Nama lain: Anchor worm [1], Kutu Jarum, Cacing
jangkar [2], cacing sauh [3]
Etiologi/ penyebab:
Arthropoda kelas Copepoda Lernaea.sp. Memiliki bentuk cambuk,
panjang 5-10cm, mudah terlihat secara kasat mata [2]. Ada sekitar 110 spesies Lernea
yang telah ditemukan [11],
diantaranya L. cyprinacea[5], L. devastatrix, L. oryzophila, L.
papuensis, L. lophiara. Identifikasi jenis Lernaea didasarkan pada
bentuk holdfast yang sangat tergantung dari lokasi organ hospes dimana parasit
melekat [6]. Parasit ini memiliki panjang 1-2cm [8]
ikan bandeng, nila,mas[1], ikan air tawar
[3], dapat menginfeksi ikan air payau
Stadium rentan :
Terutama benih [7] namun parasite ini
juga banyak dilaporkan menyerang berbagai ukuran dan umur ikan termasuk ikan
dewasa [12]
Epizootiologi:
Parasit ini umumnya ditemukan di daerah
beriklim sedang, saat musim panas atau pada daerah tropis [3]. PArasit ini
telah menyebar ke seluruh dunia. Umumnya penyakit bersifat epizootik. Telah banyak kerugian yang ditimbulkan akibat
parasit ini. Di Indonesia, Lernaea telah menyebar ke berbagai pusat
pembenihan [6]. PArasit ini akan ditemukan di kolam budidaya, pasar ikan,
maupun ikan liar. Pada awalnya lerneasis hanay ditemukan pada ikan mas, namun
pada perkembangannya ditemukan pada spesies air tawar lainnya. Bahkan di
Fiipina juga ditemukan di ikan payau seperti bandeng. Penularan penyakit ini
secara langsung melalui kontak dengan ikan sakit.Ikan liar juga dapat menjadi
sumber penyakit [12]
Siklus hidup
Secara umum siklus hidupnya meliputi Nauplius,
copepodit, dan bentuk dewasa [4]. Stadium copepodit, parasit ada di sekitar
tubuh ikan dan menggigit kulit atau lendir [5]. Lernaea jantan
mengaitkan tubuhnya pada Lernaea betina. Setelah betina menancapkan
tubuhnya ke betina, perkembangan kantung telur dimulai. Perkembangan ini dapat
dilihat tanpa alat bantu. Setelah dibuahi, telur akan dilepas ke air untuk
menetas menjadi larva yang mampu berenang. Berakhirnya siklus hidup ditandai
dengan lepasnya telur ke air. Kemudian Lernaea akan mati dan
meninggalkan luka menganga pada hospes [2]. Siklus hidup Lernaea membutuhkan 21-25 hari [4]. Lernaea tidak akan bereproduksi pada
suhu <14oC [9]
Pada Laernea, hanya yang betina yang menjadi parasit. Parasit
dapat tampak menyolok di permukaan tubuh,lubang hidung, pangkal sirip, insang, dan
rongga pipi[1]. Ikan biasanya terlihat menggosokkan diri, melompat dari
permukaan air. Di tempat melekatnya Lernaea akan tampak bercak merah[2].
