-->

Referensi

    Thursday, 9 March 2017

    Lernaeasis


    Nama lain:  Anchor worm [1], Kutu Jarum, Cacing jangkar [2], cacing sauh [3]

    Etiologi/ penyebab:  
    Arthropoda kelas Copepoda  Lernaea.sp. Memiliki bentuk cambuk, panjang 5-10cm, mudah terlihat secara kasat mata [2]. Ada sekitar 110 spesies Lernea  yang telah ditemukan [11], diantaranya L. cyprinacea[5], L. devastatrix, L. oryzophila, L. papuensis, L. lophiara. Identifikasi jenis Lernaea didasarkan pada bentuk holdfast yang sangat tergantung dari lokasi organ hospes dimana parasit melekat [6]. Parasit ini memiliki panjang 1-2cm [8]

    morfologi Lernaea.sp (fishpatogen.net)
    Hospes :
    ikan bandeng, nila,mas[1], ikan air tawar [3], dapat menginfeksi ikan air payau

    Stadium rentan :
    Terutama benih [7] namun parasite ini juga banyak dilaporkan menyerang berbagai ukuran dan umur ikan termasuk ikan dewasa [12]

    Epizootiologi:
    Parasit ini umumnya ditemukan di daerah beriklim sedang, saat musim panas atau pada daerah tropis [3]. PArasit ini telah menyebar ke seluruh dunia. Umumnya penyakit bersifat epizootik.  Telah banyak kerugian yang ditimbulkan akibat parasit ini. Di Indonesia, Lernaea telah menyebar ke berbagai pusat pembenihan [6]. PArasit ini akan ditemukan di kolam budidaya, pasar ikan, maupun ikan liar. Pada awalnya lerneasis hanay ditemukan pada ikan mas, namun pada perkembangannya ditemukan pada spesies air tawar lainnya. Bahkan di Fiipina juga ditemukan di ikan payau seperti bandeng. Penularan penyakit ini secara langsung melalui kontak dengan ikan sakit.Ikan liar juga dapat menjadi sumber penyakit [12]


    Siklus hidup
    Secara umum siklus hidupnya meliputi Nauplius, copepodit, dan bentuk dewasa [4]. Stadium copepodit, parasit ada di sekitar tubuh ikan dan menggigit kulit atau lendir [5]. Lernaea jantan mengaitkan tubuhnya pada Lernaea betina. Setelah betina menancapkan tubuhnya ke betina, perkembangan kantung telur dimulai. Perkembangan ini dapat dilihat tanpa alat bantu. Setelah dibuahi, telur akan dilepas ke air untuk menetas menjadi larva yang mampu berenang. Berakhirnya siklus hidup ditandai dengan lepasnya telur ke air. Kemudian Lernaea akan mati dan meninggalkan luka menganga pada hospes [2]. Siklus hidup  Lernaea  membutuhkan 21-25 hari [4].  Lernaea tidak akan bereproduksi pada suhu <14oC [9]


    Gejala Klinis
    Pada Laernea,  hanya yang betina yang menjadi parasit. Parasit dapat tampak menyolok di permukaan tubuh,lubang hidung, pangkal sirip, insang, dan rongga pipi[1]. Ikan biasanya terlihat menggosokkan diri, melompat dari permukaan air. Di tempat melekatnya Lernaea akan tampak bercak merah[2]. Terkadang parasit diselubungi oleh lumut sehingga tampak seperti membawa bendera hijau [7]. Infeksi pada ikan kecil tidaklah fatal kecuali menimbulkan iritasi. Pada ikan besar kerap mengganggu respirasi. Kebanyakan ikan mampu bertahan namun  dalam kondisi kronis menyebabkan perlambatan pertumbuhan dan memperburuk kondisi tubuh [11]

