-->

Referensi

    Sunday, 15 January 2017

    Velvet pada Ikan Hias air Tawar

    Nama lain:  Rust Disease, oodiniasis, Golden dust

    Etiologi/ penyebab

    parasit dinoflagellata Oodinium pillularis. Ukuran parasit ini bervariasi. Dinoflagellata merupakan parasit berdiameter 100 mikron , memiliki kromatofora dan nukleus tunggal eksentrik. Saat berenang diameternya menjadi 20 mikron dengan flagella transversal  dengan alur transversal dan flagella longitudinal pada sulcus longitudinal. Bentuk organisme lain yang dapat menimbulkan gejala klinis serupa adalah Oodinium limneticum  dan Oodinium vastotor. Kedua berukuran lebih dari 100 mikron meskipun ukuran khasnya antara 50 – 70 mikron.

    Hospes 
    berbagai ikan hias, jenis anabatinoid, danios, goldfish, dan killifish. Ikan dengan produksi mucus berlebih seperti mandarin dragonet (Synchiropis splendidus) membantu melindungi ikan dari parasit eksternal. Ikan emperor angelfish (Pomacanthus imperator) merupan salah satu spesies yang rentan terhadap amyloodiniasis.

    Spesies rentan
    Ikan yang masih muda lebih rentan terhadap parasit ini, mungkin karena sistem kekebalannya yang belum berkembang dengan baik. Apabila ikan muda ini terpapar, maka spesies lainnya akan terinfeksi juga. Dan bila tidak ditangani ikan dewasa pun akan mati. Terkadang beberapa ikan dapat bertahan dari outbreak, hal ini biasanya disebabkan oleh berkembangnya kekebalan terhadap parasit.


    Faktor pendukung
    Kualitas air yang buruk, kondisi ikan yang stress

    Gejala Klinis
    Pada infestasi berat ikan akan mati dalam 12 jam akibat rusaknya filament insang. Spesies ikan kecil akan mati lebih cepat daripada ikan besar. Parasit ini biasanya terdapat pada sirip dan insang. Parasit menimbulkan gejala berupa lapisan kelabu atau emas pada insang. Terkadang ikan tampak memiliki titik-titik dengan pasir berwarna keemasan. Sepintas penyakit ini mirip dengan jamur dimana  tubuh seperti dibedaki. Bintik-bintik ini berukuran jauh lebih kecil daripada bintik putih pada ich. Pada kondisi tertentu terlihat seperti karat. Apabila disinari dengan senter akan lebih terlihat daripada yang disebabkan oleh ich. Tahapan lanjut sisik akan menjadi rontok.
    Pada stadium awal infeksi, ikan terindikasi menggosok dan menggaruk sebagai upaya ikan untuk melepaskan organsime penyebab. Pernafasan ikan menjadi lebih cepat yakni terlihat dari pergerakan insang makin cepat. Ikan kehilangan nafsu makan, lesu, dan lemah.

    Perubahan patologi
    Insang menjadi melekat dan melipat, memproduksi mucus berlebih. Kulit seperti berdebu dengan ratusan parasit sehingga akan berwarna dari kuning emas hingga hampir merah berkabut. Ikan tampak seperti bercahaya di dalam air dan lesu dengan gerakan operculum ke lateral. Sekresi mucus berkilau berwarna kuning padat terdapat pada insang dan kulit. Secara histologi terlihat adanya organisme besar berbentuk oval (diameter 80 mikron) dengan banyak kromatofora dan nukleus eksentrik tunggal serta melekat pada sel epitel dengan pseudopodia.
            Pada studi yang dilakukan oleh Feraz dan Summerworth (1998), pada ikan corydoras dan Brochis splendens histologi kulit menunjukkan tropont melekat dengan kedalaman berbeda-beda atau tertutup oleh sel epitel yang mengalami hyperplasia. Tropont yang tertutup initelah mati, penutupan ini merupakan akibat dari penetrasi yang dalam dari tropont dan mekanisme pertahanan hospes. Pada insang, infeksi berkaitan dengan hipertrofi epitel secara fokal dan hyperplasia difus, udema, dan fusi lamella serta epitel respirasi

    Prognosis
    Apabila penyakit teridentifikasi lebih awal, paparan yang lebih parah dapat dicegah. Ikan dewasa pada spesies tertentu tahan terhadap infeksi, meskipun demikian ikan tersebut juga akan mati bila tidak ada penanganan. Ikan muda akan lebih mudah mati bila tidak dilakukan penanaganan yang tepat. Namun bila penggunaan bahan pengobatan sudah sesuai, akan diperoleh hasil yang memuaskan.