Terkadang parasit diselubungi oleh lumut sehingga tampak seperti membawa
bendera hijau [7]. Infeksi pada ikan kecil tidaklah fatal kecuali menimbulkan
iritasi. Pada ikan besar kerap mengganggu respirasi. Kebanyakan ikan mampu
bertahan namun dalam kondisi kronis
menyebabkan perlambatan pertumbuhan dan memperburuk kondisi tubuh [11]
Perubahan patologi
Kulit dan otot mengalami yang
pembengkakan dan ulcer mengakibatkan nekrosis. Tempat melekatnya parasit dapat
menjadi tempat masuknya infeksi. Apabila melekat pada kepala, akan mengakibatkan
abnormalitas berupa perubahan bentuk dan berputarnya rahang. Parasit yang
melekat di mata menimbulkan kebutaan [1]. Pada ikan kecil, ukuran Lernaea yang
besar dapat merusak organ internal ikan [8]. Parasit ini bahkan dapat
menancapkan tubuhnya di rongga tubuh ikan dan menancap di organ hati. Parasit
yang menancap ini akan menimbulkan ulcer atau kelukaan yang kemudian berkembang menjadi nodul fibrous
di sekitar kepala copepod. Bahkan pada Lernaea poymorpha dapat
meningkatkan keradangan dengan banyaknya sel radang yang berkumpul di tempat menancapnya Lernaea
[9]. Sisik dapat mengelupas, pada area tertancapnya parasite akan mengaami
hiperemi dan pembengkakan [12]
ikan terinfeksi Lernaea.sp (fishpatogen.net) |
Patogenesitas
Ujung anterior Lernaea betina akan
menancap pada otot dengan tubuh panjang yang memiliki dua kantung telur
menonjol di permukaan tubuh [1]. Lernaea akan menyerap darah dan cairan
tubuh hospes. [2]
Metode Diagnosa
Diagnosa cukup mudah,dengan pengamatan
makroskopis dan mikroskopsi [1]. Ketika dilakukan pengerokan kulit, kepala parasit
Lernaea akan tetap tertanam di ikan dan hanya meninggalkan tubuhnya
saja. Pemeriksaan secara histopatologi mungkin dapat digunakan untuk
mengidentifkasi bentuk yang menancap secara permanen di tubuh [10]
Pencegahan dan Pengendalian
Serangan Lernaea
dicegah dengan menjaga kebersihan, menghidari keluar-masuknya ikan baru,
memberikan cukup pakan, mengeluarkan ikan yang mati dengan segera [2]. Terhadap
air harus dilakukan penyaringan sebelum dialirkan atau menggunakan bahan kimia
untuk membasmi stadium Nauplius dan copepodid pada cacing ini [4]. Pemindahan
ikan untuk sementara waktu, 7 hari akan sangat membantu sebab stadium larva
tidak mampu bertahan tanpa hospes dalam kurun waktu tersebut [11]
Pada
ikan dewasa,tindakan pengendalian dilakukan dengan melakukan pengeringan dan
pengapuran [1]. Stadium cacing dewasa lebih sulit dibasmi karena memiliki kitin
yang kebal bahan kimia [4]. Pencabutan Lernaea dengan pinset harus
dilakukan hati-hati agar ikan tidak stress. Pasca dicabut,luka diolesdengan
Iodium [2] atau ikan direndam dengan larutan tetrasiklin 250mg/ 500mL air
selama 2-3 jam. Perendaman diulang 2-3 hari. Lernaea yang sudah dicabut
langsung dikubur atau dibakar [4].
Pengobatan Lernaeasis
Sumber:
[1], [2], [7], [8], [10], [13]
Referensi
- Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department.
- Afrianto, E., Evi Liviawaty, Zafran Jamaris, Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta Timur
- Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
- Supian, E. 2013. Penanggulangan Hama & Penyakit Pada Ikan. Pustaka Baru Press: Yogyakarta
- Afrianto, E. dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta
- Shatrie, D.N., Imamudin, K., Nurcahyo, W., Triyanto. 2011. Identifikasi Lernaea.sp yang Menginfeksi Ikan Arwana Irian {{Scleropagesjardinii (Saville-Kent, 1892)}} di Merauke, Jakarta, Bogor, dan Depok. Berita Biologi 10(6) - Desember2011
- Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan.
- Aquaculture Fisheries Division.2009. Good Aquaculture Series 4. Agriculture. Fisheries and Conservation Department
- Robert, R.J. 2009. Fish Pathology. WB Saunders: Idaho
- Noga, E.J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Wiley-Blackwell: Iowa
- Steckler, N. dan Yanong,R.P.E. 2013. Lernaea (Anchorworm) Infestations in Fish. IFAS University of Florida
- Sugianti, B. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Dalam Pengendalian penyakit Ikan. Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS-702)
- Hoffman, G.L. 1999. Parasites of North American Freshwater Fishes. Cornell University Press
Makasih
ReplyDelete