Nama lain: Rust Disease, Amyloodiniasis, Golden dust
Etiologi/ penyebab: dinoflagellata Piscinoodinium
pillulare.
Hospes : pada ikan carp dan cyprinid [1]
Stadium rentan: Parasit paling patogenik pada ikan muda
dimana akan mengalami kematian dalam 1-2
minggu. IKan yang lebih dewasa mampu hidup untuk beberapa bulan [5].
Epizootiologi
Parasit ini dapat menyebabkan kematian hingga 100% pada
infeksi berat [4].
Siklus hidup dan morfologi
Tropont berwarna kuning-hijau hingga coklat, berbentuk
piriformis atau serupa kantung dengan panjang 140Um. Ketika rudimenter
berbentuk hampir bulat. Tangkai pendek
dengan cakram memanjang dari dasar dan holdfast (rhizocyst) seperti paku
tebal mengelilingi tangkai. Bagian
kepala rhizocyst terbalik pada bagian terpisah (rhizotheca). Theca menutupi
seluruh sel kecuali area cakram untuk melekat. Tepi sel mengandung kloroplas
berbentuk cakram dan banyak granula .Setiap tomont menghasilkan hingga 256
dinospora [2]. Siklus hidup sempurna dalam 10-14 hari pada kondisi optimal.
Suhu optimal untuk P. pillulare adalah= 23-25oC dengan waktu sporulasi
50-70 jam. Pada suhu 15-17oC sporulasi membutuhkan waktu 11 hari. Pada kondisi
padat atau air stagnan dinospora yang diproduksi lebih kecil. Sedangkan pada
suhu rendah siklus hidup lebih lambat dan menghasilkan dinospora lebih besar
[2].
Faktor pendukung
Stres dan kondisi lingkungan buruk [1].
Gejala Klinis
Ikan gelisah, sirip terlipat dan kurus. Populasi parasite di
kulit menyebabkan warna keemasan, berkarat atau putih kecoklatan (dekil). Ikan
sering melakukan gerakan mendadak, cepat, dan technical seimbang “flashing”
yang terlihat jelas pada pagi atau sore hari. Warna tubuh menjadi pucat dan
ikan menggosok-gosokkan tubuhnya pada benda keras [4]. Mukus berlebih, warna kulit menghitam,
dyspnea, anoreksia, dana tau depresi dapat teramati [5].
Perubahan patologi
Parasit ini tidaklah spesifik, dapat melekat di kulit, insang,
sirip, epitel esophagus, dan usus pada beberapa spesies di area tropis [3]. Ulcer
pada kulit, epitel mengalami sloughing dan robek teramati pada beberapa kasus
[5]
Pada insang secara histopatologi mengalami proliferasi epitel,
fusi lamella, dan lepasnya epitel pernafasan insang mengakibatkan hyperplasia
berat pada seluruh filament insang. Tropon parasite yang mempenetrasi
menyebabkan degenerasi dan kolaps pada sel, memicu erosi foal epitel,
proliferasi epitel, dan hilangnya lamella insang. Lapisan dalam epitel menjadi
seperti spons dan mengalami lisis [1]. Nekrosis dan degenerasi filament insang
dapat terjadi [5].
