. Namun
harganya cukup mahal.
Tidak
tercukupinya kebutuhan protein akan berdampak pada pertumbuhan. Sedangkan
terlalu banyak protein, hanya sebagian yang digunakan untuk membuat protein
baru, sisanya digunakan sebagai energi. Disamping itu kada protein yang tinggi
menyebabkan tingginya produksi ammonia. Penggunaan protein oleh organisme
bergantung pada tipe pakan, kecernaan, profil asam amino, perbandingan energi
terhadap protein pakan, jumlah protein, ukuran, jenis kelamin, genotype
spesies, dan kondisi lingkungan.
Sumber protein merupakan faktor
penting yang harus ditentukan dalam formulasi pakan. Sumber protein laut lebih
efisien untuk memicu kenaikan berat badan pada neon tetra dari pada pakan yang
dibuat dari protein nabati. Namun ikan ikan yang diberi sumber pakan dari
keduanya (45 atau 55% crude protein) menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik
daripada 25% crude protein. Stadium kehidupan ikan juga mempengaruhi kebutuhan
protein, misalnya juvenile ikan mas koki membutuhkan protein 29% atau lebih
rendah daripada larva (53%). Ikan muda juga membutuhkan protein lebih
banyak dibandingkan ikan dewasa.
Lemak
Lemak
merupakan komponen utama dari membrane sel. Lemak berfungsi untuk
menghangatkan tubuh saat menghadapi shock, mengatur suhu tubuh, dan memacu fungsi sel yang sehat.
Lemak juga merupakan sumber energi bagi ikan. Ikan membutuhkan asam lemak omega
3 dan 6. Ikan laut mengandung >30% omega 3 HUFA dan merupakan sumber lemak
dalam pakan ikan. Asam lemak lebih banyak dibutuhkan oleh ikan laut. Ikan air
tawar tidak membutuhkan rantai Panjang HUFA, namun 18 carbon n-3 asam lemak,
asam linoleate, dengan jumlah 0,5%-1,5% dari pakan kering. Asam lemak ini tidak
diproduksi ikan air tawar, oleh karenanya harus disuplai dari pakan.
Pada
ikan koi dibutuhkan asam lemak berupa
linoleate dan linolenat sebanyak 1% dalam pakan. Ikan cyprinid lainnya termasuk
carp, golden shiner, dan ikan mas koki membutuhkan lemak 10-15% dari total pakan.
Tingginya kadar lemak dalam pakan harus diwaspadai sebab dapat berdampak pada
komposisi karkas akibat deposit lemak. Lemak berlebih akan menghambat sistesis
asam lemak dan menurunkan kecernaan ikan serta memicu penurunan tingkat
pertumbuhan.
Karbohidrat
Karbohidrat
dalam pakan merupakan sumber nutrisi yang murah dan membantu proses pencetakan
pellet. Karbohidrat berperan sebagai precursor berbagai metabolit untuk
pertumbuhan. Informasi
mengenai metabolisme kabohidrat pada ikan hias sangatlah terbatas. Pada
beberapa ikan karnivora, peningkatan tepung di atas 10% dari bahan kering dalam
pakan akan menurunkan pemanfaatan pakan dan ikan tidak mampu mengefisiensikan
konsentrasi glukosa. Tingkat kecernaan karbohidrat pada ikan hias bervariasi
dari 70% pada ikan mas koki hingga yang terendah sebanyak 50% pada moonlight
gourami (Trichogaster microlepis).
Karbohidrat
dapat dipecah menjadi unit glukosa yang merupakan sumber energi. Karbohidrat
juga dapat diubah menjadi lemak untuk menyimpan energi. Ketidakcukupan energi
dari sumber non protein mengakibatkan protein dipecah menjadi sumber energi
sehingga jumlah energi untuk pertumbuhan makin sedikit. Oleh karena itu jumlah
karbohidrat yang cukup sangatlah penting. Penggunaan karbohidrat bervariasi
bergantung pada kebiasaan makan, struktur dan fungsi system pencernaan.
Kemampuan ikan mencerna karbohidrat bergantung pada tingkat kecernaan,
kerumitan tepung, derajat gelatinisasi tepung, sumber karbohidrat, interaksi
karbohidrat dengan nutrisi lainnya, perbandingan tepung gelatinisasi dan non
gelatinisasi dalam pakan
Vitamin dan mineral
Vitamin
dan mineral memegang peranan penting dalam metabolisme dan ketahanan rangka.
