-->

Referensi

    Saturday, 1 July 2017

    Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) - updated

    Nama lain: myo, penyakit udang rebus


    Etiologi/ penyebab: Totivirus, dsRNA, partikel virus berdiameter 40nm [1]

    Hospes: Penaeus vannamei, Farfantepenaeus subtilis  [8]. P. stylirostris dan P. monodon dapat terinfeksi secara eksperimen. Juvenil udang vaname yang dibudidayakan di laut, air payau, maupun air dengan salinitas rendah memiliki dampak terparah dari infeksi ini [1]. Hingga saat ini belum ada laporan infeksi pada udang/ krustasea liar [8]

    Stadium rentan
    Prevalensi IMNV banyak pada juvenil dan dewasa [8]. Namun adapula yang menyatakan IMNV menyerang udang usia 40 hari masa pemeliharaan [7]

    Epizootiologi
    Penyakit IMNV telah dilaporkan terjadi di barat laut Brazil dan di Asia Tenggara [1]. Indonesia merupakan salah satu negara yang secara resmi tercatat sebagai negara yang terinfeksi oleh IMNV.  Laporan pertama IMNV adalah dari Situbondo, Jawa Timur pada bulan Mei 2006. Tahun 2007, IMNV sudah mencapai Sumatera bagian Utara dan 2009 ditemukan di Kalimantan Barat serta Sulawesi. IMNV di Indonesia diduga berasal dari indukan yang diimport dari Brazil. Hal ini mungkin terjadi sebab secara genetic virus IMNV di Indonesia 99,6% identic dengan virus IMNV di Brazil [7]
    Mortalitas dari penyakit ini bervariasi dari 40-70% pada budidaya udang vaname [1]. Kematian mencapai 40-95% atau 7-15 udang per hari untuk udang usia 60-80 hari [4]. Nilai konversi pakan udang juga dapat meningkat hingga 4 atau lebih. Pada daerah dimana IMNV bersifat enzootic, prevalensinya dapat mencapai 100% [1]. Data dari FKPA (Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur) menunjukkan bahwa tingkat kelulushidupan dari kasus IMNV tahun 2011 semakin menurun dibandingkan tahun 2007. Bahkan pada kasus berat SR (tingkat kelulushidupan) hanya tinggal 25% saja [7].
    Penyakit IMNV ini ditransmisikan secara horizontal yaitu dengan kanibalisme. Penularan melalui air dan secara vertikal melalui indukan sangat mungkin terjadi [1]. Berdasarkan salah satu penelitian, IMNV terdeteksi 100% positif pada ovarium dan viabilitasnya rendah pada sperma. Yang artiny, sumber penularan secara vertikal adalah induk betina [8].

     Mortalitas dan morbiditas dapat terjadi pada berbagai stadium, namun stadium juvenil adalah yang paling rentan [2].  Pola serangan secara kronis dapat terjadi namun dengan mortalitas rendah. Penyakit ini sering terjadi melibatkan infeksi lainnya seperti TSV dan WSSV [5]. Namun infeksi ini tidaklah fatal bila dibandingkan dengan virus YHV, TSV, WSSV. Artemia franciscana, pakan alami ini terbukti merupakan vector IMNV. Namun kematian massal udang  L.vannamei yang diberi pakan A. franciscana belum teliti. Bivalvia dan polichaeta juga terdeteksi positif IMNV dari tambak terinfeksi, namun belum diketahui apakah sebagai vector atau karier [8]

    Faktor Predisposisi/ Faktor pendukung
    Suhu dan salinitas diduga kuat berpengaruh sebagai faktor pendukung terjadinya penyakit ini [1]

    Gejala Klinis
    Gejala klinis menciri dari penyakit ini adalah berkurangnya ukuran hepatopankreas, hilangnya transparansi dan warna di sekitar ekor, nekrosis abdomen dan cephalothorax, titik-titik putih di otot serta nekrosis telson [2]. Insang dan organ limfoid juga dapat terdampak [8].  Gambaran ini dapat melanjut menjadi berwarna kemerah seperti udang direbus [4]. Udang yang terinfeksi kehilangan nafsu makan dan berenang di permukaan [6] dan diikuti dengan kematian yang tinggi [7]


