Etiologi/ penyebab: Myzobdella pada air laut dan Piscicola pada ikan tawar [1]. Lintah merupakan parasit dari
subklas hirudinea [2]
Hospes : ikan hias air tawar dan laut [5]
Faktor pendukung
Meski kecil, namun ada
resiko masuknya lintah dari pakan hidup [4]
Siklus hidup
Secara langsung dimana
dewasa yang hermafrodit akan meninggalkan hospes kemudian meletakkan coccon
pada substrat yang sesuai. Setelah coccon menetas, larva akan mencari hospes
yang sesuai [1]. Lintah dapat bertahan di luar tubuh ikan hingga 3 bulan. Telur
akan menetas antara 13 – 80 hari, tergantung suhu. Lintah muda akan mencari
hospes baru dan dewasa setelah 19-24 hari [4].
Gejala Klinis
Lintah dapat teramati
secara makroskopis melekat pada insang atau lebih umum di permukaan tubuh [1].
Lintah akan melekat pada tubuh ikan sekitar 2 hari. Ketika menghisap darah,
tempat melekatnya akan mengalami luka [3]. Luka ini rentan terhadap infeksi
sekunder jamur dan bakteri. Lintah yang melekat akan menunjukkan gerakan
menghisap menarik dan mengendurkan tubuhnya [4]. Pada ikan kecil aktifitas ini
terkadang dapat menyebabkan kematian [3]. Ikan juga akan mengalami perubahan
tingkah laku menjadi lemah (akibat anemia) dan gelisah [4]. Lintah juga dapat
berperan sebagai vektor dari protozoa seperti Trypanosoma dan Cryptobia.sp
[5]
ikan hias yang terinfestasi lintah (picture credit to [3] ) |
Perubahan patologi
Lintah bersegmen dan kontraktil dengan sucker
anterior dan posterior untuk makan dan melekat. Parasit ini menghisap darah dan
dapat menularkan bakteri serta virus. Lintah juga dapat menjadi vektor bagi
flagellata, parasit darah Trypanosoma.
Ikan yang terinfestasi menjadi anemia dan mengalami ulcerasi di kulit [1].
Parasit ini dapat menyebabkan anemia parah dan kematia bila menyerang dalam
jumlah banyak [2]
Metode Diagnosa
Lintah dapat diamati
secara langsung. Lintah memiliki panjang hingga 5cm dengan sucker di anterior
dan posterior serta tubuh yang bersegmen. Parasit ini sering ditemukan di tubuh
atau di tanaman [3], batu-batuan [4]. Bila teramati gejala klinis yang mengarah
ke infestasi lintah, amati adanya coccon telur yang berwarna coklat hingga hitam,
oval, dan terkadang berkelompok [4].
Pencegahan dan Pengendalian
Apabila infestasi dalam
jumlah sedikit, lintah dapat diambil secara manual. Pinset yang tidak tajam
dapat digunakan untuk mencabut lintah di bagian mulut (yang melekat di tubuh).
Tidak diperbolehkan menjepit di tengah sebab parasit dapat memuntahkan isi
perutnya ke dalam luka di tempat melekat sehingga meningkatkan resiko penularan
penyakit. Dapat pula digunakan bahan-bahan yang dapat melukai parasit misalnya
garam (untuk lintah air tawar) langsung ke tubuh parasit [3].
Seluruh peralatan, media, wadah harus
dikeringkan untuk membasmi stadium dewasa dan telur. Penggunaan organofosfat
harus secara bijak. Tanaman hidup serta substrat tanah dapat menjadi media
hidup bagi lintah. Oleh karena itu sebelum memasukkan ke dalam akuarium harus
dilakukan disinfeksi atau dengan merendamnya menggunakan potasium permanganat
(PK) [1]. Bila perlu, masukkan ornamen dan dekorasi ke air mendidih agar lebih
aman [4]. Penggantian air lebih sering, mengumpulkan parasit, dan membersihkan
dekor akuarium dapat mengurangi dan membasmi lintah dari akuarium. Cichlid
besar suka memakan lintah, oleh karenanya menambahkan lebih banyak jenis ini
diperbolehkan [3]. Pemberian pakan hidup harus sangat diperhatikan apabila ada
lintah dewasa yang melekat [4].
Upaya penanganan non
bahan kimia dapat dilakukan dengan sebuah “jebakan” untuk lintah. Tehniknya
adalah dengan meletakkan sepotong daging atau hati di sebuah plastik yang telah
dilubangi. Kemudian plastik berisi daging atau hati diberi pemberat agar
tenggelam dan tali untuk mengangkat. Letakkan di beberapa sisi di kolam. Lintah
akan tertarik pada “jebakan” tersebut dan dapat dibuang secara rutin [1]
Pengobatan dan penanganan menggunakan bahan kimia
[3][5] [6] [7]
Bahan
|
Dosis
|
Penggunaan
|
Catatan
|
Triklorfos
|
0,25-0,5mg/L
|
Perendaman selama 1 jam atau setiap 5 hari, diulang selama 3-4 minggu
|
Pasca pengobatan ikan dipindahan ke wadah yang bebas lintah
|
Formalin
|
25ppm
|
Untuk di dalam
akuarium
|
|
Asam asetat glasial
|
1:1000
|
Perendaman selama 1 menit
|
|
Asam asetat
|
|
perendaman
|
|
Sodium Klorit
|
|
|
|
Garam
|
|
|
|
PK
|
1:10000
|
|
Disinfeksi akuarium
|
Tawas
|
1sdm/ galon
air
|
Pencucian alat
dan dekorasi
|
Dilakukan sebelum
memasukkan dekorasi ke dalam akuarium
|
Referensi
[1] Wildgoose, W.H (ed). BSAVA Manual of Ornamental Fish Second Edition. British Small
Animal Veterinary Assosociation.
[2] Roberts, H.E. 2010. Fundamentals of ornamental
fi sh health. Blackwell Publishing
[3] Sera Guide. Healthy Aquarium Fish. Sera
[4] Bailey, M dan Burgess, P. 2000. Tropical Fishlopedia: A complete Guide to
Fish Care. Interpet
[5] Harms, C.A. 1996. Treatments for Parasitic Diseases of Aquarium and Ornamental Fish. Seminars
in Avian and Exotic Pet Medicine, Vol 5, No 2 (April), 1996: pp 54-63
[6] Hoffman, G.L. 1999. Parasites of North
American Freshwater Fishes. Cornell University Press
[7] Khan,H. 1943. Study
In Diseases Of Fish: Infestation Of Fish With Leeches And Fish Lice. Proceedings of the Indian Academy of Sciences -
Section B May 1944, Volume 19, Issue 5, pp 171–175
No comments:
Post a Comment