-->

Referensi

    Saturday, 6 May 2017

    HERBAL - Bawang Putih (Allium sativum L)

    Taksonomi


    (dreamicus.com)

    Class – Liliopsida,
    Subclass – Liliidae
    Superorder – Liliianae
    Order – Amaryllidales
    Family – Alliaceae
    Subfamily – Allioideae
    Genus – Allium.




    Bahan aktif
                Bawang putih mengandung organosulfur, asam amino, vitamin, dan mineral. Komponen sulfur seperti allicin, ajoene, S-allylcysteine (SAC), diallyl disulfide (DADS), Smethylcysteine sulfoxide and S-allylcysteine sulfoxide berperan sebagai agen terapeutik. Komponen sulfur paling banyak dalam bawang putih adalah aliin (S-allylcysteine sulfoxide) sebesar 10mg/gr dalam bawang segar atau 30mg/g berat kering. Aliin akan diubah menjadi allicin ketika suing dari bawang putih dipotong atau diiris. Allicin lah yang mengeluarkan bau khas bawang putih. Studi terbaru menunjukkan bahwa ditmukan sebuah sulfur yang berperan mnyebabkan warna hijau pada bawang yang dihancurkan atau dimemarkan. Komponen ini tidak dilepaskan ketikan bawang dikupas dan berbeda dengan zat warna hijau daun.  DI dalam bawang putih juga terdapat vitamin dan mineral serta trace elemen (Selenium dan germanium).


    Khasiat secara umum
    (credit to Stavelikova, 2008)
         Antihipertensi, antihiperlipidemik, antimicrobial, anti thrombotic, anticarcinogenik. Bawang putih juga berfungsi sebagai hepatoprotektif yang melawan racun di hati,  menurunkan kolesterol, dan meningkatkan waktu penjendalan darah. Allicin banyak diketahui lebih berpotensi sebagai antibiotik dibandingkan penisilin dan tetrasiklin. Bawang putih yang telah diolah juga efektif untuk mengobati cacing dalam usus. Sediaan bawang putih secara topical (oles) digunakan untuk mulut dan rongga vagina. Kecepatan pencernaan juga dapat ditingkatkan dengan bawang putih, mengurangi gas dan kembung, menurunkan kadar gula darah dengan mensekresikan insulin.

    Penggunaan pada Ikan dan Udang
    Penggunaan bawang putih dalam pengobatan ikan sangatlah penting sebab kemampuannya untuk meningkatkan sistem kekebalan non spesifik, melawan penyakit, dan meningkatkan pertumbuhan. Bahan aktif allicin dalam bawang putih mampu membasmi berbagai patogen seperti fungi, bakteri, dan virus. Kandungannya juga dipercaya dapat berperan sebagai imunostimulan dana gen anti infeksi. Pada ikan rainbow trout dan L. rohita, pakan yang mengandung bawang putih mampu melawan infeksi A. hydrophila.
    Pada udang, bawang putih banyak digunakan pembudidaya di Thailand untuk membersihkan saluran pencernaan udang. POtensinya untuk mengobati bakteri vibrio sudah dipastikan namun baru secara in vitro saja. Sedangkan potensi untuk mengobati infeksi jamur dan virus hingga saat ini belum diketahui.


    Toksisitas

                    Salah satu studi menyebutkan bahwa pada benih/ tokolan ikan nila, pemberian bawang putih mentah kasar dapat menimbulkan kematian pada dosis 2,259.44 mg/L selama 2 hari. Kematian ditandai dengan pernafasan yang meningkat, gerakan operculum yang cepat, dan pergerakan acak di permukaan air. Pada kasus lain, rice field eel, Monopterus albus yang diberi pakan mengandung allicin dengan takaran 800mg/kg pakan mati dalam 3 hari. Hal ini mengindikasikan bahwa kadar bawang putih yang terlalu tinggi tidak akan meningkatkan pertumbuhan, namun akan mengganggu kesehatan. Diduga komponen alkyl sulfide yang meningkat di usus mengganggu metabolism normal dan menekan mitosis sehingga pertumbuhan terhambat dan muncul kematian.

    Referensi
    Al-Salahy, M. B. 2002. Some physiological studies on the effect of onion and garlic juices on the fish, Clarias lazera. Fish Physiology and Biochemistry 27: 129–142, 2002.

    Chitmanat, C. Kitiwan Tongdonmuan, Wichan Nunsong. 2005. The use of crude extracts from traditional medicinal plants to eliminate Trichodina sp. in tilapia (Oreochromis niloticus) fingerlings. Songklanakarin J. Sci. Technol., 2005, 27(Suppl. 1) : 359-364

    Colorni, A., Rami Avtalion, Wayne Knibb, Evelyn Berger, Barbara Colorni, Bracha Timan. 1998. Histopathology of sea bass Dicentrarchus labrax experimentally infected with Mycobacterium marinum and treated with streptomycin and garlic Allium satiÍum/ extract. Aquaculture 160 1998. 1–17

    Farahi, A., Milad Kasiri, Mohammad Sudagar, Mohsen S. Iraei, Morteza D. Shahkolaei.2010. Effect of garlic (Allium sativum) on growth factors, some hematological parameters and body compositions inrainbow trout (Oncorhynchus mykiss). AACL Bioflux, 2010, Volume 3, Issue 4.

    Hidayah, H.A. Tanaman herbal Untuk Meningkatkan Kesehatan Ikan

    Kasornchandra, J., 2005. Aplication of garlic (Allium sativum) as an alternate therapeutic for marine shrimp. Proceeding of the JSPS International Symposium: Productivity techniques and effective utilization of aquatic animal resources into the new century. Kasetsart University, Thailand. Page 114-119.

    Kelompok Sawargi Aquatic. 2009. Pengobatan Ikan dengan Tanaman Herbal. Presentasi

    Muniruzzaman, S. dan  Chowdhury, M.B.R. 2008. Evaluation of Medicinal Plants Through Fish Feed against bacterial Fish Disease. Progress. Agric. 19(2) : 151-159, 2008

    Santra, S., Archana Sinha, Chanchal Mondal. 2016. Effect of Herbal Plant (Garlic) Against Common Disease in Gold Fish, Carassius Auratus (Linn. 1758). IJLTEMAS Volume V, Issue III, March 2016

    Stavelikova, H. 2008. Morphological characteristics of garlic (Allium sativum L.) genetic resources collection – Information. Hort. Sci. (Prague), 35, 2008 (3): 130–135

    Syakya, S.R. dan Labh, S.N. 2014. Medicinal uses of garlic (Allium sativum) improves fish health and acts as an immunostimulant in aquaculture. EJBB 2014; 2 (4): 44-47


    Trobos aqua. 2017. Bawang putih untuk Obat Aeromonas. Trobos Aqua edisi 55 Tahun V

    No comments:

    Post a Comment