Nama lain: Cacing insang [2], Gill Fluke [3]
Etiologi/ penyebab:
parasit Dactylogyrus.sp,
Cychlidogyrus.sp, Quadricanthus.sp [2]. Termasuk ordo dactylogydae family
diplectanidae [3]. Trematoda jenis monogenean, berbentuk pipih, bagian ujungnya
dilengkapi alat yang berfungsi sebagai pengait dan alat penghisap darah [1].
Memiliki dua titik mata dan pada ujung kepalanya terdapat 4 buah tonjolan [2].
Memiliki alat penghisap (sucker) dan panjang 0,5-1mm [3]. Parasit ini bersifat
ovipar [4]. Haptor atau alat pengait memiliki
sepasang kait dengan satu baris kutikula dan 16 kait utama, dan sepasang
kait kecil. Bagian posterior, aat penghisap (ophistapor) memiliki 1-2 kait
besar dan 14 kait marginal di bagian posterior [7]
Hospes :
semua jenis ikan air
tawar [2]. Dikatakan juga spesifik pada cyprinidae. Kadang ditemukan di hemiramphidae
dan satu spesies lele (Clarias bastrachus) [8]
Stadium rentan : benih [2], ikan kecil, indukan [8]
Epizootiologi:
Parasit ini tersebar luas di seluruh
dunia. Secara geografis keberadaan parasite ini tidak terlaporkan dengan jelas
sebab masih banyaknya kesalahan identifikasi antara Dactylogyrus dan Gyrodactylus. PAda beberapa kasus, parasite
ini juga dikaitkan dengan infeksi sekunder dari bakteri dan jamur [10] Infeksi
berat dapat menimbulkan kematian 30-100% dalam beberapa minggu [2]. Penularannya
secara horizontal [5].
Siklus Hidup
Tanpa hospes intermediet atau perantara,
seluruh fase hidupnya sebagai parasite [3]. Fase infektif parasite ini adalah
onkomirasidium [2]. Parasit dewasa membebaskan telur ke air. telur akan menetas
menjadi larva berbulu getar (onkomirasidium) yang berenang bebas hingga
menemukan inang. Waktu untuk telur menjadi dewasa bergantung suhu. Suhu yang
lebih rendah akan memperlambat proses pendewasaan dari beberapa minggu hingga
beberapa bulan [4]
siklus hidup Dactylogyrus (gambar dari Noga, 2010) |
Faktor pendukung
Kepadatan tinggi [5].
Gejala Klinis
Dactylogyrus.sp lebih senang
menyerang bagian insang [1]. Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, frekuensi
pernafasan meningkat, lendir berlebih, berkumpul dekat dengan saluran masuk
air, insang pucat dan membengkak [2]. Ikan tampak menggosok-gosokkan tubuhnya
ke dasar kolam atau benda keras lainnya [3]. Bagian operculum akan terbuka
lebih lebar [8]. Kematian biasanya disebabkan oleh pembusukan insang dan kulit
[9]
Perubahan patologi
Pada insang akan teramati hyperplasia
epitel lamella [5]. Parasit memakan sel epitel dan perlekatannya mengakibatkan
hemoragi serta hyperplasia jaringna insang. Infeksi bacterial sekunder biasanya
terjadi dan mengakibatkan kematian.D. vastator menyebabkan hyperplasia
berat dari epitel lamella insang. Proliferasi yang terjadi akan mengganggu
pernafasan dan menyebabkan kematian. Lokasi proliferasi bergantung dari jenis
spesies. D. vastator lebih menyukai bagian tepi lamella insang dan
kematian terjadi pada ikan muda, jarang pada ikan lebih dari 35mm. Sedangkan
pada D. extensus kematian terjadi pada indukan dengan berat 4-7kg [8].
Patogenesis
Dactylogyrus.sp akan merangsang
produksi mucus berlebih dan menyebabkan tepi lamella insang tercabik atau luka.
