Nama lain: fresh water leech
Etiologi/ penyebab: Piscicola,
lintah air tawar yang masuk dalam filum annelida. Piscicola memiliki
sucker oral dan posterior dengan tubuh
sub-silindris memanjang [2] Piscicola salmonitica pada salmon. Spesies lainnya adalah Piscicola geometra dan Hemiclepsis marginata [4]. Piscicola geometra dapat menimbulkan masalah pada rainbow trout
dan cyprinid [5]. Myzobdella urguayensis
Hospes : ikan air tawar
Epizootiologi:
Lintah air tawar paling banyak ditemukan di perairan dangkal di
danau dan sungai dimana tanaman, batu,
dan berbagai material lainnya cocok untuk melekat. Lintah berkumpul di area
yang terdapat banyak makanan seperti di inlet dan outlet juga di tepian dimana
terdapat banyak organisme lainnya [1]. Lintah umunya ditemukan pada perairan umum atau kolam tanah [12]
Siklus hidup
Cukup sederhana hanya telur, juvenil, dan dewasa hermafrodit yang
menghasilkan telur. Setelah mencerna darah, lintah melekat pada ikan lain untuk
melanjutkan siklus selanjutnya yakni memproduksi telur. Telur yang diselubungi “coccon”
oval melekat di substrat di dasar sungai atau danau. Lintah juvenil menetas
dari telur dan masuk ke kolom air untuk mencari hospes.Lintah juvenil biasanya
membutuhkan sejumlah darah untuk menjadi dewasa. Lintah dari genus Piscicola
ini dapat menjadi vector IHNV [2]. Tak hanya IHNV, lintah juga menjadi vektor
berbagai parasit ikan [4]
siklus hidup lintah (picture credit to [2] ) |
Gejala Klinis
Lintah biasanya tidak menyebabkan kerusakan yang serius pada
hospesnya. Kelukaan biasanya terlokalisir di tempat melekat saja. Namun bila
lintah ada dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang meluas
hingga menyebabkan erosi epidermis, ulcerasi, hemoragi, nekrosis, dan anemia. Lokasi
yang mengalami luka ini dapat menjadi portal bagi masuknya bakteri dan fungi [2]. Pada ikan dewasa, lintah baru akan menimbulkan
gejala klinis anemia apabila menyerang dalam jumlah banyak [6]. Lintah jenis Piscicola melekat di tubuh ikan hanya untuk beberapa
hari saja kemudian melepaskan diri dan tenggelam ke dasar untuk mencerna
makanan. Lintah ini dapat terlihat dengan kasat mata di tubuh, operculum,
mulut, rahang, dan di pangkal insang [2]
Perubahan patologi
Lintah yang melekat di area mulut dan tepian dapat
menimbulkan perubahan patologi [7]. Ikan yang terinfestasi akan mengalami
anemia dan terdapat ulcerasi di kulit [3]. Perubahan patologi ini hanya terbatas pada jaringan yang tergigit dan
bersifat ringan (kecuali infestasi mencapai lebih dari 100). Kerusakan yang
lebih parah adalah apabila lintah menginfeksi bagian dalam kulit (palatum/
langit-langit mulut dan sudut rahang). Lokasi yang paling disukai oleh lintah
adalah anterior langit-langit mulut dan area lipatan persendian seperti antara
rahang atas dan bawah. Pada kulit kerusakan berupa gigitan, hemoragi, erosi
dari membrana mukosa. Pada hiperinfeksi lintah dapat menginduksi hiperplasia
epitel dengan respon keradangan dan hemoragi pada dermis. Lintah [7]. Pada Myzobdella urguayensis yang
menginfestasi Hoplias alabaricus dan Rhamdia quelen di tempat melekatnya
lintah teramati hemoragi dengan pembentukan klot dan deposit fibrin. Filamen
insang mengalami peradangan dengan oedema dan infiltrasi leukosit mononuklear
[8]
Metode Diagnosa
Diagnosa dapat dilakukan dengan mengamati parasit
di bawah mikroskop. Secara makroskopis linta h mudah diamati. Pengamatan
mikroskopis ditujukan untuk pengamatan morfologi dan karakteristik termasuk
warna dan pola pigmentasi, jumlah eye spot, sucker dan bentukan lainnya untuk
menentukan genus [2]. Infestasi lintah juga dapat diamati secara histopatologi.
Lintah dapat dibedakan dengan monogenea dengan melihat segmen pada tubuh dan
ukurannya yang lebih besar [12]
Diagnosa
diferensial
Lintah sulit dibedakan antar spesiesnya.
Dibutuhkan pengalaman untuk itu. Lintah mirip dengan trematoda digenea namun
memiliki saluran pencernaan yang lengkap dan terdapat mulut di sucker anterior
dan anus di sucker posterior [12]
Prognosis
Parasit ini dalam jumlah sedikit tidak menimbulkan
permasalahan. Namun jika dalam jumlah banyak, peradangan akan makin banyak
terjadi dan prognosis menjadi moderat [2].
Pencegahan dan Pengendalian
Lintah dalam jumlah sedikit dapat ditangani dengan mengambil secara manual.