    Perubahan patologi
    Kulit dan otot mengalami yang pembengkakan dan ulcer mengakibatkan nekrosis. Tempat melekatnya parasit dapat menjadi tempat masuknya infeksi. Apabila melekat pada kepala, akan mengakibatkan abnormalitas berupa perubahan bentuk dan berputarnya rahang. Parasit yang melekat di mata menimbulkan kebutaan [1]. Pada ikan kecil, ukuran Lernaea yang besar dapat merusak organ internal ikan [8]. Parasit ini bahkan dapat menancapkan tubuhnya di rongga tubuh ikan dan menancap di organ hati. Parasit yang menancap ini akan menimbulkan ulcer atau kelukaan  yang kemudian berkembang menjadi nodul fibrous di sekitar kepala copepod. Bahkan pada Lernaea poymorpha dapat meningkatkan keradangan dengan banyaknya sel radang yang berkumpul di tempat menancapnya Lernaea [9]. Sisik dapat mengelupas, pada area tertancapnya parasite akan mengaami hiperemi dan pembengkakan [12]

    ikan terinfeksi Lernaea.sp  (fishpatogen.net)


    Patogenesitas
    Ujung anterior Lernaea betina akan menancap pada otot dengan tubuh panjang yang memiliki dua kantung telur menonjol di permukaan tubuh [1]. Lernaea akan menyerap darah dan cairan tubuh hospes. [2]

    Metode Diagnosa
    Diagnosa cukup mudah,dengan pengamatan makroskopis dan mikroskopsi [1]. Ketika dilakukan pengerokan kulit, kepala parasit Lernaea akan tetap tertanam di ikan dan hanya meninggalkan tubuhnya saja. Pemeriksaan secara histopatologi mungkin dapat digunakan untuk mengidentifkasi bentuk yang menancap secara permanen di tubuh [10]

    Pencegahan dan Pengendalian
    Serangan Lernaea dicegah dengan menjaga kebersihan, menghidari keluar-masuknya ikan baru, memberikan cukup pakan, mengeluarkan ikan yang mati dengan segera [2]. Terhadap air harus dilakukan penyaringan sebelum dialirkan atau menggunakan bahan kimia untuk membasmi stadium Nauplius dan copepodid pada cacing ini [4]. Pemindahan ikan untuk sementara waktu, 7 hari akan sangat membantu sebab stadium larva tidak mampu bertahan tanpa hospes dalam kurun waktu tersebut [11]
                    Pada ikan dewasa,tindakan pengendalian dilakukan dengan melakukan pengeringan dan pengapuran [1]. Stadium cacing dewasa lebih sulit dibasmi karena memiliki kitin yang kebal bahan kimia [4]. Pencabutan Lernaea dengan pinset harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak stress. Pasca dicabut,luka diolesdengan Iodium [2] atau ikan direndam dengan larutan tetrasiklin 250mg/ 500mL air selama 2-3 jam. Perendaman diulang 2-3 hari. Lernaea yang sudah dicabut langsung dikubur atau dibakar [4].


    Pengobatan Lernaeasis


    Sumber: [1], [2], [7], [8], [10], [13]

    Referensi

    1. Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department.
    2. Afrianto, E., Evi Liviawaty, Zafran Jamaris, Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta Timur
    3. Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
    4. Supian, E. 2013. Penanggulangan Hama & Penyakit Pada Ikan. Pustaka Baru Press: Yogyakarta
    5. Afrianto, E. dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta
    6. Shatrie, D.N., Imamudin, K., Nurcahyo, W., Triyanto. 2011. Identifikasi Lernaea.sp yang Menginfeksi Ikan Arwana Irian {{Scleropagesjardinii (Saville-Kent, 1892)}} di Merauke, Jakarta, Bogor, dan Depok. Berita Biologi 10(6) - Desember2011
    7. Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan.
    8. Aquaculture Fisheries Division.2009. Good Aquaculture Series 4. Agriculture. Fisheries and Conservation Department
    9. Robert, R.J. 2009. Fish Pathology.  WB Saunders: Idaho
    10. Noga, E.J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Wiley-Blackwell: Iowa
    11. Steckler, N. dan Yanong,R.P.E. 2013. Lernaea (Anchorworm) Infestations in Fish. IFAS University of Florida
    12. Sugianti, B. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Dalam Pengendalian penyakit Ikan. Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS-702)
    13. Hoffman, G.L. 1999.  Parasites of North American Freshwater Fishes. Cornell University Press

    1 comment: