-->

Referensi

    Sunday, 22 January 2017

    Velvet pada ikan hias air laut

    Nama lain:  Rust Disease, Amyloodiniosis, Golden dust, marine velvet, Coral fish disease


    Hospes : 
    Berbagai ikan hias, jenis anabatinoid, danios, goldfish, dan killifish. Ikan dengan produksi mucus berlebih seperti mandarin dragonet (Synchiropis splendidus) membantu melindungi ikan dari parasit eksternal. Ikan emperor angelfish (Pomacanthus imperator) merupan salah satu spesies yang rentan terhadap amyloodiniasis.

    Etiologi/ penyebab
    Parasit dinoflagellata Amyloodinium ocellatum. Dinoflagellata merupakan parasit berdiameter 100 mikron , memiliki kromatofora dan nukleus tunggal eksentrik. Saat berenang diameternya menjadi 20 mikron dengan flagella transversal  dengan alur transversal dan flagella longitudinal pada sulcus longitudinal.

    Faktor predisposisi
    Air dengan bahan organic tinggi, kondisi air kurang optimal, merupakan pemicu outbreak penyakit ini. Parasit ini akan tumbuh subur pada suhu 77 – 86oF (25-30oC) dan salinitas 1,012 – 1,021.

    Siklus hidup
    Parasit penyebab velvet memiliki tiga stadium siklus hidup yaitu stadium tropont (parasitik), tomont yang mengkista, dan stadium dinospora yang berenang bebas. Tomont dapat memproduksi hingga 250 dinospora motil. Pada stadium dinospora parasit mencari hospes, apabila tidak dapat menemukan ikan hospes, dinospora akan mati, tomont akan mengalami dormansi untuk waktu yang lama sebelum menetas. Dinospora biasanya akan menyerang insang kemudian mata dan kulit. Ketika parasit melekat pada hospes (melalui struktur yang disebut rizhoid), parasit akan membunuh sel di sekitar tempat melekat. Fase reproduksi saat berenang bebas membutuhkan kondisi air yang optimal dengan pH 8 -8,2 dan kecerahan 1,012 – 1,021, serta bahan organic di atas normal, terutama  nitrat.

    Gb. Siklus hidup Oodinium (pic from Aquarium connection)


    Faktor pendukung
    Kualitas air yang buruk, kondisi ikan yang stres

    Gejala Klinis
    Pada infestasi berat ikan akan mati dalam 12 jam akibat rusaknya filament insang. Spesies ikan kecil akan mati lebih cepat daripada ikan besar. Parasit ini biasanya terdapat pada sirip dan insang. Parasit menimbulkan gejala berupa lapisan kelabu atau emas pada insang. Terkadang ikan tampak memiliki titik-titik dengan pasir berwarna keemasan. Sepintas penyakit ini mirip dengan jamur dimana  tubuh seperti dibedaki. Bintik-bintik ini berukuran jauh lebih kecil daripada bintik putih pada ich. Pada kondisi tertentu terlihat seperti karat. Apabila disinari dengan senter akan lebih terlihat daripada yang disebabkan oleh ich. Tahapan lanjut sisik akan menjadi rontok. Pernafasan ikan menjadi lebih cepat yakni terlihat dari pergerakan insang makin cepat. Ikan kehilangan nafsu makan, lesu, dan lemah. Ikan juga terlihat menggosokkan tubuhnya ke benda-benda keras di dalam akuarium.
     
    Gb. Gejala klinis velvet disease pada ikan hias (pic from tropical fish handout)
    Perubahan patologi
    Pada ikan air tawar, bentuk O. pillularis & O. limneticum menyerang kulit dahulu kemudian menyebar ke insang. Namun tidak demikian dengan air laut, O. ocellatum menyerang insang baru kemudian ke kulit. Kerusakan insang bervariasi dari ringan hingga berat. Hal  ini ditandai dengan gejala pernafasan terengah-engah dan berada di dasar akuarium. Produksi mucus insang berlebih. Kerusakan pada insang meliputi hemoragi, bengkak, dan nekrosis hebat sehingga insang tidak mampu mengirimkan oksigen yang cukup dan menimbulkan ikan lemah dan mati. Ikan menunjukkan bercak kelabu yang bila diperhatikan serupa debu sehingga kulit serupa beludru (velvet). Hemoragi juga dapat terjadi pada kulit.


    Prognosis
    Apabila penyakit ini diketahui lebih dini dari gejala awal maka ikan dapat terselamatkan. Jika masih ada sejumlah ikan yang tidak terinfeksi, beberapa terinfeksi ringan, tindakan yang sesuai dan cepat juga dilakukan.

    Patogenesis
    Oodinium akan mencari inang yaitu ikan sebelum mati dalam 24jam. Oodinium melekat pada ikan dengan flagellum yang kemudian membentuk batang penghisap yang masuk ke dalam kulit dan selaput lendir pada insang. Batang penghisap akan merusak sel-sel disekitarnya dan menghisap nutrisi otot ikan. Setelah berukuran dewasa oodinium akan lepas dan berenang bebas.  Oodinium kemudian membelah menjadi banyak sel baru yang siap mencari inang baru.


