Taksonomi
(dreamicus.com) |
Class –
Liliopsida,
Subclass –
Liliidae
Superorder –
Liliianae
Order –
Amaryllidales
Family –
Alliaceae
Subfamily –
Allioideae
Genus –
Allium.
Bahan aktif
Bawang putih mengandung
organosulfur, asam amino, vitamin, dan mineral. Komponen sulfur seperti
allicin, ajoene, S-allylcysteine
(SAC), diallyl disulfide (DADS), Smethylcysteine sulfoxide and S-allylcysteine
sulfoxide berperan sebagai agen terapeutik. Komponen sulfur paling banyak dalam
bawang putih adalah aliin (S-allylcysteine sulfoxide) sebesar 10mg/gr dalam
bawang segar atau 30mg/g berat kering. Aliin akan diubah menjadi allicin ketika
suing dari bawang putih dipotong atau diiris. Allicin lah yang mengeluarkan bau
khas bawang putih. Studi terbaru menunjukkan bahwa ditmukan sebuah sulfur yang
berperan mnyebabkan warna hijau pada bawang yang dihancurkan atau dimemarkan.
Komponen ini tidak dilepaskan ketikan bawang dikupas dan berbeda dengan zat
warna hijau daun. DI dalam bawang putih
juga terdapat vitamin dan mineral serta trace elemen (Selenium dan
germanium).
Khasiat secara umum
(credit to Stavelikova, 2008) |
Antihipertensi,
antihiperlipidemik, antimicrobial, anti thrombotic, anticarcinogenik. Bawang
putih juga berfungsi sebagai hepatoprotektif yang melawan racun di hati, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan waktu
penjendalan darah. Allicin banyak diketahui lebih berpotensi sebagai antibiotik
dibandingkan penisilin dan tetrasiklin. Bawang putih yang telah diolah juga
efektif untuk mengobati cacing dalam usus. Sediaan bawang putih secara topical
(oles) digunakan untuk mulut dan rongga vagina. Kecepatan pencernaan juga dapat
ditingkatkan dengan bawang putih, mengurangi gas dan kembung, menurunkan kadar
gula darah dengan mensekresikan insulin.
Penggunaan pada Ikan dan Udang
Penggunaan bawang putih dalam pengobatan ikan sangatlah
penting sebab kemampuannya untuk meningkatkan sistem kekebalan non spesifik,
melawan penyakit, dan meningkatkan pertumbuhan. Bahan aktif allicin dalam
bawang putih mampu membasmi berbagai patogen seperti fungi, bakteri, dan virus.
Kandungannya juga dipercaya dapat berperan sebagai imunostimulan dana gen anti
infeksi. Pada ikan rainbow trout dan L. rohita, pakan yang mengandung
bawang putih mampu melawan infeksi A. hydrophila.
Pada udang, bawang putih banyak digunakan pembudidaya di
Thailand untuk membersihkan saluran pencernaan udang. POtensinya untuk
mengobati bakteri vibrio sudah dipastikan namun baru secara in vitro saja. Sedangkan
potensi untuk mengobati infeksi jamur dan virus hingga saat ini belum
diketahui.
Toksisitas
Salah
satu studi menyebutkan bahwa pada benih/ tokolan ikan nila, pemberian bawang
putih mentah kasar dapat menimbulkan kematian pada dosis 2,259.44 mg/L selama 2
hari. Kematian ditandai dengan pernafasan yang meningkat, gerakan operculum
yang cepat, dan pergerakan acak di permukaan air. Pada kasus lain, rice
field eel, Monopterus albus yang diberi pakan mengandung allicin dengan
takaran 800mg/kg pakan mati dalam 3 hari. Hal ini mengindikasikan bahwa kadar
bawang putih yang terlalu tinggi tidak akan meningkatkan pertumbuhan, namun
akan mengganggu kesehatan. Diduga komponen alkyl sulfide yang meningkat di usus
mengganggu metabolism normal dan menekan mitosis sehingga pertumbuhan terhambat
dan muncul kematian.
Referensi
Al-Salahy, M. B. 2002. Some physiological studies on the
effect of onion and garlic juices on the fish, Clarias lazera. Fish
Physiology and Biochemistry 27: 129–142, 2002.
Chitmanat, C. Kitiwan Tongdonmuan, Wichan Nunsong. 2005. The
use of crude extracts from traditional medicinal plants to eliminate Trichodina
sp. in tilapia (Oreochromis niloticus) fingerlings. Songklanakarin J. Sci.
Technol., 2005, 27(Suppl. 1) : 359-364
Colorni, A., Rami Avtalion, Wayne Knibb, Evelyn Berger,
Barbara Colorni, Bracha Timan. 1998. Histopathology of sea bass Dicentrarchus
labrax experimentally infected with Mycobacterium marinum and treated with
streptomycin and garlic Allium satiÍum/ extract. Aquaculture 160 1998. 1–17
Farahi, A., Milad Kasiri, Mohammad Sudagar, Mohsen S. Iraei,
Morteza D. Shahkolaei.2010. Effect of garlic (Allium sativum) on growth
factors, some hematological parameters and body compositions inrainbow trout
(Oncorhynchus mykiss). AACL Bioflux, 2010, Volume 3, Issue 4.
Hidayah, H.A. Tanaman herbal Untuk Meningkatkan Kesehatan
Ikan
Kasornchandra,
J., 2005. Aplication of garlic (Allium sativum) as an alternate therapeutic for
marine shrimp.
Proceeding of the JSPS International Symposium: Productivity techniques and
effective utilization
of aquatic animal resources into the new century. Kasetsart University,
Thailand. Page 114-119.
Kelompok Sawargi Aquatic. 2009. Pengobatan Ikan dengan
Tanaman Herbal. Presentasi
Muniruzzaman, S. dan
Chowdhury, M.B.R. 2008. Evaluation of Medicinal Plants Through Fish
Feed against bacterial Fish Disease. Progress. Agric. 19(2) : 151-159, 2008
Santra, S., Archana Sinha, Chanchal Mondal. 2016. Effect
of Herbal Plant (Garlic) Against Common Disease in Gold Fish, Carassius Auratus
(Linn. 1758). IJLTEMAS Volume V, Issue III, March 2016
Stavelikova, H. 2008. Morphological characteristics of
garlic (Allium sativum L.) genetic resources collection – Information. Hort.
Sci. (Prague), 35, 2008 (3): 130–135
Syakya, S.R. dan Labh, S.N. 2014. Medicinal uses of
garlic (Allium sativum) improves fish health and acts as an immunostimulant in
aquaculture. EJBB 2014; 2 (4): 44-47
Trobos aqua. 2017. Bawang putih untuk Obat Aeromonas.
Trobos Aqua edisi 55 Tahun V
No comments:
Post a Comment