    Gb. udang dengan infeksi myo menunjukkan gejala otot berwarna putih, kehilangan transparansi pada beberapa segmen (gambar dari Melena et al., 2012)

    Perubahan patologi
    Organ target utama dari IMNV antara lain otot  skelet (jarang pada otot jantung), jaringan ikat, hemosit, dan sel parenkim organ limfoid. Pada fase akut, penyakit IMNV ditandai dengan area nekrosis yang meluas di otot skelet, terutama pada bagian segmen distal abdomen dan ekor. Pada stadium kronis beberapa ekor udang area nekrosis dapat berwarna kemerahan. Pada pembedahan, organ limfoid mengalami hipertrofi (ukuran membesar 3-4 kali dari normal) [1]. Perubahan otot teramatai 3 hari pasca percobaan injeksi dengan IMNV murni, dan lesi otot benar-benar teramati pada hari ke 5 injeksi [8].

    Pada preparat histologi, penyakit ini dicirikan dengan nekrosis koagulatif yang kadang dtandai dengan oedema diantara serabut otot. Nekrosis ini dapat melanjut menjadi nekrosis liquefactive yang diikuti dengan infiltrasi dan akumulasi hemosit. Pada lesi yang lebih lanjut, hemosit dan otot yang mengalami keradangan akan digantikan dengan matriks longgar fibrosit dan jaringan ikat fibrous yang tersebar diantara hemosit dan foki (yang diduga) dari otot yang meregenerasi [1]. Badan inklusi basofilik dapat terlihat di dalam sitoplasma sel otot, hemosit, jaringan ikat, dan dalam speroid organ limfoid [3]. Hipertrofi pada LO disebabkan oleh akumulasi speroid. Terkadang speroid  menjadi speroid ektopik yangmenyebar dan ditemukan diberbagai organ seperti jantung, insang, tubulus kelenjar antennal, dan tali syaraf ventral [1, 4].

    Gb. Histopatologi udang dengan IMNV. Terdapat infiltrasi sel radang (panah tipis) dan nekrosis koagulative (panah tebal) (Gambar A). Gambar B menunjukkan otot normal (Gambar dari Melena et al., 2012)

    Metode Diagnosa
    Fase akut dan kronis dari penyakit ini dapat didiagnosa secara presumtif dengan histologi. Namun demikian, lesi pada otot skelet dan LO tidak bersifat spesifik untuk IMNV. Informasi yang membantu diagnosa dapat diperoleh dari sejarah penyakit, gejala klinis, morbiditas, mortalitas, dan PCR [1]. Probe spesifik untuk IMNV dengan In situ hibrididsasi saat ini juga sudah banyak dikembangkan untuk mendeteksi penyakit ini [4]. Imunodiagnostik dengan antibody poliklonal juga sudah banyak dikembangkan [8].

    Diagnosa Banding
    Penyakit IMNV berbeda dengan penyakit ekor putih pada udang penaeid dan udang galah, meskipun keduanya menimbulkan gejala yang mirip dengan IMNV. Pada udang penaeid dan udang galah penyakit ekor putih disebabkan oleh nodavirus. Sedangkan penyakitnya disebut Penaeus vannamei Novavirus (PvNV) dan Macrobrachium rosenbergii nodavirus (MrNV) [1].Perubahan warna otot menjadi putih juga dapat disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan (suhu dan salinitas) atau  kondisi udang yang stress [6]. IMNV dapat dengan mudah dibedakan  dengan muscle cramp syndrome dengan adanya infiltrasi hemosit pada otot yang mengalami nekrosis koagulatif. Gambaran ini tidak ditemukan pada muscle cramp syndrome. IMNV tidak bereplikasi di jaringan enteric, hal ini dapat menjadi pembeda dengan penyakit lainnya [8].

    Pencegahan
    Upaya utama yang sebaiknya dilakukan adalah dengan pencegahan.Beberapa hal terkait dengan manajemen dan biosekuriti harus ditingkatkan. Berikut adalah uraian hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya IMNV.
    a   a.  Penerapan manajemen budidaya yang baikPerlakuan manajemen budidaya seperti pembuangan lumpur, sterilisasi air, pemusnahan krustasea serta predator lainnya yang berpotensi menyebarkan penyakit ini [7]. Biosekuriti harus diterapkan. Skrining dan karantina induk atau post larva yang dikirim antar negara serta pengiriman PL yang bebas IMNV menjadi tindakan yang sangat penting untuk mencegah penyakit ini [4]. Dan yang tak kalah penting adalah menjaga kualitas air selalu optimal (DO>4ppm, pH 7,2-8,2, alkalinitas mendekati 120ppm,salinitas >15ppt) [7]
    b. PakanPakan yang diberikan harus cukup, baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Pakan berlebih akan menghasilkan bahan organic yang tinggi [7]
    c.  Menekan VibrioProbiotik dapat digunakan. Usahakan total vibrio dibawah 1% dari total bakteri. Disamping itu juga harus mengambil udang yang menunjukkan gejala stress dari tambak. Hal ini bertujuan menghindari penularan horizontal[7].
    d. Konsep carrying capacity  (daya tampung)Setiap tambak memiliki batas kemampuan untuk menampung udang. Oleh karenanya bila sudah tidak memungkinkan, pemanenan parsial direkomendasikan. BIla tidak, udang akan stress. Budidaya dengan polikultur juga membuahkan hasil yang baik. Nila yang dilepas di tambak dengan jumlah sedikit akan membantu melawan proliferasi patogen melalui mucus epidermisnya yang mengandung polipeptida [7].

    Pengendalian [7],
    Apabila terjadi kasus, beberapa metode pengendalian ini dapat diterapkan:
    a   a. Karantina tambak yang terinfeksi, lakukan sterilisasi
    b.Minimalisir penggantian air
    c. Meningkatkan aerasi
    d.Berikan molase sebesar 25% dari pakan setiap hari atau probiotik serta imunostimulan yang mengandung chitosan, vitamin C, asam lemak omega, glucan, mannan, oligosakarida, fosfolipid, dan astaxanthin serta mineral. Neto dan Nunes (2015) telah melaporkan penambahan 1000 mg/kg of β-1,3/1,6-glucan yang merupakan ekstrak polisakarida  diding sel baker's yeast Saccharomyces cerevisiae dalam pakan untuk L. vannamei meningkatkan SR bila diuji tantang secara oral dengan IMNV. Untuk chitodan juga dapat diberikan dengan dosis 3 ml/kg pakan [8]
    e. Mengambil udang yang mati
    f. Amati siklus bulan terang dan gelap untuk meningkatkan kondisi tambak dengan mengoksidasi bahan organic berlebih menggunakan sodium perkarbonat dan mineral
    g. BIla kematian bertambah buruk, lakukan pemanenan


    Pengobatan
    Loy et al (2012) mengungkapkan penggunaan dosis tunggal rendah (0.02 mg) dari 81 or 153 bp fragment (dsRNA95-475) dapat melindungi dari serangan IMNV [8]. Pada percobaan lain, penggunaan sinbiotik yang diformulasikan dari probiotik Vibrio alginolitycus SKT-bR dan prebiotic oligosakarida kentang (Ipomoea batatas L.) pada udang vaname melalui pakan mampu menunjukkan pertumbuhan yang signifikan setelah diuji tantang dengan IMNV [10]

    Herbal
    Sejauh ini dari penelusuran, belum banyak publikasi mengenai pengobatan herbal untuk IMNV. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyakit ini yang relative baru dan persebarannya terbatas (tidak di banyak negara. Beberapa pengobatan herbal yang telah dipublikasi antara lain:

    a.   a.  Meniran (Phyllantus niruri)
    Pada percobaan digunakan tepung meniran yang dicampur dengan pakan. Tepung disiapkan dari daun meniran yang dikeringkan lalu dihaluskan dan dicampurkan pakan. Meniran yang diberikan sebanyak 20mg/kg pakan. Pelekatan dengan pakan menggunakan putih telur sebesar 2,5% dari pakan. Pemberian meniran ini mampu meningkatkan SR pada udang yang diinfeksi IMNV[9]

