Nama lain:
Aber disease dan Digestive gland disease maladie de la glande digestive (Perancis) [1, 9], Marteiliosis [3]
Etiologi/ penyebab
parasite
protista filum Paramyxea, Marteilia refringens [1]. Parasit ini memiliki
3 tipe berdasarkan sequensing polimorfismenya, M, O, dan C [4].Genotipe M lebih
sering menyerang pada mussels sedangkan genotype O menyerang pada oyster. Namun
tipe O dapat ditemukan di oyster Bersama dengan tipe M, dan begitu sebaliknya.
Artinya, dapat terjadi infeksi silang, namun lebih sering terjadi koinfeksi [5]
Hospes
European flat oyster, Ostrea edulis
memiliki dampak paling berat. Meditteranian mussels Mytilus galloprovincialis [4]. Kerang lain yang dapat terinfeksi
adalah Cardium
edule, Ostrea angasi, Ostrea chilensis, Ostrea puelchana [1].
Stadium
rentan
Juvenil dan stadium lebih dewasa lebih rentan
[6]
Epizootiologi
Pertama
kali dilaporkan di Perancis pada tahun 1968. Penyakit ini juga terjadi di
Yunani, Portugal, Italia, Maroko, Spanyol. Diduga penularan melibatkan hospes
intermediet [1]. Penularan secara langsung antar oyster belum dapat dijelaskan
[7]. Zooplankton dapat menjadi salah satunya.
Namun tidak semua spesies. Hospes
intermediet lain adalah dari genus Paracartia [4]. Infeksi sering terjadi pada
musim semi dan panas dimana suhu >17oC. Salinitas tinggi akan
membatasi pertumbuhan parasit. Sporangia dilepaskan ke air dari lumen usus [1].
Marteiliosis telah menimbulkan kerugian ekonomi secara nasional dan
internasional. Besarnya kerugian bergantung pada mortalitas, morbiditas, dan
dampak terhadap kualitas produk [3]. Prevalensi dapat mencapai 96%. Prevalensi
lebih tinggi dapat terjadi pada daerah yang terpapar lebih dari 1 tahun [6]\
Perkembangan
stadium
Sel primer mengandung sel sekunder yang
kemudian mengalami pembelahan internal menjadi 8 secondary cell (atau
presporangia). Stadium ini sepertinya bermigrasi ke tubulus pencernaan primer
dan sekunder. Dalam tubulus ini stadium pematangan dimulai di dalam sel dimana
setiap sel sekunder dewasa (sporangia) mengandung 4 spora di tiap sel
sekundernya [5]
Siklus
hidup
Tidak langsung dan melibatkan spesies Paracartia grani, Acartia. Spp.,
cyclopida Oithona sp. Dan spesies
harpaticoida. Jalannya siklus hidup belum dapat dijelaskan [6]. Namun secara
ISH teramati gambaran sebagai berikut. Sel primer (primordia-like) teramati di epitel lambung. Stadium migrasi
terjadi ketika parasite berpidah dari
organ pencernaan. Bentukan
plasmodium teramati pada dekat orificium genital berupa sel serupa Martielia
dalam jumlah banyak dengan berbagai stadium, dengan bentukan sel dalam sel
serupa organisme Paramyxean. Sel yang berbentuk serupa ini juga ditemukan pada
copepod P. grani. Pada copepod ini M. refringens ditemukan di saluran
pencernaan dan gonad pada stadium ketiga copepod. Hal ini menunjukkan bahwa
parasite dapat menginfeksi copepod melalui ingesti dan dilepaskan melalui
gonad. Hal ini didukung juga dengan hasil PCR telur copeoda yang positif [5]
Faktor predisposisi
Belum begitu jelas,
kemungkinan factor stress lingkungan dan perbedaan kerentanan antar spesies [8]
Gejala
Klinis
Perlambatan
pertumbuhan, emasiasi, perubahan warna kelenjar pencernaan, gonad tereabsobsi,
penurunan simpanan glikogen [1]. Secara fisiologis, saluran pencernaan akan
tersumbat. Hal ini mengakibatkan penurunan nafsu makan, index kondisi,
penyimpana glikogen dan gametogenesis [5]
Perubahan
patologi
Secara makroskopis kerang mengalami emasiasi, kelenjar pencernaan
memucat, terjadi hambatan pertumbuhan gonad [8]. Pada oyster, pertumbuhan
terhambat, perubahan warna kelenjar pencernaan menjadi coklat hingga kuning
pucat, massa organ dalam mengalami kehilangan pigmen dan terjadi atrofi
mucoid. Sedangkan pada mussels tidak ada
penjelasan spesifik kecuali pada kondisi yang sangat parah. Diduga terjadi
gangguan pada epitel kelenjar pencernaan M.
edulis dan hambatan pertumbuhan gonad M.
galloprovincialis [9]
Parasit
ini berada di epitel palp, lambung, kelenjar pencernaan, dan insang. Sporulasi
yang terjadi di epitel kelenjar pencernaan dan lekukan internal bertujuan untuk
menghasilkan sel dalam sel [1]. Pada M.
galloprovincialis, stadium primer ditemukan di epitel lambung dan insang.