Patogenesis
Berdasarkan studi Lom & Schubert (1983) yang tercantum
dalam Feraz dan Sommerwoth (1998) bahwa efek patogenik P. pillulare
mungkin disebabkan oleh rhizocyst, struktur mikrofilamen yang ada di cakram
perlekatan tropont yang mempenetrasi ke dalam sitoplasma sel epitel. Atau efek
patogenik protozoa ini serupa dengan
spesies laut Amyloodinium ocellatum yang memproduksi toksin atau
iritan yang berkaitan dengan rhizocyst sehingga menimbulkan perubahan meluas
pada epitel [3]. Beberapa Parasit mampu menutupi hampir seluruh epitel yang
mengalami hyperplasia, kemungkinan disebabkan oleh iritasi kronis yang
disebabkan oleh infestasi. Beberapa parasite juga dapat mengalami sporulasi [5]
Metode Diagnosa
Diagnosa awal berdasarkan pemeriksaan klinis dikonfirmasi
dengan pemeriksaan mikoskopis stadium tropont. Tropon memiliki tangkai yang
menonjol yang digunakan sebagai jangkar pada tubuh hospes. Tropont kemudian
membentuk tomont(kista reproduksi). Tomont membelah secara aseksual membentuk
dinospora yang mobile. Tropont dan tomont merupakan stadium penting untuk diagnosa definitive. Tropont berbentuk oval dengan dinding lembut dan terlihat kasat
mata sebagai bintik putih (80-100mikron). Tropont berwarnakuning-hijau,
piriformis atau sel serupa kantung, hampir bulat berukuran 12 x 29 mikron,
dengan sulcus rudimenter dan tangkai pendek
dengan cakram melekat meluas dari dasar hingga holdfast yang tebal
(rhizocyst) [1].
Pencegahan dan Pengendalian [1] [4]
Penanganan parasite ini membutuhkan peningkatan suhu 24-27oC
untuk mempercepat siklus hidup saat pemberian treatmen. Membiarkan ikan selama
2 minggu pada suhu tersebut akan menghilangkan parasite. Dinospora hanya akan
aktif selama 48 jam namun waktu tersebut
harus disertai dengan pembebasan dinospora dari tomont. Pengurangan cahaya
untuk mencegah autotroph juga disarankan selama penanganan. Namun demikian
metode teraman dan paling efektif untuk mengatasi Piscinoodiniasis
adalah dengan perendaman air garam dalam waktu yang cukup lama.
Bahan pengobatan
|
dosis
|
Cara pemakaian
|
Keterangan
|
Formalin
|
|
|
dapat melepaskan tropont namun tidak
menghambat pembelahan
|
|
25-50ppm
|
Rendam selama 12-24 jam, diulang tiap 2
hari sekali
|
|
Kupri
|
0,15mg/L
|
|
|
|
0,5-10ppm
|
Rendam selama 5-7 hri
|
Dengan aerasi kuat dana air diganti
setiap hari
|
Garam
|
7 gr/L
|
Rendam 1-3 menit
|
ikan air tawar tidak dapat mentoleransi
kadar garam tinggi dan potassium permanganate yang melebihi 2mg/L
|
1-10 promil
|
Rendam beberapa jam
|
Pindahkan ke bak bebas parasite,ulang 2-3
hari kemudian
|
|
1 sendok the/ 5 galon air (20L)
|
|
|
|
35ppt
|
Perendaman 1-3menit
|
Untuk melepaskan tropont
|
|
6ppt
|
Rendam selama 96 jam
|
Mengurangi parasite pada ikan yang akan
di kirim
|
|
Potassium permanganate (PK)
|
40mg/L
|
Rendam 3-5 hari
|
|
H2O2 Hidrogen peroksisa
|
150ppm
|
Rendam 30 menit
|
Pindahkan ke air bebas penyakit, diulang
tiap2 hari
|
Referensi
[1] Woo, P.T.K. dan Gregory, D.W.B. 2014. Diseases
and Disorders of Finfish in Cage Culture, 2nd Edition. CAB International
[2] Woo, P.T.K. 2006. Fish Diseases and Disorders Volume
1: Protozoan and Metazoan Infections Second Edition. CAB International
[3] Ferraz, E. dan Sommerville, C. 1998. Pathology
of Piscinoodinium spa (Protozoa: Dinoflagellida), parasites of the ornamental
freshwater catfishes Corydoras spp. and Brochis splendens (Pisces:
Callichthyidae). Disease of aquatic organisms Vol. 33: 43-49. 1998
[4].Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana
Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja
Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan. Kementerian Kelautan dan
Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
[5] Noga, E.J. 2010. Fish disease : diagnosis and
treatment / Second Edition. Blackwell Publishing
No comments:
Post a Comment