    b.   b. Natural herbal oil formulation (formulasi minyak herbal alami)
    Ini merupakan suatu produk yang dipublikasikan oleh perusahaan swasta di Indonesia. Dalam produk ini terkandung ekstrak minyak Lavandulalatifolia, Pinussylvestris, Jasminumofficinale, Citrus limon, Prunumsavium, Viola odorata, Gardenia jasminoides, Cocos nucifera, Rosa damascene dan Eucalyptus globulus. Pada percobaan udang vaname ukuran juvenil (1,9 gram) diberikan formula ini yang dicampur pakan selama 14 hari sebelum kemudian di uji tantang dengan IMNV. Hasilnya adalah tingkat mortalitas menurun dan gambaran nekrosis otot lebih sedikit dibandingkan kontrol positif. Pada penggunaannya, formulasi ini dikombinasikan juga dengan pengaplikasian produk cair ®pondguard sebagai suplemen air. Pada suplemen air ini terkandung minyak esensial Eucalyptus globulus, Pinussylvestris and Lavandulalatifolia yang diaplikasikan dengan dosis 0.2 ppm/hari setelah bak dibersihakn dan penggantian air (20% per hari)[11]

    Referensi
    [1] OIE. 2014. OIE Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals Chapter 2.2.06: White Spot Disease.
    [2] Lopes, M.A.T., Patrícia Raquel Nogueira Vieira-Girão, José Ednésio da Cruz Freire, Ítalo Régis Castelo Branco Rocha, Francisco Hiran Farias Costa, Gandhi Rádis-Baptista. 2011. Natural co-infection with infectious hypodermal and hematopoietic necrosis virus (IHHNV) and infectious myonecrosis virus (IMNV) in Litopenaeus vannamei in Brazil. Aquaculture 312 (2011) 212–216 www.elsevier.com/ locate/aqua-online
    [3] Poulos, B.T dan Lightner, D.V. 2006. Detection of infectious myonecrosis virus (IMNV) of penaeid shrimp by reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Disease of Aquatic organism Vol. 73: 69–72, 2006
    [4]. Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department.
    [5].Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
    [6] Anonim. 2011. Menghadapi Serangan IMNV pada Vaname. Majalah Warta Budidaya. Tahun ke 9 edisi XXIX/2011
    [7] Thong, P.Y. 2011. Prevention and control of IMNV in vannamei shrimp in Indonesia. AQUA Culture Asia Pacific Magazine September/October 2013
    [8] Prasad, K.P,Shyam, K.U., Banu,H.,  Jeena,K., Krishnan, R. 2016. Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) – An alarming viral pathogen to Penaeid shrimps. Aquaculture 477 (2017) 99–105
    [9]. Sukenda, Nuryati, S., Sari, I.R. 2011. Pemberian meniran Phyllanthus niruri untuk pencegahan infeksi IMNV (infectious myonecrosis virus) pada udang vaname Litopenaeus vannamei. Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (2), 192‒202 (2011)
    [10] Oktaviana, A., Widanarni, Yuhana, M.2014. The Use of Synbiotics to Prevent IMNV and Vibrio harveyi Co-Infection in Litopenaeus vannamei. HAYATI Journal of Biosciences Volume 21, Issue 3, September 2014, Pages 127-134

    [11] Babikian, H.Y., Jha, R.K., Babikian, Y.H., Wisoyo, D.,  Asih, Y., Srisombat, S., Jiaravanon, B.2017. Effectiveness of Natural Herbal Oil Formulation against Infectious Myonecrosis Virus in Whiteleg Shrimp Penaeus vannamei. Multidisciplinary Advances in Veterinary Science 1.2 (2017): 50-56.



    3 comments:

    1. Mantap!!!

      Lagi butuh tulisan tentang EHP nih Dok... :)

      ReplyDelete
    2. mau nanya , klw gambaran untuk IMNV menggunakan metode Tisue imprint bagaimana ya? mohon penjelasannya. trima kasihg

      ReplyDelete
      Replies
      1. unruk wet mount bisa dilakukan dengan tissue squash baik diwarnai ataupun tidak. Organ yang diambil untuk metode ini hanya otot dan organ limfoid. Pada otot terlihat serabut-serabutnya menghilang. Pada organ limfoid akan terlihat akumulasi massa sel berbentuk bulat (ini adalah speroid) di antara struktur organ limfoid yang normal.

        untuk lebih jelas bisa cek di http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/aahm/current/chapitre_infectious_myonecrosis.pdf

        Delete