Sedangkan pada M. edulis ditemukan
pada jaringan ikat mantel, labial palps, dan insang. Lokasi lain ditemukan pada giant clam, Tridacna maxima yakni di ginjal [5]. Proliferasi
parasite berkaitan erat dengan emasiasi dan kelebihan simpanan glikogen,
perubahan warna makroskopis kelenjar pencernaan, berhenti makan dan kelemahan.
Mortalitas berhubungan dengan sporulasi parasite dan gangguan pada epitel
tubulus pencernaan [2].
Respon
inang terhadap infeksi Marteilia
bervariasi. Pada O. edulis yang
terinfeksi berat M. refringens dewasa
tidak menunjukkan reaksi apapun pada kelenjar pencernaan. Hal yang sama
ditemukan juga pada mussels M. edulis.
Infiltrasi hemosit biasa teramati pada tubulus pencernaan primer dan sekunder,
granulocytima dan nekrosis jaringan merupakan repson akut pada M. galloprovincialis. Pada infeksi Marteilia refringens, parasite dikelilingi
oleh infiltrasi hemosit [5]
Diagnosa banding
Bonamiosis,
infeksi Marteilia lainnya [1], infeksi M. sydneyi [8]
Metode
Diagnosa
ISH,
TEM, PCR, histopatologi, imprint [1]. Tissue imprint dapat dilakukan dengan
menggunakan organ kelenjar pencernaan dan diwarnai dengan MGG May Grunwald
Giemsa [3]
Pencegahan
dan Pengendalian
Pengendalian
dilakukan dengan pembatasan penyebaran penyakit [1]. Penebaran dengan kepadatan
rendah atau menggunakan moluskan resisten seperti Crassostrea gigas tampaknya lebih efektif [6]. Budidaya dan
pemanenan di luar periode yang rentan terinfeksi M. refrigens tampaknya mampu mengurangi resiko marteiliosis [7]
Referensi
1. Raidal, S., Garry Cross, Stan
Fenwick, Philip Nicholls, Barbara Nowak, Kevin Ellard, Frances Stephens. 1004. Aquatic Animal Health: Exotic Diseases
Training Manual. Murdoch
Print: Australia
2. Reantaso M G., B., Mcgladdery
S E, Subangsinghe. 2001. Asian Diagnostic Guide to Aquatic Animal Diseases.
FAO Fisheries Technical Paper, No. 402, supplement 2. Food and Agriculture
Organization of the United Nations (FAO), Rome, Italy, 240 pp.
3. Carella, F., Aceto, S, Marrone, R., Maiolino, P., De Vico, G. 2010.
Marteilia refringens infection in cultured and natural beds of mussels (Mytilus
galloprovincialis) along the Campanian coast (Tirrenian sea, South of Italy). Bull.
Eur. Ass. Fish Pathol., 30(5) 2010, 189
4. Arzul, I., Chollet, B, Boyer, S., Bonnet, D., Gaillard, J., Baldi,
Y., Robert, M., Joly, J.P., Garcia, C., Bouchoucha, M. 2014. Contribution to
the understanding of the cycle of theprotozoan parasite Marteilia refringens. Parasitology
(2014), 141, 227–240.
5. Carrasco, N., Green, T., Itoh, N. 2015. Marteilia spp. parasites in
bivalves: A revision of recent studies. Journal of Invertebrate Pathology 131
(2015) 43–57
6. OIE - Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals. 2017. Chapter
2.4.4 Infection with Marteilia refringens
7. Comps, M. 2012. Marteiliosis of oysters caused by Marteilia
refringens. International Council for the Exploration of the Sea
8. Australian Government Department of Agriculture, Fisheries and
Forestry. 2012, Aquatic Animal Diseases Significant to Australia:
Identification Field Guide 4Th Edition, DAFF, Canberra
9. Meyers, T. 2014. 5.2.9
Marteiliasis and Marteilioidiasis of Shellfish. Blue Book AFS HS
No comments:
Post a Comment