Terdapat 4 jenis vitamin larut lemak yang dibutuhkan sebagai nutrisi pakan ikan
yaitu A, D, E, dan K. Sedangkan vitamin larut air yang dibutuhkan
adalah thiamine (B 1 ), riboflavin (B 2 ), niacin (B 3 ), pantothenic acid (B
5 ), pyridoxine (B 6 ), folic acid (B 9 ), B 12 (cyanocobalamin), vitamin C, biotin,
choline, and inositol (myoinositol). Mineral dibutuhkan ikan untuk proses
biologis, osifikasi, osmoregulasi, dan fungsi system syaraf. Kebutuhan mineral
ini dapat diperoleh dari pakan maupun lingkungan. Mineral yang dapat diperoleh
dari lingkungan antara lain calcium
(Ca), magnesium (Mg), sodium (Na), potassium (K), iron (Fe), zinc (Zn), copper
(Cu), dan selenium (Se). Sisanya harus disediakan melalui pakan.
Ikan hias dapat menyerap beberapa mineral
larut air. Dari semua mineral, fosfor merupakan salah satu mineral terpenting
untuk pertumbuhan, mineralisasi tulang, dan metabolisme lemak dan karbohidrat.
Fosfor juga harus ditambahkan dalam pakan sebab jumlahnya di alam sangat
terbatas.
Serat
Serat
tidak ditemukan secara alami pada pakan ikan karena struktur karbohidrat tidak
banyak dalam tanaman air. Serat berfungsi sebagai pengikat pembentuk pellet.
Serat dapat mencegah penyerapan nutrisi, oleh karenanya jumlahnya dibatasi
dibawah 5% saja.
Karotenoid
Karotenoid
merupakan salah satu bahan yang harus ditambahkan untuk melengkapi kebutuhan
nutrisi pakan pada ikan hias. Karotenoid memiliki fungsi sebagai antioksidan,
penginduksi aktivitas provitamin A, memicu respon imun, reproduksi,
pertumbuhan, pematangan, dan photoprotection. Karotenoid juga merupakan sumber
bagi pigmentasi kulit dan otot. Oleh karenanya
untuk meningkatkan warna kulit dan daging pada ikan yang ditempatkan pada wadah
terbatas, ikan harus memperoleh karotenoid dalam pakan. Warna kulit pada ikan
hias berkaitan dengan keberadaan kromatofor yang mengandung pigmen seperti
melanin, pteridines, purin, dan karotenoid.
Karotenoid
yang dapat ditemukan di air tawar antara lain beta karoten, lutein,
taraxanthin, astaxanthin, tunaxanthin, alpha-, beta- doradexanthin, dan
zeaxanthin. Ikan tidak mampu mensintesis pigmen tersebut dan bergantung pada
suplai karotenoid dalam pakan. Oleh karena itu karotenoid harus ada dan
disuplai sepenuhnya. Terlebih lagi pada ikan hias dimana kecantikan dan
keindahan penampilan menjadi salah satu faktor agar ikan hias dapat bernilai
tinggi. Pada ikan mas
koki dan ikan mas, warna merah diperoleh dari astaxanthin, karotenoid yang
didapat dari metabolisme pigmen kuning zeaxanthin. Ikan mas koki hanya sedikit
memetabolisme beta karoten. Terdapat alga yang pada kondisi tertentu dapat
mengakumulasikan karotenoid seperti Chlorella vulgaris,
Haematococcus pluvialis dan Arthrospira maxima (Spirulina). Alga ini dapat digunakan sebagai pengganti warna sintetis dalam
pakan ikan hias.
Untuk dibaca
Harper, C. dan Lawrence, C. 2011. The
laboratory of Zebrafish. CRC Press: New York
Mohanta, K.N. dan Subramanian, S. 2011.
Nutrition of Common Freshwater Ornamental Fishes. Technical Bulletin No: 27,
ICAR Research Complex for Goa (Indian Council of Agricultural Research), Old
Goa - 403 402, Goa, India.
Roberts, H.E.
2010. Fundamentals of ornamental fi sh health. Blackwell Publishing
Sales,
J. dan Janssens, G.P.J. 2003. Nutrient requirements of ornamental fish. Aquat.
Living Resour. 16 (2003) 533–540
Sandford, G. 1999. Aquarium Owner's Guide.
Colourscan: Singapura
Velasco-Santamaría, Y. dan
Corredor-Santamaría, W. 2011. Nutritional requirements of freshwater ornamental
fish: a review. REVISTA MVZ CÓRDOBA 16(2): 2458-2469
Skhomal, G. 2007. Saltwater Aquariums For
Dummies®, 2nd Edition. Wiley Publishing: Hoboken
Skomal, G.
2006. Saltwater Aquarium 2nd Edition. Wiley Publishing: Hoboken
Yousefian,
M., Gharaati, A., Hadian, M., Hashemi, S.F., Navazandeh,A., molla, A.e. 2012.
FOOD Requirements And Dietary In Aquarium Fish (Review). International journal
of plant, animal, and environmental sciences vol 2
No comments:
Post a Comment