    Metode Diagnosa
    Diagnosa dapat dilakukan dengan melakukan wet mount kulit dan insang serta melalui pemeriksaan histopatologi. Pada wet mount, parasit biasanya terlihat dalam jumlah banyak berukuran 40-100  mikron (lebih kecil daripada ich), terlihat gelap dengan inti granula klorofil. Parasit ini tidak bergerak.
    Gb, parasit oodinium pada insang (pic from Tropical Fish Handout)


    Diagnosa diferensial
    Penyakit ini memiliki kesamaan karakteristik dengan penyakit Ich. Namun demikian berbeda dengan ich sebab white spot/ bintik putih pada velvet terlihat dengan kasat mata dan tampak seperti taburan bedak di seluruh tubuh ikan (oleh karenanya disebut dengan penyakit golden dust). Pengamatan dapat dilakukan dengan mematikan lampu dan menyorotkan senter pada kulit ikan. Dibandingkan dengan  ich, ikan mengalami perlipatan pada sirip, gatalm dan sirip seperti ditutupi oleh kabut.

          Pencegahan dan Pengendalian
    Penyakit ini dapat diterapi dengan 1 sendok makan garam akuarium dalam 5 galon air. Garam juga secara tidak langsung dapat membantu pernafasan ikan. Namun perlu diperhatikan bahwa parasit ini dapat bertahan pada rentang salinitas yang lebar (3 – 45ppt) sehingga treatmen dengan hiposalinitas tidak efektif untuk mengeradikasi parasit ini. Pada ikan air laut, pencelupan pada air tawar dapat menyebabkan kondisi yang menurun pada ikan.
    Organisme ini cukup sulit diobati dengan bahan kimia namun organisme ini memliki respon terhadap treatmen osmotik, kupri (bagus untuk air laut), formalin, mungkin antibiotik golongan quinolone dan metronidazole. Khusus penyakit ini ikan tidak perlu dikarantina.  Terhadap akuarium dapat dilakukan peningkatan suhu dan perawatan kebersihan. Peningkatan suhu dapat dilakukan dengan menyalakan lampu akuarium. Penggunaan karbon filter sebaiknya dihentikan selama perawatan. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air dan kondisi ikan. Pemberian pakan sesuai dosis dan bernutrisi dapat membantu mencegah penyakit ini. 
           
    Pengobatan untuk Velvet disease
    Obat/ Bahan
    Dosis
    Penggunaan
    Malachite green 0,75%
    5 tetes dalam 20 liter air

    CuSO4/ Kupri sulfat
    500 ppm
    Rendam selama 1 menit

    Metilen biru dapat menangani kasus ini dengan baik. Kelebihan penggunaan metilen biru adalah transport oksigen yang baik dimana membantu pengiriman oksigen ke dalam insang. Namun demikian metilen biru toksik utuk bakteri nitrifikasi dan sebaiknya digunakan pada bak karantina. Bahan kimia lain yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini adalah acriflavine. Saat penggunaan acriflavine skimmer protein dan karbon tidak digunakan sebab dapat mengeluarkan komponen dari air. Keduanya baru digunakan setelah penanganan selesai. Cahaya juga harus dikurangi selama treatmen. Suhu rendah dapat memperlambat reproduksi parasit sehingga dapat memberikan sedikit waktu untuk pengulangan pengobatan.


    Referensi
    Anonim. 2010.  Disease and Treatment. Aquarium connection

    Anonim. 2013. Tropical Fish Handout.

    Debanks, M. 2012. The Betta Fish Owners Guide:How to Choose and Care For Healthy and Happy Cupang Fish. Fred Quaye

    Goldstein, R.J. 2004. The Betta Handbook. Barron’s Educational Series: New York

    Harms, C.A. 1996. Treatments for Parasitic Diseases of Aquarium and Ornamental Fish. Seminars in Avian and Exotic Pet Medicine, Vol 5, No 2 (April), 1996: pp 54-63

    Leger, J.S. Select Condition in The Pathology of Fishes. Article

    Loh, R. dan Landos, M. 2011.Fish Vet Essential.  Richmod Loh Publishing: Perth Australia

    Michael, S.W. Common Marinefish Disease. Fish Channel.

    Redaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Ikan Hias Populer.Agromedia: Jakarta

    Reed, E.J. dan Traainor-Scalise- D.M. 2012. Betta Fish. www.bufallobirdnerd.com

    Supian, E.Sweeney, H.R., Palmeiro, B ., Weber, E.P.S. 2009. Bacterial and Parasitic Disease of Pet Fish. Vet Clin Exot Anim 12 (2009) 609–638 doi:10.1016/j.cvex.2009.06.010

    Tullock, J.H. 2006. Betta: Your Happy Healthy Pet. Wiley Publishing: New jersey












    No comments:

    Post a Comment