Namun dalam jumlah banyak harus dilakukan pengeringan untuk memusnahkan stadium
telur dan dewasa [3]. Parasit ini peka terhadap pengeringan dan pembekuan.
Coccon dapat dimusnahkan melalui pengeringan. Sedangkan lintah dewasa sensitif
terhadap klorin. Bahan ini dapat digunakan untuk mengatasi lintah [4]. Lintah
juga dapat diatasi dengan menggunakan organofosfat [6]. Organofosfat yang bisa
digunakan antara lain dipterex (0,25-0,8ppm), malathion. Dosis lebih tinggi
direkomendasikan pada aplikasi di cuaca terik [7]. Namun bahan ini sangat
berbahaya dan dibatasi penggunaannya. Bahan lain yang dapat digunakan untuk
menghilangkan lintah dari ikan antara lain
bahan
|
Dosis
|
Aplikasi
|
Keterangan
|
CuCl2
|
5ppm
|
Flush
selama 15 menit
|
Untuk
ikan
|
CuSO4/
kupri sulfat
|
0,5ppm
|
Flush selama 5-6 jam
|
Untuk ikan
|
NaCl
|
25ppt
|
Flush
selama 1 jam
|
Untuk
ikan
|
Lime/
lysol
|
Perendaman singkat
|
||
Trichlorponed
|
Ditaburkan
di air
|
||
Triklorfon
|
0,5mg/L
|
Perendaman 6 jam,
dapat diulang setelah 8-21 hari
|
Untuk lintah M. Lugubris
|
Blue
vitriol CuSO4.5H2O
|
0,05mg/L
atau 0,5kg/ha
|
Ditebar
di kolom air (kedalaman 1 m) 3-4 kali diulang selama 2-4 minggu
|
Untuk
ikan mas, koi
|
CaO/
kapur tohor
|
2500-3000 kg/ha
|
Ditabur sebelum
penebaran
|
Wadah budidaya
|
Sumber: [7], [9], [11]
Setelah penggunaan obat untuk penanganan,
sebaiknya ikan dipindahkan ke wadah lain yang bersih dari lintah. Media dan
wadah budidaya yang menjadi tempat hidup lintah harus dikosongkan dan
disetrilkan sebelum dapat digunakan kembali.
Hindarkan menambah ikan baru dari luar [10]
“jebakan”
untuk lintah dapat dilakukan untuk penanganan secara sederhana. Cara ini tidak
membutuhkan bahan kimia. Tehniknya adalah dengan meletakkan sepotong daging
atau hati di sebuah plastik yang telah dilubangi. Kemudian plastik berisi
daging atau hati diberi pemberat agar tenggelam dan tali untuk mengangkat.
Letakkan di beberapa sisi di kolam. Lintah akan tertarik pada “jebakan”
tersebut dan dapat dibuang secara rutin [3]. Upaya pencegahan dapat dilakukan
dengan membuang semua tanaman, batu, batang tanaman, dan segala sesuatu yang
dapat menjadi tempat melekatnya coccon dengan telur [9]
Referensi
[1] Carl N. Shuster, Jr.,Roland
F. Smith,T, John J. Mcdermott. 1953. Leeches
and Their Importance
in the Life Cycle of Fishes. NEW JERSEY
FISHERIES SURVEY
[2] Meyers, T. Burton, T., Bentz, C., Strakey, N.
2008. Common Disease of Wild and Culturen
Fishes in Alaska. Alaska Department of Fish and Game
[3] Wildgoose, W.H (ed). BSAVA Manual of Ornamental Fish Second Edition. British Small
Animal Veterinary Assosociation.
[4] Woo, P.T.K. (ed). 2006. Fish Diseases and Disorders, Volume 1: Protozoan and Metazoan
Infections
Second
Edition. CABI
[5] Roberts, R.J (ed). 2012. Fish Pathology Fourth Edition.
Blackwell Publishing
[6] Rosagast, M.2008. Tilapia Fish Farming Practical Manual. Technical Information
Compilation Reference Manual 1st Edition Edu Solution: USA
[7] Paperna, l. Parasites, infections and diseases
of fishes in Africa - An update CIFA Technical Paper. No.31. Rome, FAO. 1996.
220p.
[8] Iyaji, F. O. dan Eyo, J. E. 2008. Parasites and their
Freshwater Fish Host. Bio-Research, 6(1): 328 – 338
[9] Svobodová,
Z. Dan Vykusová, B. 1991. Diagnostics, Prevention And Therapy Of Fish Diseases
And Intoxications. RESEARCH INSTITUTE
OF FISH CULTURE AND HYDROBIOLOGY VODŇANY CZECHOSLOVAKIA
[10]
Twigg. D. 2003. Buku Pintar Koi. Gramedia
Pustaka Utama: jakarta
[11] John
R. Morrison , Steven R. Fox & Wilmer A. Rogers. 1993. Control of an
Infestation of a Fish Leech (Myzobdella lugubris) on Catfishes in Tanks and
Earthen Ponds, Journal of Aquatic Animal Health, 5:2, 110-114, DOI: 10.1577/1548-8667(1993)005<0110:COAIOA>2.3.CO;2
[12]
Noga, E.J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment. Blackwell Publishing
No comments:
Post a Comment