    Patogenesis dan siklus hidup
    Parasit menyerang kulit dan memasukkan “akar” nya yang terlihat secara mikroskopis. Lokasi favorit untuk menyerang ikan adalah insang sehingga akan menimbulkan gejala megap-megap. Parasit ini menghancurkan lapisan epitel atau jaringan sensitive dari insang. Setelah parasite dewasa, parasit akan lepas dari ikan dan memulai beberapa stadium melalui pembelahan mitosis dan menghasilkan banyak sel yang berflagella. Pada stadium flagella yang berenang bebas, organisme ini tetap memiliki klorofil. Hal ini menyebabkan parasit berwarna emas atau serupa karat. Parasit juga mampu menghasilkan makanan seperti layaknya tumbuhan melalui fotosintesis. Namun ketika menjadi bentuk parasitic seluruh nutrisi dihasilkan dengan memanfaatkan hospes sehingga dapat menimbulkan kematian bila terinfestasi berat. Pada ikan bentuk dinoflagellate tumbuh dengan ukuran 5-6 kali sebelum lepas dan bereplikasi pada stadium berenang bebas. Stadium ini mengharuskan parasit mencari hospes dalam satu hari atau parasit akan mati.
    Gb. siklus hidup parasit Oodinium (pic from Aquarium connection)


    Metode Diagnosa
    Deteksi paling awal dapat teramati dengan perilaku ikan yang menggosok-gosokkan tubuhnya. Deteksi lebih lanjut dapat menggunakan senter pada ruang gelap pada ikan. Bintik putih akan terlihat pada kulit, sirip, dan insang. Diagnosa definitive dapat dilakukan secara visual.
    Gb, Protozoa Oodinium (pic from aquarium connection)


    Diagnosa diferensial
    Penyakit ini memiliki kesamaan karakteristik dengan penyakit Ich. Namun demikian berbeda dengan ich sebab white spot/ bintik putih pada velvet terlihat dengan kasat mata dan tampak seperti taburan bedak di seluruh tubuh ikan (oleh karenanya disebut dengan penyakit golden dust). Pengamatan dapat dilakukan dengan mematikan lampu dan menyorotkan senter pada kulit ikan. Dibandingkan dengan  ich, ikan mengalami perlipatan pada sirip, gatalm dan sirip seperti ditutupi oleh kabut.

    Pencegahan dan Pengendalian
         Prinsip pada pengobatan velvet meliputi tiga hal, penggunaan beberapa bak/wadah, penggunaan bahan kimia, dan suportif. Penyakit ini dapat diterapi dengan 1 sendok makan garam akuarium dalam 5 galon air. Garam juga secara tidak langsung dapat membantu pernafasan ikan. Namun perlu diperhatikan bahwa parasit ini dapat bertahan pada rentang salinitas yang lebar (3 – 45ppt) sehingga treatmen dengan hiposalinitas tidak efektif untuk mengeradikasi parasit ini. Pada ikan air laut, pencelupan pada air tawar dapat menyebabkan kondisi yang menurun pada ikan.
    Organisme ini cukup sulit diobati dengan bahan kimia namun organisme ini memliki respon terhadap treatmen osmotik, kupri/ copper, formalin, mungkin antibiotik golongan quinolone dan metronidazole. Khusus penyakit ini ikan tidak perlu dikarantina.  Terhadap akuarium dapat dilakukan peningkatan suhu dan perawatan kebersihan. Peningkatan suhu dapat dilakukan dengan menyalakan lampu akuarium. Penggunaan karbon filter sebaiknya dihentikan selama perawatan. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air dan kondisi ikan. Pemberian pakan sesuai dosis dan bernutrisi dapat membantu mencegah penyakit ini.
                Penanganan dengan bahan kimia lebih singkat daripada ich sebab stadium velvet  pada ikan melekat pada permukaan tubuh dan tidak terlindungi oleh apapun. Terdapat satu referensi yang menyatakan bahwa strategi penanganan dapat dilakukan juga dengan pengaturan lampu akuarium yang dimatikan kemudian akuarium ditutupi dengan kertas untuk mencegah masuknya semua cahaya. Konsep metode penanganan ini adalah parasit ini memiliki kloroplas dan memperoleh sebagian besar energy dari cahaya. Penanganan semacam ini tidak dapat dipastikan mampu menangani, namun tidak akan membahayakan apabila diterapkan bersamaan dengan pemberian obat.