Pada infeksi berat akan mengganggu pernafasan dan penyerapan oksigen sehingga
ikan kekurangan oksigen dan operculum memerah [4].
Metode Diagnosa
Diagnosa dilakukan dengan pengamatan
visual tingkah laku dan gejala klinis. Diagnosa secara laboratoris dilakukan
dengan pembuatan preparat basah dari insang [2]
Gambar dari Noga, 2010 |
Pencegahan dan Pengendalian
Pencegahan
dilakukan dengan manajemen kepadatan yang optimum dan pemberian pakan yang
sesuai [5]. Pencegahan diupayakan dengan menstabilkan suhu air >29oC.
kadar bahan organic berlebih sebaiknya dikurangi disertai penggantian air [2]. Pengobatan
pada cacing insang relative lebih sulit sebab lebih resisten dan dipersulit
oleh insang yang memiliki mekanisme perlindungan terhadap paparan obat [6].
Eradikasi ikan pembawa dari kolam dapat dilakukan, namun strategi terbaik untuk
keramba di perairan umum adalah melakukan strategi manajemen yang baik [8]
Pengobatan
dapat menggunakan beberapa bahan seperti pada tabel berikut:
Bahan
|
Dosis
|
Aplikasi
|
Keterangan
|
Larutan ammonium
|
1:2000
|
Perendaman selama 5-15 menit
|
|
1ppm
|
Perendaman 5-15 menit
|
|
|
Metilin biru/ Methylene blue
|
1 gram/100cm kubik air
|
Perendaman
|
|
3ppm
|
Perendaman selama 24 jam
|
|
|
garam
|
2,5%
|
Perendaman 10-15 menit
|
|
5000-10000ppm
|
Perendaman 24 jam
|
Tergantung umur dan jenis ikan.Untuk kasus ringan
|
|
5%
|
Perendaman 5 menit
|
|
|
PK (kalium permanganate)
|
4-5 gram/Lt
|
Perendaman
|
|
4ppm
|
Perendaman 12 jam
|
Kasus ringan
|
|
1 bagian: 400000 bagian
|
perendaman
|
Beri aerasi kuat
|
|
Formalin
|
200-250ppm
|
Perendaman selama 30 menit
|
|
20-25ppm
|
Perendaman 24 jam atau lebih
|
Kasus ringan
|
|
1 bagian: 4000 bagian air
|
perendaman
|
Beri aerasi kuat
|
|
Formalin 40%
|
250ppm
|
Perendaman 1 jam
|
|
100-200ppm
|
Perendaman 30-60 menit diulang selama 3 hari
|
Dibarengi dengan aerasi kuat
|
|
Asam asetat glacial
|
0,5 ml/L
|
Perendaman selama 30 detik setiap 2 hari selama 3-4 kali
|
Kasus ringan
|
Air bersalinitas tinggi
|
60ppt
|
Perendaman 15 menit
|
|
Larutan NaCl 2%
|
|
Perendaman 30 menit
|
|
100ppm
|
Perendaman 1 menit
|
|
Sumber: [1],
[2], [3], [5]
Pengobatan secara herbal
[1]
- Afrianto, E. dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta
- Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
- Afrianto, E., Evi Liviawaty, Zafran Jamaris, Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta Timur
- Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
- Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department.
- Noga, E.J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Wiley-Blackwell: Iowa
- Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
- Woo, P.T.K dan Bruno, D.W. 2014. Disease and Disorder of Finfish in cage Culture 2nd Edition. CABI International
- Aquaculture Fisheries Division.2009. Good Aquaculture Series 4. Agriculture. Fisheries and Conservation Department
- Turgut, E. dan Akun. S. 2003. A Review on Gyrodactylidae and Dactylogyridae (Monogeneans) and Their Importance in Aquaculture. GOU Ziraat Fakultesi Dergisi, 2003, 20(2), 43-48
No comments:
Post a Comment