    Tabel. Pengobatan dengan bahan kimia untuk Velvet disease
    Obat/ Bahan
    dosis
    Penggunaan
    Garam akuarium
    1 sendok makan untuk 5 galon air

    Malachite green 0,75%
    5 tetes dalam 20 liter air

    NaCl 1,5 -2,5%

    Short bath/ rendam sebentar
    NaCl 0,7 – 1%

    Long Bath/ rendam lama
    CuSO4/ Kupri sulfat
    500 ppm
    Rendam selama 1 menit

           Pilihan lain untuk penanganan adalah mengkombinasikan penggunaan kupri sulfat dengan peningkatan suhu air. Peningkatan suhu air 4-5oC hingga suhu menjadi 30oC cukup efektif namun berbahaya. Suhu tinggi akan menurunkan kadar oksigen (kondisi menjadi tidak ideal untuk ikan). Penggunaan kupri sulfat juga harus hati-hati sebab banyak ikan rentan terhadap copper dan tingkat toleransinya berbeda tiap spesies. Disamping itu kesadahan air juga berperan terhadap efek kupri. Apabila tidak cukup sadah maka tidak ada efek yang diperoleh. Kada kupri juga cenderung menurun dan harus sering dipantau apabila diperoleh hasil yang diharapkan.
             Dr Richmond Loh melalui bukunya Fish Vet Essential menawarkan kombinasi Acriflavine, Aminoacridine, dan formalin dalam satu produk. Acriflavine dipandang memiliki hasil yang maksimal dengan efek minimal. Pasca penanganan disarankan juga untuk menggunakan filter karbon untuk mengurangi sisa-sisa emas/ kuning di air. Penurunan suhu dapat memperlambat reproduksi parasit sehingga dapat memberikan sedikit waktu untuk pengulangan pengobatan. Namun harus dievaluasi toleransi spesies terhadap suhu rendah. Beberapa spesies seperti white cloud  dapat hidup dengan baik pada suhu rendah namun yang lain seperti discus tidak bisa.

    Referensi
    Anonim. 2010.  Disease and Treatment. Aquarium connection

    Anonim. 2013. Tropical Fish Handout.

    Debanks, M. 2012. The Betta Fish Owners Guide:How to Choose and Care For Healthy and Happy Cupang Fish. Fred Quaye

    Ferraz, E. dan Sommerville, C. 1998. Pathology of Piscinoodinium spa (Protozoa: Dinoflagellida), parasites of the ornamental freshwater catfishes Corydoras spp. and Brochis splendens (Pisces: Callichthyidae). Disease of aquatic organisms Vol. 33: 43-49. 1998

    Goldstein, R.J. 2004. The Betta Handbook. Barron’s Educational Series: New York
    Harms, C.A. 1996. Treatments for Parasitic Diseases of Aquarium and Ornamental Fish. Seminars in Avian and Exotic Pet Medicine, Vol 5, No 2 (April), 1996: pp 54-63

    Michael, S.W. Common Marinefish Disease. Fish Channel.

    Leger, J.S. Select Condition in The Pathology of Fishes. Article

    Loh, R. dan Landos, M. 2011.Fish Vet Essential.  Richmod Loh Publishing: Perth Australia

    Redaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Ikan Hias Populer.Agromedia: Jakarta

    Reed, E.J. dan Traainor-Scalise- D.M. 2012. Betta Fish. www.bufallobirdnerd.com

    Supian, E.Sweeney, H.R., Palmeiro, B ., Weber, E.P.S. 2009. Bacterial and Parasitic Disease of Pet Fish. Vet Clin Exot Anim 12 (2009) 609–638 doi:10.1016/j.cvex.2009.06.010


    Tullock, J.H. 2006. Betta: Your Happy Healthy Pet. Wiley Publishing: New jersey

    No comments:

    Post a Comment